JNEWS – Bagi yang kerap berbelanja online, pasti familier dengan sistem preorder. Jadi, preorder artinya sistem pembelian sebuah produk yang dilakukan oleh penjual sebelum stok riil barang tersebut tersedia.
Sistem preorder atau PO ini sudah jamak dilakukan oleh berbagai brand baik yang sudah terkenal hingga UMKM. Bahkan, ada produk yang baru buka PO langsung laris manis terjual. Tentunya bagi pemilik online shop butuh strategi yang tepat agar bisa menjaring pembeli untuk membeli barang yang belum ready stock.
Pembeli yang mengikuti PO harus membayar sejumlah uang tertentu di awal, ada juga yang harus bayar lunas. Biasanya besaran pembayaran juga selang waktu transaksi bersifat fleksibel tergantung kesepakatan dua belah pihak.
Preorder Artinya dan Cara Kerjanya
Sistem preorder artinya memesan barang di awal dan menerima barang setelah beberapa saat. Cara ini sudah bukan menjadi hal baru lagi di dunia bisnis. Menariknya, di sisi penjual sistem ini bisa mendatangkan keuntungan karena barang yang belum jadi tetapi siap dijual sudah ada peminatnya.
Adapun alasan mengapa preorder ini dinilai menguntungkan karena praktis dan efisien. Penerapan dari sistem pemesanan ini bisa membuat penjual untuk memproduksi produk sesuai dengan jumlah yang dipesan konsumen sehingga tidak ada produk yang tidak laku terjual.
Cara kerja dari sistem ini cukup sederhana dan praktis. Umumnya para pebisnis memanfaatkan teknologi digital seperti media sosial dan e-commerce untuk melakukan PO. Berikut cara sederhana dalam melakukan sistem preorder.
- Penjual membuat pengumuman di media sosial resmi dengan foto produk, rentang waktu PO, harga, dan cara pemesanan.
- Pembeli yang tertarik akan melakukan cara bayar menyesuaikan dengan ketentuan penjual. Untuk harga biasanya sudah ditentukan apakah harus bayar penuh di awal atau setengah di awal lalu setengah di akhir.
- Penjual melakukan pencatatan dan detail orderan yang masuk.
- Produk diproduksi dan dikirimkan sesuai rentang waktu yang sudah ditentukan di awal.
Contoh produk preorder yang kerap ditemui adalah produk makanan seperti camilan, hampers kue kering, dan sejenisnya. Selain itu, produk teknologi seperti smartphone pun sering melakukan sistem PO dengan menambahkan sejumlah benefit serta harga khusus untuk pembeli. Tak tanggung-tanggung brand raksasa seperti iPhone dan Samsung kerap mengadakan open PO saat produk barunya dirilis.
Baca juga: Tren Bisnis Modal Kecil: Apa yang Populer di 2024?
Keuntungan Sistem Preorder
1. Penjualan dari Produk Akan Lebih Terjamin
Keuntungan pertama dari sistem PO ini adalah penjualan produk yang lebih terjamin. Mengapa demikian?
Ketika menjual produk dengan sistem preorder, penjual akan memproduksi barang sesuai jumlah pesanan atau orderan yang diterima. Dengan demikian, ini akan menghindari kekhawatiran produk akan tersisa dan pendapatan lebih kecil dari modal yang dikeluarkan.
Pendapatan pun sudah bisa diperkirakan apabila sistem PO menggunakan ketentuan bayar penuh di awal. Bahkan penjual tidak perlu modal besar untuk produksi produk.
2. Produk Tidak Mubazir
Dalam merencanakan sistem preorder, biasanya penjual sudah menentukan berapa banyak barang yang akan diproduksi. Dengan demikian, penjual hanya akan menjual di angka tertentu.
Misalnya, open preorder 50 hampers kue kering Lebaran. Jadi, penjual bisa estimasi berapa banyak bahan-bahan kue yang dibutuhkan dan perlengkapan tambahan. Hal ini tentunya akan menghindari terjadinya penumpukan stok bahan dan menekan kerugian.
Jadi, tidak ada lagi istilah produk mubazir dari sistem bisnis ini. Produk laku terjual, keuntungan pun lebih jelas.
3. Menjaga Kualitas Produk
Melakukan sistem preorder, penjual bisa memahami seberapa banyak permintaan masuk. Jadi, kualitas produk pun bisa terjaga bahkan ditingkatkan. Rentang waktu yang ditentukan selama PO akan membuat penjual bisa memproduksi barang tanpa tergesa-gesa.
4. Menimbulkan Hype
Salah satu keuntungan sistem preorder yaitu menciptakan hype di kalangan pembeli. Terlebih produk yang dijual sudah memiliki pelanggan setia dan cukup banyak peminatnya.
Ketika penjual melakukan open PO dengan stok terbatas, hal ini akan membuat pelanggan takut tidak kebagian produk dan segera melakukan pembelian. Efek lainnya, orang yang belum mengenal produk tersebut akan penasaran dan ikutan juga membeli melalui sistem PO.
Cara Mengoptimalkan Sistem Preorder
Preorder artinya jual beli antara penjual dan pembeli dengan kesepakatan terkait pembayaran di awal dan menunggu hingga produknya selesai diproduksi. Dari sisi penjual agar produknya bisa lebih banyak pembeli, ada strategi yang perlu diterapkan. Berikut ulasannya.
1. Perhatikan Kualitas Produk
Sistem PO menuntut kesabaran pembeli dalam menunggu untuk mendapatkan produk. Oleh karena itu, sebagai penjual harus memastikan menjual produk dengan kualitas baik sehingga tidak mengecewakan pembeli.
Dengan menjual produk berkualitas, nama baik brand akan terjaga, lebih percaya diri menawarkan produk dan dipercaya oleh pembeli. Tak hanya itu saja, pembeli tidak akan segan mempromosikan produk berkualitas ke media sosial mereka. Ini tentu saja akan mendongkrak brand awareness produk.
2. Pilih Supplier Tepercaya
Jika tidak memproduksi sendiri dan mengandalkan supplier, pastikan memilih supplier yang tepat. Karena barang dari supplier akan memengaruhi reputasi brand yang dibangun. Ada beberapa hal yang penting untuk diperhatikan dalam memilih supplier terpercaya:
- Kualitas produk, pastikan kualitasnya baik dan sesuai dengan harga yang mesti dibayarkan.
- Ketepatan waktu produksi, hal ini untuk menghindari keluhan pembeli karena ada tenggat waktu pengiriman.
- Harga, pastikan membandingkan harga dengan kualitas produk.
- Komunikasi, sebaiknya memilih supplier yang responsif dan enak diajak berdiskusi.
3. Tentukan Target Penjualan Sebelum Open PO
Menentukan target penjualan sangat penting dan bagian dari strategi penjualan produk. Tentunya semakin besar target yang ingin dicapai, maka membutuhkan usaha serta strategi yang mumpuni.
Target penjualan harus realistis dan berhubungan dengan kapasitas yang dimiliki. Mulai dari modal, sumber daya, bahan produksi dan lain-lain. Tidak perlu memaksakan target tinggi tapi sebaiknya berjalan perlahan saja. Seiring waktu, saat bisnis sudah berkembang, target pun bisa dinaikkan.
4. Buat Aturan dan Jadwal PO yang Jelas
Jadwal preorder harus ditentukan dengan tepat karena berpengaruh terhadap penjualan dan minat beli. Misalnya dengan jadwal buka preorder di awal atau akhir bulan saat orang-orang terima gajian. Tentunya, akan banyak yang mau membeli produk karena sudah gajian.
Setelah menentukan jadwal, maka aturlah aturan agar sistem ini berjalan lancar. Beberapa poin aturan yang mesti diperhatikan antara lain:
- Berapa lama preorder akan dibuka?
- Metode pembayaran?
- Sistem bayar penuh di muka atau setengah di awal lalu setengah di akhir?
- Kapan produk akan dikirimkan?
- Alur pemesanan apakah melalui WhatsApp atau e-commerce?
Dengan menjawab beberapa pertanyaan tersebut, aturan sistem ini pun akan lebih detail dan memudahkan kedua belah pihak bertransaksi.
5. Mencatat Order yang Masuk
Hindari melakukan kesalahan pesanan, oleh karena ini pencatatan orderan masuk harus detail dan tidak boleh terlewatkan satu pun. Perhatikan juga apakah ada permintaan tertentu dari pembeli.
Catatan dengan rapi di Google Spreadsheet misalnya, sehingga mudah untuk ditracking bersama. Pastikan tidak hanya satu orang saja di bagian pencatatan karena harus ada pemeriksaan berlapis untuk menghindari terjadinya kesalahan.
6. Memanfaatkan Media Sosial
Media sosial adalah corong marketing terbaik saat ini. Manfaatkan media sosial seperti Instagram, TikTok yang lagi hype untuk menawarkan produk yang akan preorder.
Namun pastikan konten tersebut misalnya berupa foto haruslah jelas menampilkan keseluruhan produknya. Jangan lupa tambahkan detail informasi seperti harga, deskripsi, ukuran, bahan, alur pemesanan, aturan preorder hingga kontak.
7. Pelayanan yang Ramah dan Responsif
Ketika membuka PO pastinya calon pembeli akan menanyakan segudang pertanyaan terkait aturan, harga dan lain sebagainya. Untuk itu, admin yang memegang media sosial, e-commerce hingga WhatsApp harus bisa memberikan pelayanan ramah dan responsif. Jawab pertanyaan calon pembeli dengan jelas, cepat dan tepat.
Baca juga: Menggunakan Dropshipping sebagai Model Bisnis Modal Kecil
Preorder artinya sistem penjualan yang terjadi antara penjual dan pembeli, di mana pembeli akan membayar di awal dengan estimasi waktu yang sudah ditetapkan hingga menunggu produk tersedia. Sistem ini dinilai efisien bagi pebisnis online untuk mendapatkan keuntungan karena bisa menjual produk sesuai pesanan dan modal tidak terlalu besar. Kendati demikian, kualitas produk harus tetap diperhatikan.