Salah satu bentuk untuk mendukung pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) adalah dengan membeli dan mencintai produk lokal. Hal ini lah yang ditekankan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi), di mana baru-baru ini Presiden Jokowi mengajak swasta, usaha besar, dan semua lapisan masyarakat Indonesia untuk berpihak kepada UMKM atau produk lokal.
Guna mewujudkan hal tersebut, Presiden Jokowi pun meminta ruang strategis di area publik dan pusat-pusat perdagangan milik swasta diberikan kepada UMKM ketimbang produk impor baik di pusat perbelanjaan maupun platform perdagangan digital.
Apa yang disampaikan oleh Presiden Jokowi tak lain merupakan bentuk afirmasi peran negara untuk memberi peluang lebih besar kepada produk lokal. Terlebih, saat ini ada banyak pelaku UMKM produsen produk lokal mengalami penurunan penjualan karena dampak pandemi COVID-19.
Presiden Jokowi pun menilai bahwa mencintai produk-produk Indonesia saja tidak cukup. Menurut Presiden Jokowi, masyarakat juga harus memiliki jiwa membenci produk-produk dari luar negeri.
Baca Juga: Kemenkop UKM Dorong Sinergi Smesco dan Kimia Farma Pasarkan Produk Herbal dan Spa UMKM
Pernyataan dari Presiden Jokowi itu pun direspon oleh Menteri Koperasi dan UKM (Menkop UKM) Teten Masduki. Menurut Teten, salah satu poin yang bisa diambil dari pernyataan orang nomor satu di Indonesia itu tak lain adalah untuk melindungi UMKM lokal.
“Presiden menyampaikan hal ini karena beliau menilai masih ada ketidakberpihakan kepada produk lokal UMKM dalam praktik di pusat perbelanjaan maupun perdagangan digital. Presiden mengajak kita membela, melindungi, dan memberdayakan UMKM agar naik kelas,” ujar Teten dalam keterangan resminya.
Teten menambahkan, Presiden Jokowi selalu memikirkan nasib produk lokal setiap kali berkunjung ke pusat perbelanjaan di Jakarta maupun kota-kota besar lainnya. Presiden sering melihat lokasi strategis dikuasai oleh merek luar yang terkenal.
“Itulah alasan presiden selalu menyampaikan, kapan merek lokal akan naik kelas kalau di negerinya sendiri tidak diberi tempat terbaik?” lanjut Teten.
Baca Juga: BLT UMKM Rp 2,4 Juta Dikabarkan Siap Turun Bulan Ini
Pernyataan Presiden Jokowi tersebut, menurut Teten bukan berarti bahwa Indonesia anti impor. Faktanya, selama ini kebijakan impor juga tidak menghambat merek asing untuk masuk. Dalam sambutannya pun Presiden menyampaikan bahwa Indonesia bukan bangsa yang menyukai proteksionisme. Sejarah membuktikan bahwa proteksionisme justru merugikan.
“Tetapi kita juga tidak boleh menjadi korban unfair practices dari raksasa digital dunia. Transformasi digital adalah win-win solution bagi semua pihak,” tegas Teten.
Menurut Teten, keinginan Jokowi agar produk lokal mendapat tempat lebih baik adalah praktik yang wajar dilakukan pemerintah di semua negara. Sebab, tidak banyak merek lokal yang sanggup bersaing secara setara dengan merek global dengan dukungan sumber daya yang tidak seimbang.
Misalnya kebijakan di Korea Selatan yang mendongkrak produktivitas produk lokalnya mulai tahun 1970-an dengan memberikan pinjaman murah dan perlindungan persaingan pasar kepada jaringan-jaringan bisnis keluarga yang disebut Chaebol.
Pasca krisis ekonomi tahun 2008, Presiden Amerika Serikat Barack Obama juga mengeluarkan kampanye “Buy American” untuk menyelamatkan industri domestik. Saat itu pemerintah AS mendorong warganya untuk membeli produk domestik, menggunakan bahan baku lokal dalam pengadaan pemerintah, serta memberlakukan restriksi tarif produk luar negeri.
“Membela produk UMKM harus dilakukan dengan pilihan kata-kata yang tajam biar semua orang jadi tersadar bahwa kita harus bangga dengan hasil karya anak bangsa sendiri,” tandas Teten.
Baca Juga: Kemendag Dorong Pelaku Usaha Hotel Pakai Produk UMKM