Menjadi driver (kurir mobil) dengan rute jalan ekstrim, seperti melewati pegunungan, jalan berkelok, tanjakan dan turunan yang tajam, memberikan tantangan tersendiri sekaligus kabanggaan. Hal itu pula yang mendatangkan kebahagiaan yang tidak terhingga apabila paket yang di-delivery sudah sampai ke customer lalu mereka tersenyum puas. Ada pula beberapa pengalaman unik juga kerap ditemui di tengah belantara hutan yang dilalui.
Jalur trans Flores, Nusa Tenggara Timur, yang membentang sejauh 664 kilometer, dari mulai Labuan Bajo di Manggarai Barat, sampai Larantuka di Flores Timur, dikenal mempunyai pemandangan yang indah dan mempesona. Namun kondisi jalur jalannya cukup ekstrim.
Mulai dari melawati pegunungan sehingga rawan longsor di musim hujan, banyaknya tanjakan, turunan dan tikungan tajam hingga gangguan jarak pandang yang disebabkan oleh kabut yang sering datang secara tiba-tiba.
Baca juga : Kebanggaan Subhanizar Mengantarkan Kebahagiaan Selama 2 Dekade
Di rute yang ekstrim tersebut, yaitu dari Ruteng ke Labuan Bajo, driver Rahdian Mbupu Dhiki hampir setiap hari atau 2 hari sekali melewatinya untuk delivery paket ke Labuan Bajo, atau sebaliknya pick up paket dari para customer di Labuan Bajo dan sekitarnya untuk dibawa ke Ruteng.
“Saya berangkat pukul 4 subuh, dari Kantor Perwakilan JNE Ruteng, dengan barang kiriman berasal dari JNE Ende, Nagekeo, Bajawa, Borong dan JNE Ruteng sendiri. Lama perjalanan sampai di Labuan Bajo sekitar pukul 9, dan kembali dari Labuan Bajo pukul 10 malam, karena harus menunggu paket untuk dibawa ke JNE Ruteng,” ujar Rahdian saat berbincang dengan JNEWS, Senin (20/9/2021).
Rute jalan trans Flores yang selalu dilaluinya cukup ekstrim, terlebih bila musim hujan karena selain berkabut yang membatasi jarak pandang, juga sering terjadi longsor. Selain itu banyak tikungan, tanjakan dan turunan tajam dan juga sebagian masih berupa hutan belantara.
“Saya beberapa kali terjebak longsor, sehingga harus mencari jalan alternatif ke perkampungan. Pohon tumbang juga kerap terjadi, untuk itu saya selalu membawa golok untuk mengatasi, menyingkirkan pohon yang menutup jalan. Jadi kalau cuaca lagi tidak bersahabat, perjalanan bisa lumayan lebih lama,” ucap Ksatria yang mulai bergabung di JNE 2018 dan langsung menjadi driver ini.
Baca juga : Peran Penting Price & Product Development Department JNE
Sebelum menjadi driver dengan rute Ruteng ke Labuan Bajo, Rahdian terlebih dahulu ditugaskan di rute dari Ende ke Ruteng, dengan jarak tempuh sekitar 6 jam untuk sekali perjalanan.
Mengingat jarak yang ditempuh lumayan lama dengan rute jalan ekstrim, sebelum berangkat ia harus memastikan bahwa kendaraannya dalam kondisi prima, supaya tidak mogok di tengah jalan.
“Semuanya saya cek, dari mulai rem, lampu, tekanan angin pada ban, aki dan lain sebagainya. Bersyukur selama ini untuk kendaraan tidak pernah mengalami kendala, kecuali gangguan faktor alam. Meski demikain semua paket baik inbound maupun outbound semuanya ter-delivery sesuai dengan SLA,” ungkap ayah 3 anak ini.
Di rute ekstrim yang dilaluinya saat kembali dari Labuan Bajo ke Ruteng, terutama apabila sudah larut malam, pernah beberapa kali Rahdian menemukan hal mistis, berupa penampakan seorang wanita yang seperti melambaikan tangan ingin ikut menumpang.
“Beberapa kali distop oleh seorang perempuan, padahal sudah larut malam, di tengah hutan lagi. Saya tidak merasa aneh dan takut karena dari cerita para driver yang suka lewat di situ mereka juga sering mendapatinya,” tuturnya.
Meski setiap saat harus menyopir di jalur ekstrim dengan segala risiko dan tantangannya, Rahdian mengaku senang dan bangga menjadi bagian dari keluarga besar JNE. Sebab bisa mengantarkan kebahagiaan dan membuat para customer bahagia dan puas. “Saya merasa senang saat customer tersenyum puas paketnya tiba tepat waktu. Semoga ke depannya JNE lebih maju dan berkembang,” tutup Rahdian. *