Bagi masyarakat Tionghoa, perayaan Tahun Baru Imlek menjadi momen yang paling dinanti-nanti. Ketika perayaan tersebut tiba, ada banyak tradisi unik yang dijalankan oleh mereka yang merayakan.
Tahun Baru Imlek merupakan momen di mana para etnis Tioghoa berkumpul untuk menyambut awal musim semi. Kata Imlek sendiri diambil dari bahasa Hokkien yang dalam bahasa Mandari berarti Yin Li atau kalender lunar (penanggalan dihitung berdasarkan bulan).
Baca Juga: 5 Makanan Khas Imlek yang Biasanya Wajib Ada
Bagi mereka yang menganut agama Tridharma (Konghucu, Taoisme, dan Buddha), biasanya ketika perayaan Imlek mereka akan pergi ke kuil untuk beribadah. Namun, untuk etnis Tionghoa beragama lain, biasanya ketika Imlek berlangsung mereka akan berkumpul bersama sanak keluarga atau kerabat.
Tidak hanya itu, biasanya ketika perayaan ini berlangsung, mereka pun menjalani tradisi yang turun temurun dilaksanakan. Lalu apa saja sih tradisi Imlek? Simak informasinya berikut!
1. Bersih-bersih rumah
Membersihkan rumah setiap hari wajib untuk menjaga kebersihan. Namun, tradisi ini juga sering dilakukan oleh masyarakat Tionghoa ketika merayakan Imlek. Menurut mereka, tradisi Imlek yang satu ini dipercaya dapat membuat segala keburukan yang bisa menghalangi datangnya keberuntungan. Tradisi membersihkan rumah ini biasanya dilakukan pada saat beberapa hari menjelang perayaan.
2. Mendekorasi rumah
Setelah rumah dibersihkan, selanjutnya mereka akan mendekorasi rumah. Biasanya dekorasi rumah ini dilakukan dengan cara mengecat ulang beberapa bagian dengan warna merah. Warna merah adalah warna yang memiliki arti melambangkan semangat, keberanian, dan keberuntungan. Tak heran kalau perayaan Imlek selalu indentik dengan warna merah. Selain mengecat, mereka juga akan menempekkan kertas dengan tulisan kalimat atau kata-kata bijak.
3. Menyediakan hidangan khas Imlek
Seperti perayaan hari raya pada umumnya, tak lengkap jika merayakan Tahun Baru Imlek tanpa menyajikan hidangan. Ya, seperti yang pernah kami bahas sebelumnya, ada beberapa hidangan khas Imlek yang disajikan, mulai dari kue keranjang, yusheng, buah jeruk, bak kwa, dan lain-lain. Biasanya terdapat 12 hidangan makanan yang melambangkan 12 macam shio dan setiap makanan memiliki makna tersendiri lho.
Baca Juga:
4. Pantang makan bubur
Di antara berbagai jenis makanan yang disajikan, ada satu jenis makanan yang pantang untuk disajikan ketika hari raya, yakni bubur. Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, setiap makanan dianggap memiliki makna tersendiri. Nah, untuk bubur sendiri, masyarakat Tionghoa menganggapnya sebagai lambang kemiskinan. Bubur, terutama bubur berbahan nasi, punya sejarah kelam, karena pernah menjadi makanan di masa kelaparan. Bubur juga punya rasa yang hambar dan kerap disajikan ketika orang sakit. Jadi, mereka menilai bubur bisa menjadi doa buruk.
5. Menggelar barongsai
Nah, tradisi Imlek yang satu ini mungkin kamu sudah pada tahu ya. Menurut kepercayaan masyarakat Tionghoa, Liong (naga) dan Barongsai memiliki lambang kebahagiaan dan kesenangan. Pertunjukkan tarian Barongsai dianggap menjadi pertunjukkan yang dapat membawa keberuntungan sekaligus mengusir roh-roh jahat.
6. Bagi-bagi angpao
Tradisi Imlek berikut ini mungkin menjadi tradisi yang paling dinanti-nanti. Siapa sih yang nggak mau dibagi uang? Dalam tradisi Imlek, mereka yang sudah berkeluarga wajib memberikan rezeki kepada saudara. Tapi, jumlah angpao yang diberikan tidak boleh bersifat ganjil dan tidak boleh mengandung angka 4. Angka 4 dalam bahasa Mandarin disebut sebagai ‘shi’ yang juga berarti kematian.
Baca Juga: 5 Destinasi Wisata Singkawang Menarik untuk Libur Imlek 2022