Produk Khas Tarakan yang Mendunia dan Tetap Eksis Saat Pandemic Covid-19

Oleh : Abd. Madjid, Staff JNE Tarakan

Salah satu hasil kerajinan ibu Celsi yang banyak diminati

Saat ini pelaku UMKM (Usaha,Micro,Kecil dan Menegah) dipermudah dengan kemajuan teknologi dalam promosi dan menjual produknya baik melalui online maupun offline. Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di seluruh Indonesia, JNE berperan penting dalam mendukung proses pengiriman dari satu daerah ke daerah lain, hal ini berdampak baik bagi perusahaan JNE dan UMKM sekitar.

Hal yang sangat menarik kali ini adalah salah satu pelanggan setia JNE Tarakan yang bangga menggunakan JNE di setiap pengirimanya. Ibu Agata Celsi “Marco Handmade” salah satu pengrajin di kota tarakan sudah mempercayai produknya dikirimkan melalui JNE Tarakan sejak tahun 2016 sampai saat ini.

“Sangat bangga dengan JNE Tarakan mampu memberikan dukungan untuk para UMKM seperti kami, menyediakan tempat untuk produk kami, dipromosikan dan proses pengiriman dapat dipercaya”, kata ibu Celsi.

Ibu Agata Celsi saat mengirimkan Produk Kerajinannya kepada Customer

Saat ini memang JNE Tarakan mendukung semua pelaku UMKM di kota tarakan. Dengan menyediakan tempat atau wadah penitipan produk yang nantinya akan dilihat oleh customer pada saat proses pengiriman dan dibantu promosi oleh petugas SCO (sales counter officer). Sedangkan untuk proses pengantaran, penjemputan (Pickup point) dibantu oleh tim operasional.

Baca juga : Para Srikandi JNE dibalik Kesuksesan Program Vaksinasi Massal

Ibu Agata Celsi atau biasa disapa dengan Ibu Celsi kelahiran 1 Desember 1969 di kota tarakan, memulai usaha dari hobi membuat kerajinan tangan. Usaha dimulai bulan Desember tahun 2013 (tanpa merek dagang), kemudian awal tahun 2014 baru menggunakan nama usaha “Marco”. Saat itu Ibu Celsi  masih berstatus karyawati di salah satu perusahaan swasta.

“Ada pun nama Marco diambil dari daerah tempat tinggal saya. Pada tahun 2016 saya berhenti menjadi karyawati kemudian berfokus pada usaha kerajian tangan dan juga mengembangan produk aneka tas yaitu berbahan batik/tenun local, kulit kayu, tas seminar  dan produk terbaru dengan mengangkat kearifan lokal ikat kepala khas suku Tidung tarakan yaitu Singal”, jelasnya.

“Selain bahan baku kulit kayu saya juga memanfaatkan bahan daur ulang  kain perca (sisa potongan kain) dan limbah kerang. Ada pun kain perca dibuat tas dan selimut sedangkan limbah kerang  dibuat boneka kerang”, ungkap Ibu Celsi.

Selain diliput dari berbagai media harian, brand marco juga memasarkan produknya sampai ke negeri paman sam tepatnya di New York dari tahun 2015 sampai sekarang. Produk Marco Handmade juga pernah menjadi Finalis satu-satunya dari kalimantan dalam lomba Micro Entrepreneur Award tahun 2018/2019 untuk kategori Art and creative yang diselenggarakan oleh City Bank dan Mercy Corporation.

Namun di tengah maraknya virus covid 19, banyak pelaku UMKM yang mengalami penurunan omset bahkan sampai gulung tikar. Tidak dengan pelanggan setia JNE Tarakan yang satu ini, Ibu Celsi “Marco handmade” tidak kehabisan ide dalam membuat kerajinan tangan.

“Pada saat wabah covid 19 masuk, usaha kami aman saja malah kami mengeluarkan produk baru masker batik dan Singal (Ikat kepala daerah)” kata ibu Celsi.

Masker saat ini menjadi kebutuhan masyarakat dan bisa juga dijadikan fashion yang sangat menarik di tengah pandemi. Hal ini menjadikan permintaan pasar sangat meningkat, terbukti banyaknya pesanan dari  seluruh indonesia membuat produk dari Marco Handmade tetap eksis sampai saat ini.

Tidak sampai disitu, peluang terbesar juga didapatkan oleh ibu celsi dengan adanya peraturan dari walikota tarakan dalam upaya mendukung UMKM Tarakan, ASN ( Aparatur Sipil Negara ) diwajibkan mengunakan dan juga melestarikan budaya khas tarakan dengan memakai pakaian batik lengkap dengan ikat kepala khas suku Tidung tarakan yaitu “Singal”.

“Dengan adanya peraturan dari walikota itu banyak pesanan yang masuk baik masker maupun ikan kepala (singal)” kata Ibu Celsi

Baca juga : Bisa Diandalkan UMKM, Biaya Perawatan DFSK Super Cab Murah Meriah

Ada hal yang menarik dari Ibu Agata Celsi “Marco Handmade” selain membuat kerajian tangan yang sangat unik dengan memanfaatkan limbah juga berkolaborasi dengan pengrajin batik/tenun dikota tarakan dan mampu memberikan lapangan kerja bagi Keluarga,tetangga dan Ibu-ibu disekitar tempat tinggalnya.

“Kalau ada pesanan saya pasti panggil teman-taman, keluarga dan tetangga tergantung banyaknya pesanan dan itu mereka pasti tau” kata ibu Celsi.

Exit mobile version