Pesan Pengajian 2 Bulanan: Habis Ramadhan, Tebar Kebaikan Harus Tetap Jalan

Ustadz Zacky Mirza saat memberi tausiyah dalam halal bi halal dan pengajian dua bulanan.

Sepekan pasca Hari Raya Idul Fitri, JNE menggelar acara halal bi halal dan pengajian dua bulanan. Dalam acara tersebut hadir penceramah kondang Ustadz Zacky Mirza yang memberikan tausiyah, dengan tema ‘Halal Bi Halal dan Peningkatan Ibadah Pasca Idul Fitri.’

Ratusan Ksatria dan Srikandi dari berbagai kantor cabang JNE di seluruh Indonesia mengikuti acara yang disiarkan melalui platform Zoom dan Facebook JNEArjuna, Rabu (11/5/2022) sore. Acara digelar di ballroom lantai 7, Kantor Pusat JNE Tomang 11, Jakarta Barat.

Presiden Direktur JNE, M. Feriadi Soeprapto dan Direktur JNE Chandra Fireta beserta segenap pimpinan JNE lainnya tampak hadir dalam acara yang mengundang anak yatim tersebut. Belasan anak yatim yang diundang diberi santunan, mereka berasal dari Yayasan Penyantun Yatim Petamburan, Tanah Abang, Jakarta Pusat.

Dalam kesempatan tersebut, M. Feriadi menyatakan, setelah berpuasa sebulan maka kembali suci, namun jangan lupa  setelah Ramadhan harus konsisten menjaga ibadah, sedekah dan kebaikan lainnya, maka ujian sebenarnya adalah sekarang setelah Ramadhan berlalu.

Pemberian santunan kepada belasan anak yatim yang diundang dalam acara.

“JNE senang berbagi, maka setelah bulan Ramadhan harus semakin meningkat, jangan sebaliknya. Jika Ramadhan banyak peningkatan kiriman yang dibarengi kerja keras sehingga sukses melewatinya, sehingga customer pun merasa puas, maka hal itu menjadi bekal Ramadhan tahun mendatang di mana customer akan semakin percaya kepada JNE,” ungkap M. Feriadi.

Sementara itu dalam tausiyahnya, Ustadz Zacky Mirza, mengatakan, suka cita menyambut dan merayakan Idul Fitri 1443 H bagi mereka yang mudik ke kampung halaman maupun yang tidak mudik, sudah berlalu. Namun, pada hakekatnya, justeru pasca Ramadhan keimanan seseorang harus terus dijaga untuk bisa istiqamah dan semangat dalam menjalankan berbagai amalan ibadah.

“Idul Fitri bermakna kembali suci, atau minal aidin wal faizin yang berati pemenang atau tidak punya dosa dan salah. Kita di Indonesia disebut Lebaran, yang pertama kali dicetuskan oleh Wali Songo yakni Sunan Kali Jaga, di mana bermakna kembali bersih, setelah saling maaf memaafkan dengan dibarengi tradisi diantaranya ada makanan ketupat sebagai makanan paling istimewa,” tambah sang ustadz.

Baca juga: Memakmurkan Masjid Al Isra H. Soeprapto Soeparno JNE Medan

Menurut Ustadz Zacky Mirza, Idul Fitri dalam perkembangannya di Tanah Air selalu identik dengan silaturahmi, saling memaafkan dan saling memberi hadiah. Mengingat kembali suci dan dosanya sudah diampuni oleh Allah SWT lewat puasa Ramadhan maka setelah Idul Fitri kita harus mempunyai tujuan hidup yakni menjadi pribadi yang lebih baik.

“Tujuan hidup lainnya bagi umat Islam, adalah bahagia di dunia dan akhirat. Bahagia bisa diraih dengan menikmati semua pemberian dari Allah. Bila selama ini banyak yang beranggapan bahwa bahagia itu karena materi maka itu sangat keliru,” ujar sang ustadz yang sering tampil di layar TV tersebut.

Menurutnya, mempunyai banyak materi pasti merasa senang namun belum tentu bahagia apalagi sampai berkah. Keberkahan bisa diraih apabila bahagia dan senang bisa dibagi ke orang lain, terutama mereka yang membutuhkan.

“Beruntunglah JNE yang selalu berbagi kebahagiaan dan kesenangan kepada anak yatim, fakir miskin dan kaum dhuafa lainnya, sehingga Allah niscaya akan memberikan keberkahan kepada JNE,” jelas Ustadz Zacky.  *

Baca juga: Pesan Hari Bumi Dari Pasar Tebet Timur: Konsumsi Secukupnya, Donasikan Selebihnya

Exit mobile version