Perusahaan Harus Perhatikan MRO Agar Tidak Boncos Selama Pandemi

Perusahaan memiliki kebutuhan perawatan, perbaikan dan operasional atau MRO.

Pandemi global Covid-19 memberikan dampak luar biasa terdapat berbagai aspek kehidupan, termasuk perekonomian Indonesia. Para pelaku industri pun harus merumuskan strategi kembali untuk melakukan efisiensi.

Nah, dukungan seperti apa yang dilakukan oleh para pelaku industri untuk membantu sesama agar tumbuh bersama?

Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka, Kementerian Perindustrian Gati Wibawaningsih Menyebut bahwa perusahaan memiliki kebutuhan perawatan, perbaikan dan operasional atau MRO (maintenance, repair and operation).

Yang termasuk dalam kategori MRO adalah barang maupun jasa yang dibutuhkan untuk proses perawatan, perbaikan dan operasional, misalnya suku cadang mesin, pembersih, peralatan keselamatan, perkakas dan lainnya.

“MRO adalah sembakonya industri karena pasti habis dipakai, akibat rusak atau memang sudah waktunya diganti dan lain-lain. Setiap bulan, industri membutuhkan pasokan dari sisi vendor MRO. Jika maintenance tidak beli, pasti repair beli. Atau jika repair tidak beli, operation beli. Kadang ketiganya membeli. Jarang sekali ada perusahaan yang tidak membeli ketiganya dalam satu bulan,” ujar Tony Sartono, Komisaris PT Kawan Lama Sejahtera.

BACA JUGA: 5 Rekomendasi SCI Guna Optimalisasi Industri Perikanan

Sayangnya, biaya terkait MRO seringkali kurang terpantau dengan baik sehingga pengeluaran tidak efisien. Padahal di masa pandemi, efisiensi adalah salah satu kunci dalam bertahan dan memenangkan persaingan.

Dengan pengadaan MRO yang baik, perusahaan dapat meraih efisiensi yang optimal sekaligus meminimalkan downtime operasi dan berdampak positif pada kinerja perusahaan.

PT Kawan Lama Sejahtera, misalnya, membantu kebutuhan MRO para pelaku industri dengan B2B ecommerce, seperti klikmro.com dan kawanlama.com.

Selain menjawab kebutuhan MRO para pelaku industri tanpa harus bertatap muka. ”Ini adalah salah satu cara kreatif yang kami lakukan dalam masa pandemi ini untuk bisa menjangkau customer dengan lebih mudah dan cepat,” tambah Tony.

BACA JUGA: Intip 3 Ide Bisnis Rumahan Bermodal Kecil untuk Anak Muda

Perusahaan lokal, Imajin, bahkan siap mendukung kebutuhan MRO perusahaan lebih dalam lagi demi mencapai efisiensi.

“Kami dapat membantu perusahaan untuk mengembangkan sistem MRO agar memiliki alur yang solid sejak penunjukan vendor, memilih manufaktur yang dibutuhkan, upload data, masuk ke proses manufaktur, hingga melihat progress secara transparan. Dengan cara ini, kita dapat mengetahui supplier dengan harga terbaik, sistem delivery lambat atau tidak, dan masih banyak lagi kemampuannya,” ujar Chendy Jaya, CEO Imajin, yang juga dipercaya oleh Kementrian Perindustrian sebagai manufacturing hub di Indonesia.

Untuk menjawab kebutuhan para pelaku industri, Maysia dan timnya pun melakukan inovasi dengan menggelar Pameran MRO Indonesia 2021 pada Agustus 2021.

Tidak hanya dukungan terhadap industri besar, Pemerintah melalui Kemenperin juga memberikan bantuan terhadap UKMK (usaha kecil mikro dan menengah) atau industri kecil menengah (IKM) melalui kucuran dana mencapai Rp695,2 triliun.

IKM dipandang memiliki peran besar dalam dari sisi unit usaha dan serapan tenaga kerja. Tercatat dari 16,5 juta tenaga kerja, 10,5 juta berasal dari industri kecil menengah yang tersebar di 4,2 juta usaha.

“Kami mendorong IKM melakukan adaptasi bisnis melalui optimalisasi produk dan layanan dengan perluas cakupan bisnis serta melakukan terobosan-terobosan yang belum ada sebelumnya,” tambah Gati, termasuk pemanfaatan teknologi, seperti yang didukung oleh KLS, Imajin dan MRO Indonesia 2021.

Exit mobile version