Penggunaan gas LPG (liquified Petroleum gas) tepat sasaran terus didorong oleh PT Pertamina (Persero). Sebagai bentuk komitmen tersebut, Pertamina menggelar program Pinky Movement, dimana pihaknya ingin mengajak pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) untuk naik kelas.
Maksud naik kelas di sini, seperti yang disampaikan oleh Heppy Wulansari, Pjs Vice President Corporate Communication Pertamina adalah, pelaku usaha yang tidak lagi masuk ke dalam kategori mikro dianjurkan untuk menggunakan LPG nonsubsidi atau Bright Gas (gas berwarna merah muda).
“Melalui program Pinky Movement, Pertamina akan terus melakukan sosialisasi kepada para UMKM untuk dapat naik kelas menggunakan LPG nonsubsidi Bright Gas agar pemanfaatannya tepat sasaran,” ujarnya dalam keterangan pers.
Baca Juga: Jasa Marga Salurkan Dana Usaha UMKM Rest Area
Menurut Pinky, akan ada apresiasi dari Pertamina kepada pelaku UMKM yang beralih menggunakan gas LPG nonsubsidi. Salah satu bentuk apresiasi yang diberikan adalah fasilitas pinjaman untuk modal usaha dalam program Pinky Movement.
Program Pinky Movement tak laun adalah program pinjaman modal usaha kepada UMKM outlet LPG untuk mengembangkan bisnis dengan menjual LPG nonsubsidi. Bisa juga UMKM pengguna LPG subsidi yang ingin beralih menggunakan LPG nonsubsidi maupun UMKM kuliner yang ingin mengembangkan bisnis dengan memanfaatkan LPG nonsubsidi.
Program Pinky Movement telah menyasar setidaknya 2.000 outlet dan 100 usaha kecil pengguna LPG subsidi. Heppy menjelaskan, program ini merupakan bagian dari investasi sosial perusahaan, atau kini dikenal sebagai Creating Shared Value.
“Pertamina menawarkan pembiayaan pinjaman murah kepada UKM yang memiliki usaha penjualan LPG atau usaha lainnya di bidang kuliner dan berniat mengembangkan usahanya dengan memanfaatkan LPG nonsubsidi,” kata Heppy.
Baca Juga: Kisah UMKM Pindah Jalur Online Raih Omzet Puluhan Juta
Sementara itu, Arya Dwi Paramita, Vice President CSR dan SMEPP Pertamina, mengatakan bila mengacu peta jalan atau roadmap program Pinky Movement akan dilanjutkan hingga tahun 2023. Akselerasi UMKM naik kelas dinilai akan memberikan multiplier effect, serta dampak sosial yang cukup tinggi, sehingga Pinky Movement berpotensi untuk dilanjutkan dengan penambah sasaran sektor UMKM, yakni sektor industri dan sektor peternakan.
“Kedua sektor ini menempati posisi kedua setelah sektor perdagangan dan kuliner, selain itu memiliki potensi penggunaan LPG dalam menjalankan usaha,” kata Arya.
Sepanjang 2020, program Pinky Movement banyak berfokus pada kegiatan sosialisasi ke region dan mitra binaan pada April – Juni 2020. Selanjutnya, pada Juni – Desember 2020 program berfokus pada pemenuhan dokumen persyaratan, verifikasi dan pencairan dana.
“Setelah mengikuti program ini, UMKM akan mengikuti berbagai program pembinaan agar naik kelas, dari program pelatihan, pembukaan akses pasar, sertifikasi maupun perizinan, mentoring dan coaching serta awarding bagi UMKM yang berpestasi,” kata Arya.
Untuk mendukung UMKM naik kelas, Pertamina memiliki delapan program unggulan, yakni Pertamina UMKM Academy; sertifikasi dan perizinan; display product SME di bandara, lobi hotel, dan rumah BUMN Pertamina; e-learning; publikasi UMKM; penjualan UMKM melalui e-commerce; Katalog Pertamina SME 1000, dan exhibition/virtual exhibition.
Pertamina memproyeksikan sebanyak 75 persen LPG 3 kilogram di antaranya digunakan untuk kebutuhan rumah tangga, 17 persen untuk UMKM, dan sisanya 8 persen digunakan petani dan nelayan.
Baca Juga: Ekonomi Digital Indonesia Masih Terbesar di Asia Tenggara