5 Alasan Pura Batu Bolong Harus Masuk dalam Itinerary Liburan di Lombok

JNEWS – Pura di Lombok memang tidak sebanyak di Bali, tetapi ada satu tempat ibadah umat Hindu ini yang memiliki pemandangan alam memesona yaitu Pura Batu Bolong. Ukuran pura ini tidak terlalu besar, tetapi lokasinya berada di bibir Pantai Senggigi, Lombok, Nusa Tenggara Barat menjadi magnet utamanya.

Fungsi utama dari pura ini adalah sebagai tempat ibadah. Namun, karena posisinya berada di pantai membuat pura ini juga kerap dijadikan sebagai destinasi wisata.

Sama seperti pura pada umumnya, pengunjung yang akan memasuki Pura Batu Bolong wajib untuk mematuhi tata tertib dan mengenakan pakaian yang sopan. Nantinya, pengunjung juga wajib mengenakan kain warna kuning yang diikat di pinggang selama memasuki area pura.

Pura ini berhadapan langsung dengan Gunung Agung Bali dan Selat Lombok. Untuk memasukinya, pengunjung akan berjalan menuruni anak tangga. Kemudian akan menjumpai pura pertama yang ada di bawah pohon rindang. Lokasi pura kedua berdiri kokoh di atas batu karang yang menjulang dengan tinggi kurang lebih 4 meter dan mempunyai lubang di bawahnya.

Dengan keunikan tersebut, Pura Batu Bolong wajib untuk dimasukkan ke itinerary liburan selama di Lombok. Selain keunikan tersebut, ada alasan lain mengapa wajib berkunjung ke tempat ibadah umat Hindu ini.

5 Alasan Pura Batu Bolong Wajib Dimasukkan ke Itinerary Liburan di Lombok

5 Alasan Pura Batu Bolong Harus Masuk dalam Itinerary Liburan di Lombok

1. Sejarah dari Pura Batu Bolong

Hadirnya agama Hindu di Lombok tidak lepas dari arus kedatangan orang-orang Bali, khususnya Danghyang Nirartha, atau dikenal juga dengan sebutan Danghyang Dwijendra atau Penanda Sakti Wau Rauh.

Berdasarkan naskah kuno Bali Dwijendra Tattwa menyebutkan bahwa Nirartha adalah putra dari Dang Hyang Asmaranatha yang menjadi purohita (pendeta kerajaan) Majapahit. Nirartha kemudian diangkat sebagai padiksan (pendeta kerajaan) Gelgel yang membawa kerajaan menuju kemakmuran dan menata kehidupan keagamaan.

Dalam naskah kuno tersebut juga mengisahkan perjalanan Nirartha dan aktivitas kerohanian di Lombok serta Sumbawa. Di Lombok, Penanda Sakti Wau Rauh dikenal sebagai Pangerap Sangupati yang datang sebagai utusan Gelgel. Kedatangan beliau diikuti oleh sejumlah pengikut setia dan beberapa di antaranya menetap di Lombok.

Di Lombok, Pedanda Sakti Wau Rauh banyak meninggalkan tempat suci seperti Pura Suranadi, Pura Batu Bolong dan lain-lain.

Baca juga: 10 Nama Gili di Lombok dan Keindahannya Masing-Masing

2. Pemandangan Pantai Senggigi

Pantai Senggigi terletak di Kecamatan Batu Layar. Jaraknya 10 km ke utara Ampenan, Kota Mataram. Keindahan pantai ini bisa disejajarkan dengan pantai-pantai ternama di Bali. Gradasi pasir pantai, ombak tidak terlalu besar dan jernihnya air laut menjadi daya tarik dari pantai ini.

Pengunjung yang akan menuju pura, harus berjalan ke arah selatan di sepanjang Pantai Senggigi. Melewati pantai ini, pengunjung bisa menikmati keindahan alam yang menakjubkan. Menariknya lagi, ada buih-buih ombak yang tenang di sepanjang pantai, terlebih mendekati pura.

3. Bentuk Pura yang Unik dan Berusia Ratusan Tahun

Bentuk pura yang unik tentu saja menjadi daya pikat tersendiri bagi para pengunjung. Nama “Batu Bolong” diambil dari sebuah batu hitam di lokasi pura tersebut dibangun.

Pura ini diperkirakan dibangun pada abad ke-19, jadi sudah ratusan tahun berdiri. Kendati sudah berusia ratusan tahun, tapi masih kokoh berdiri di pinggir laut.

Di area pura terdapat beberapa patung yang dihormati dan dikeramatkan seperti patung Rama, patung Laksmana, patung naga, patung Sugriwa dan patung Subali.

Berada di ketinggian tepi pantai, pengunjung bisa melihat panorama laut yang indah dan bisa mendengarkan deburan ombak yang tenang serta menenangkan.

4. Menikmati Sunset

Terletak di pinggir pantai, pura ini mengingatkan pada Pura Tanah Lot di Bali yang populer. Dibangun di atas karang yang menjorok ke laut memberikan nuansa berbeda dan unik untuk sebuah pura.

Dengan posisi tersebut, pengunjung bisa menikmati sunset dengan cara berbeda yakni di area pura. Ketika matahari mulai tenggelam, air di sekitar Pantai Senggigi secara perlahan menjadi warna oranye mengikuti warna matahari. Ombak pun akan semakin tinggi.

Suara deburan ombak yang menenangkan, pemandangan warna laut yang indah ditambah adanya nelayan yang tengah memancing, menjadikan tempat ini sangat tepat untuk menikmati sunset dengan suasana berbeda. Suasana tersebut menghadirkan perasaan damai dan takjub secara bersamaan.

Suasana ‘magis’ inilah yang membuat Pura Batu Bolong unik dibandingkan tempat lain saat menikmati sunset.

5. HTM dan Lokasinya Tidak Jauh dari Mataram

Berkunjung ke pura ini, pengunjung akan dikenakan harga tiket masuk yakni Rp20.000/orang. Untuk parkir motor Rp5.000 dan parkir mobil Rp10.000. Pihak pengelola akan meminjamkan kain selendang bagi pengunjung untuk diikat ke pinggang sebagai penanda tamu.

Berkunjung ke pura ini patut memperhatikan jam operasionalnya. Pura buka selama 24 jam. Apabila beruntung bisa menyaksikan perayaan agama Hindu.

Menuju Pura Batu Bolong dari kota Mataram akan menempuh jarak 12,2 km dengan waktu tempuh kurang lebih 22 menit via Jl. Majapahit dan Ampenan. Lokasinya yang tidak jauh dari kota Mataram juga menjadi alasan mengapa pura ini wajib dikunjungi. Sesudah dari pura, pengunjung bisa melanjutkan ke destinasi lainnya seperti Pasar Seni Senggigi.

Baca juga: Sejarah dan Arsitektur Taman Ayun Bali: Keindahan Pura Kerajaan Mengwi

Pura Batu Bolong menjadi destinasi wisata menarik yang sayang untuk dilewatkan saat berada di Lombok. Mencari penginapan di sekitar pura pun tidak sulit dan bisa menyesuaikan dengan bujet.

Exit mobile version