Punclut Bandung atau Puncak Ciumbuleuit merupakan kawasan wisata yang terkenal. Deretan tempat makan di sepanjang jalan di Kelurahan Ciumbuleuit tersebut menjadikannya tujuan wisata kuliner yang menarik. Pengunjung dapat menikmati hidangan sambil melihat pemandangan dan udara yang menyegarkan atau berswafoto.
Sebelum menjadi destinasi wisata yang terkenal seperti sekarang, Punclut telah mengalami banyak perubahan. Dari tanah produktif menjadi lahan tidur, kemudian menjadi kawasan wisata. ITB pernah membuat diskusi tentang bagaimana Punclut dapat berkembang sebagai kawasan wisata tetapi dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan.
Menyelami Sejarah Punclut Bandung
Punclut Bandung telah mengalami perubahan kondisi yang saling bertolak belakang selama beberapa kali dalam sejarahnya. Punclut sebagai bagian yang sangat penting dari kota Bandung, telah menjadi kawasan wisata yang populer. Di bawah ini adalah perjalanan Punclut dari awal hingga terkenal.
Asal Muasal Punclut Bandung
Ada dua kisah yang sering disebutkan sebagai asal muasal Ciumbuleuit. Pertama, kata Ciumbuleuit berasal kata dari ci artinya air, umbul artinya pejabat di bawah bupati dan leuit yang artinya tempat penyimpanan padi. Diperkirakan Ciumbuleuit dahulu dibangun di dekat sungai.
Sungai tersebut berasal dari Danau Sunda yang mengering karena terkikis dan airnya mengalir keluar. Bekas danau itu menjadi lahan yang subur dan kemudian ditinggali. Puncak Ciumbuleuit merupakan dataran tertingginya. Dari puncak ini akan terlihat cekungan bekas danau purba tersebut.
Kedua, ada cerita rakyat tentang dewa yang menitipkan 3 anak kepada sepasang kakek dan nenek. Anak-anak itu bernama Nyi Sri Pohaci, Dandang Yang Trenati, dan Nyi Centring Manik. Suatu hari mereka kedatangan tamu sehingga si nenek harus memasak. Sayangnya, si nenek hanya punya sebatang padi.
Nenek itu menanak sebatang padi itu dan berpesan agar tutup tempat masak tidak dibuka sebelum matang. Tapi kakek tidak sabar dan membukanya. Si nenek marah lalu membanting tempat masak tersebut beserta isinya. Ajaib! Muncullah tanaman padi yang banyak sehingga mereka panen dan menyimpannya dalam leuit.
Baca juga: 10 Playground di Bandung untuk Liburan Keluarga yang Seru
Punclut Bandung sebagai Hadiah untuk Pejuang
Pada zaman Belanda, Punclut merupakan kawasan erfopacht, yaitu lahan milik negara yang disewakan menjadi perkebunan. Pada tahun 1961, pemerintah memberikan hak milik tanah Punclut seluas 84,21 hektare kepada 943 mantan pejuang Republik Indonesia dengan catatan mereka harus membangun rumah dalam waktu 5 tahun. Karena berbagai sebab, antara lain tidak punya biaya, akses jalan yang belum ada dan sebagainya, tanah tersebut tidak segera dibangun.
Sebagian tanah di Punclut menjadi lahan tidur dan sebagian dibangun warga yang tidak berhak. Ini menimbulkan tumpang tindih kepemilikan tanah dan rumah, yang di kemudian hari menjadi salah satu sumber konflik.
Punclut Bandung Mulai Dikembangkan
Tahun 1997, Menteri Agraria membatalkan surat keputusan kepemilikan lahan Punclut oleh para mantan pejuang. Pemerintah ingin membangun Punclut menjadi Kawasan Wisata Bukit Dago Raya. Karena tidak memiliki modal, pemerintah menggandeng pihak swasta.
Tahun 2004, Punclut ditetapkan sebagai kawasan hijau dan hutan lindung yang akan menjadi paru-paru bagi Bandung dan sekitarnya melalui Perda. Punclut juga merupakan daerah resapan air yang sangat penting bagi Bandung.
Namun tahun 2005, justru mulai terlihat pembangunan yang marak di Punclut. Akses jalan yang bagus membuat banyak warga Bandung pindah ke tempat yang lebih tinggi seperti di Punclut. Pemandangannya yang indah juga menarik perhatian orang untuk sekadar datang. Peluang ini ditangkap pengusaha lokal dengan mendirikan restoran, kafe, hingga hotel.
Punclut Bandung sebagai Tempat Wisata Favorit
Saat ini Punclut sudah beralih rupa menjadi tempat wisata, umumnya kuliner, yang tidak pernah sepi. Jaraknya yang hanya 7 km dari pusat kota Bandung, membuat Punclut menjadi tempat pelarian warga Bandung dan destinasi favorit wisatawan dari luar kota.
Berikut adalah beberapa tempat makan dan tempat rekreasi yang populer di Punclut Bandung.
Dago Bakery Punclut
Meski menggunakan nama bakery, namun Dago bakery tidak hanya menyediakan roti. Berbagai makanan dan minuman juga disediakan. Bentuk bangunannya yang menyerupai kastel di Eropa menjadi ikon Punclut. Pengunjung tak pernah melewatkan kesempatan berswafoto. Bahkan Dago Bakery juga bisa digunakan sebagai lokasi prewedding.
D’Dieuland
D’Dieuland merupakan tempat rekreasi yang menawarkan banyak permainan luar ruangan, antara lain skywalk, flying fox, kolam bola plastik dan sebagainya. D’Dieuland memiliki beberapa spot foto menarik. Dengan warna-warni cerah, D’Dieuland terlihat bagus di foto.
Lereng Anteng Panoramic Coffee
Sesuai dengan namanya, tempat ini menyediakan suasana yang tenang untuk minum kopi. Lereng Anteng menonjol dengan ciri tenda-tenda transparan. Selain untuk melindungi tubuh dari hawa dingin, tenda transparan memungkinkan pengunjung untuk minum kopi sambil melihat pemandangan.
Angkringan de BlankOn
Angkringan memang bukan makanan khas Sunda. Namun restoran ini termasuk yang sering ramai pengunjung. Makanan yang disajikan seperti menu angkringan pada umumnya, yaitu nasi kucing dan berbagai lauk. Di sini juga ada menu Jogja lainnya, yaitu gudeg. Restoran ini tidak mau menyia-nyiakan pemandangan yang ada dengan menyediakan spot foto.
Tafso Barn
Tafso Barn merupakan singkatan dari Talent of Social. Tafso menawarkan tema desain yang unik dan estetik sehingga membuatnya berbeda dengan kafe lain. Pengunjung dapat duduk di dalam atau di luar ruangan. Untuk di luar ruangan, pengunjung dapat memilih berbagai tempat duduk yang dilindungi berbagai bentuk tenda. Tafso Barn juga dilengkapi dengan fasilitas mini golf.
Baca juga: 9 Rekomendasi Hotel di Bandung untuk Keluarga
Demikianlah latar belakang sejarah Punclut Bandung dari asal muasal, perannya sebagai kawasan konservasi hingga menjadi tempat wisata yang terkenal. Dengan memahami pentingnya peran Punclut bagi kota Bandung, hendaknya pengusaha tidak membangun tempat usahanya tanpa izin. Selain itu, wisatawan juga harus ikut menjaga kebersihan dan kelestarian Punclut.