Guna melakukan percepatan koperasi modern dan UMKM naik kelas yang disebut Ekosistem untuk Transformasi Koperasi dan UMKM, Kementerian Koperasi dan UKM (KemenkopUKM) resmi meluncurkan logo baru.
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan, untuk menjadikan Koperasi modern dan UMKM naik kelas, sebagai pemangku utama haru lebih dulu membangun pola pikir yang modern.
“Pola pikir yang mampu merancang ekosistem terbaik untuk Koperasi dan UMKM masa depan,” ucap Teten.
Selama setahun lebih, pandemi mendorong pelaku Koperasi & UMKM untuk beradaptasi dan bertransformasi. Tidak hanya bertahan, tapi juga mematangkan diri dan mempersiapkan UMKM menghadapi tantangan di masa depan.
Dalam kurun waktu itu pula, seluruh karyawan dan karyawati KemenKopUKM beserta Badan Layanan Umum (BLU) di bawah pimpinan MenKopUKM telah bekerja keras, bekerja cerdas, serta bekerja tuntas, membuktikan komitmen untuk membantu dan mendukung sebanyak-banyaknya pelaku Koperasi & UMKM Indonesia bertahan, bangkit, serta pulih.
BACA JUGA :Kendaraan Logistik dan e-Commerce Sumbang Polusi dan Kemacetan Lalu Lintas
Ekosistem ini merupakan perwujudan dari logo baru Kementerian Koperasi dan UKM yang menjadi simbol visi masa depan dan kemajuan yang modern. Rancangan masa depan dengan sebuah landscape baru melalui kekuatan sumber daya bangsa yakni future mobility, future food, future fashion, future craft dan lainnya.
“Melalui simbol kemajuan yang modern, mari bersama-sama kita bangun Ekosistem untuk Transformasi Koperasi dan UMKM masa depan,” kata MenKopUKM.
Logo ini, sambung MenKopUKM, diluncurkan untuk menandai tranformasi UMKM masa depan, yang berbasis kreativitas dan inovasi teknologi. Ini bukan hanya sekadar logo. KemenKopUKM juga mengubah banyak hal, mulai dari tata kelola, hingga cara kerja yang berbasis pada ekosistem.
“Mudah-mudahn nanti UMKM dengan semangat baru dan logo baru, ada spirit, motivasi, dan inovasi baru. Mudah-mudahan UMKM bisa menjadi betul-betul tulang punggung ekonomi nasional dan lebih punya daya saing. Tulang punggung ekonomi nasional bukan hanya ketika krisis tapi juga penopang ekonomi nasional. Untuk itu produknya harus punya daya saing dan inovasi harus terus dilakukan,” tegasnya.
MenKopUKM mengatakan, KemenKopUKM dalam ekosistem baru akan terus adaptif dan berinovasi dalam berbagai program dan kebijakan dengan melakukan perubahan-perubahan yang berorientasi pada kepentingan publik. Untuk itu, sudah menjadi kewajiban melakukan kolaborasi serta kerja sama yang dinamis dan terkoneksi antarekosistem lintas-kementerian, komunitas, profesional, insan koperasi, pelaku UMKM, serta masyarakat.
Berbagai program prioritas telah dilakukan KemenKopUKM untuk mewujudkan kebijakan dan regulasi yang tepat, terukur, dan akuntabel. Antara lain, mendorong terwujudnya Basis Data Tunggal KUMKM serta melakukan kemitraan dan kolaborasi dengan BUMN melalui peningkatan peran koperasi dan UMKM dalam rantai pasok global (global value chain) dan berorientasi ekspor.
BACA JUGA : Dulu Bangkrut dan Terlilit Hutang, Kini 2 UMK Ini Beromzet Ratusan Juta
“Seluruh organ Kementerian Koperasi dan UKM bekerja bak sebuah rantai yang saling terpaut, menjadi sebuah ekosistem yang bergerak bersama untuk mencapai tujuan,” kata MenKopUKM.
Penciptaan wirausaha muda produktif merupakan program prioritas yang dijalankan melalui ekosistem kewirausahaan yang terintegrasi dengan model pelatihan, pendampingan, dan inkubator wirausaha. Hal ini juga didukung melalui Smesco Indonesia, sebagai Center of Excellence untuk melahirkan UKM Masa Depan.
Smesco Indonesia juga telah mewujudkan inisiatif terbaru untuk solusi logistik bagi pelaku UMKM dalam hal pendistribusian produk melalui Smesco Fulfillment Center (SFC) dan Smesco Indonesia Retail Network (SIREN). Smesco juga menyediakan layanan usaha lain yakni Pusat KUR BRI, BNI Xpora, Pusat Wastra Nusantara, Apindo UMKM Akademi, Smesco Labo, dan Sky Eat Cloud Kitchen.
Untuk tercapainya koperasi modern dilaksanakan melalui korporatisasi pangan, Factory Sharing, Koperasi Multi Pihak dan Penguatan kelembagaan serta usaha anggota koperasi melalui strategi amalgamasi serta dukungan pembiayaan melalui LPDB-KUMKM dengan menyalurkan 100 persen untuk koperasi.
“Tak ketinggalan, proses transformasi dari usaha informal menjadi formal dipercepat, melalui Gerakan Transformasi Formal Usaha Mikro (TRANSFUMI) untuk kemudahan akses, penyederhanaan perizinan dan perlindungan UMKM,” kata MenKopUKM.
Teten juga menekankan peningkatan kualitas pelayanan publik di Kementerian Koperasi dan UKM juga dihadirkan melalui transformasi Pelayanan Terpadu Satu Pintu.
Layanan ini menyediakan akses yang sebaik-baiknya bagi orang yang baru memulai usaha atau yang sudah berwirausaha.
“Jadi kita buka pintu seluas-luasnya untuk mereka bisa kapan saja datang berkonsultasi. Kita membuat sistem untuk mengatasi hambatan. Selain di Smesco, kita juga menyediakan ahli-ahli untuk diskusi dan memberikan solusi. Selain itu juga tersedia di daerah-daerah PLUT di 76 kabupaten. Kemudian juga kami sediakan di KemenKopUKM. Jika ada kendala di daerah, bisa langsung ditangani di kementerian secara terpusat,” imbuh Teten.
BACA JUGA : Dianggap Penting, Tapi Masih Banyak UMKM Sulit Dapat Permodalan
Selain itu, ada pula revitalisasi Perpustakaan yang memiliki kualitas layanan dan fasilitas yang lebih representatif serta berbasis digital serta perbaikan fasilitas penunjang kesehatan Klinik Pratama bagi para pegawai.
Untuk diketahui, makna logo KemenKopUKM yang baru diluncurkan ini memiliki nilai utama yakni kerja sama, seperti anyaman yang saling memperkuat secara berkesinambungan, sehingga membentuk budaya kerja yang positif dan optimis menghadapi segala tantangan.