JNEWS – Petra Yordania adalah nama suatu kota kuno. Banyak orang mungkin mengenalnya dari foto-foto yang sering muncul di brosur wisata atau media sosial. Tampak megah, eksotis, dan nyaris seperti latar film petualangan.
Tapi di balik tampilannya yang memukau, kota ini menyimpan lebih dari sekadar keindahan visual. Ada banyak hal yang belum sepenuhnya dipahami tentang kota ini—dan justru di sanalah letak daya tariknya. Mari kita telusuri lebih jauh dalam artikel kali ini.
Sejarah Kota Kuno Petra Yordania
Kota kuno Petra Yordania memiliki sejarah panjang yang menggambarkan kejayaan dan kemunduran peradaban manusia di wilayah Timur Tengah. Seperti ini sejarahnya.
Awal Mula dan Perkembangan Awal
Wilayah ini sebenarnya telah dihuni sejak zaman prasejarah. Hal tersebut diperkuat dengan bukti pemukiman manusia yang berasal dari sekitar 7000 SM.
Pada Zaman Besi, sekitar abad ke-7 SM, penghuninya adalah bangsa Edom. Mereka memanfaatkan topografi pegunungan untuk pertahanan dan pengelolaan air.
Kejayaan di bawah Kekuasaan Suku Nabatean
Petra mencapai puncak kejayaannya di bawah kekuasaan suku Nabatean. Mereka adalah bangsa Arab nomaden yang menetap di wilayah tersebut pada abad ke-4 SM.
Dikutip dari UNESCO, bangsa Nabatean ini menjadikannya sebagai ibu kota kerajaan. Selain itu, kota ini juga difungsikan jadi pusat perdagangan penting, menghubungkan jalur-jalur utama antara Arabia, Mesir, dan Suriah-Fenisia.
Keahlian bangsa Nabatean terkenal dalam hal pengelolaan air di lingkungan gurun. Karenanya, kota ini pun berkembang pesat. Pada masa jayanya, ada sekitar 20.000 orang menghuni kota ini.
Integrasi ke dalam Kekaisaran Romawi
Pada tahun 106 M, Petra Yordania diambil alih oleh Kekaisaran Romawi dan menjadi bagian dari Provinsi Arabia Petraea. Meskipun mengalami perubahan administratif, kota ini tetap mempertahankan peran pentingnya dalam perdagangan regional.
Namun, kemudian terjadi penurunan signifikan terhadap jumlah penghuni dan aktivitas mereka. Penyebabnya adalah pergeseran jalur perdagangan ke laut dan terjadinya gempa bumi besar yang meluluhlantakkan kota ini tahun 363 M.
Masa Bizantium dan Penurunan
Selama periode Bizantium, kota ini masih dihuni dan menjadi lokasi pembangunan beberapa gereja Kristen. Namun, terus mengalami kemunduran dan akhirnya ditinggalkan secara bertahap.
Pada awal era Islam, Petra hampir sepenuhnya terlupakan. Masih ada beberapa suku nomaden yang masih tinggal di sekitarnya, tapi juga tidak banyak.
Penemuan Kembali oleh Dunia Barat
Petra Yordania akhirnya terlupakan. Hingga di tahun 1812, seorang penjelajah Swiss, Johann Ludwig Burckhardt, menemukan kembali situs ini. Sejak saat itu, kota kuno ini menarik perhatian arkeolog, sejarawan, dan wisatawan dari seluruh dunia. Petra pun menjadi salah satu New7Wonders of the World di tahun 2007.
Baca juga: Keajaiban di Dunia yang Baru: Dari Tembok Besar Tiongkok hingga Taj Mahal
Petra Yordania: Lebih dari Sekadar Tempat Bersejarah
Keindahan visualnya memang luar biasa, tapi yang bikin Petra Yordania benar-benar istimewa adalah detail dan keunikan yang tersembunyi di setiap sudutnya. Yuk, lihat lebih dekat apa saja yang bikin tempat ini bukan cuma tempat bersejarah biasa.
1. Bangunan yang Dipahat Langsung di Tebing Batu
Salah satu hal paling mencolok dari Petra adalah bangunannya yang langsung dipahat di dinding batu. Ya, bukan dibangun dengan batu bata, tapi benar-benar diukir dari satu tebing besar. Melihatnya akan membuat kita yakin bahwa prosesnya pasti makan waktu lama dan butuh keahlian luar biasa.
Bangunan paling terkenal bernama Al-Khazneh, atau sering disebut The Treasury. Bentuknya mirip kuil megah dengan pilar dan ukiran rumit di bagian depan. Tingginya sekitar 40 meter dan tetap berdiri kokoh sampai sekarang.
2. Jalan Masuk Lewat Celah Tebing Sempit Bernama Siq
Untuk sampai ke pusatnya, orang harus jalan kaki melalui lorong sempit sepanjang lebih dari satu kilometer. Namanya Siq. Bentuknya semacam ngarai diapit dinding batu tinggi di kanan-kiri. Suasananya sejuk dan cukup teduh meski di tengah gurun.
Setiap langkah di Siq bikin makin penasaran karena ujungnya tidak kelihatan. Begitu keluar dari celah itu, tiba-tiba langsung disambut pemandangan megahnya The Treasury. Momen ini jadi salah satu pengalaman tak terlupakan bagi siapa pun yang datang ke sana.
3. Sistem Pengelolaan Air di Tengah Gurun
Wilayah Petra Yordania sebenarnya cukup kering karena letaknya di gurun. Tapi orang-orang Nabatean waktu itu bisa mengatur air dengan sangat cerdas.
Mereka bikin saluran air yang mengarahkan air hujan ke kolam-kolam besar. Ada juga bendungan kecil untuk menahan air saat musim hujan datang.
Sistem ini bantu warga punya cukup air untuk minum, masak, dan irigasi. Tanpa sistem ini, kota kuno ini tak mungkin bisa berkembang sebesar itu.
4. Teater Besar yang Juga Dipahat dari Batu
Di sini juga ada teater yang bisa menampung ribuan penonton, yang dipahat dari bukit batu. Sama seperti bangunan lainnya. Bentuknya melingkar seperti teater pada umumnya, lengkap dengan tangga tempat duduk yang bertingkat.
Teater ini dulu dipakai untuk pertunjukan dan upacara. Desainnya menunjukkan pengaruh arsitektur Romawi, walau dibuat oleh bangsa Nabatean. Letaknya juga strategis, jadi pengunjung bisa langsung lihat setelah melewati jalan utama.
5. Pusat Ibadah dan Budaya Suku Nabatean
Buat suku Nabatean, Petra Yordania merupakan pusat keagamaan sekaligus tempat pemujaan dewa dan dewi. Ada banyak kuil, altar, dan simbol-simbol kepercayaan yang masih bisa dilihat sampai sekarang.
Bangsa Nabatean menyembah dewa utama bernama Dushara dan beberapa dewi lain. Menariknya, pengaruh dari budaya Yunani dan Romawi juga kelihatan di gaya arsitekturnya. Jadi, Petra juga jadi bukti percampuran budaya yang unik di masa itu.
6. Diakui sebagai Keajaiban Dunia
Kota kuno ini sudah lama dikenal sebagai situs bersejarah yang luar biasa. Tahun 1985, UNESCO menetapkannya sebagai Situs Warisan Dunia. Lalu tahun 2007, Petra masuk daftar Tujuh Keajaiban Dunia Baru.
Pengakuan ini membuatnya makin dikenal secara global. Tiap tahun, ribuan orang datang untuk melihat langsung keindahan dan keunikan kota kuno ini.
Baca juga: 10 Fenomena Alam Langka dan Menakjubkan di Seluruh Dunia
Petra Yordania masih berdiri diam di tengah gurun. Batu-batu di dindingnya sudah bicara sejak ribuan tahun lalu, tapi masih banyak rahasia tersimpan. Mungkin memang begitu cara kota ini bertahan—dengan tetap menyimpan sebagian rahasia untuk dirinya sendiri.