Rampung Oktober 2022, Bendungan Sadawarna Dibuat Mendukung Pelabuhan Patimban

Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) saat ini tengah mengerjakan proyek Bendungan Sadawarna sebagai pemasok air baku untuk Pelabuham Patimban. Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Kedeputian I Helson Siagian pun mengatakan bahwa pihaknya berharap bendungan ini dapat mendukung keberadaan Pelabuhan Patimban sekitarnya.

“Sebagai salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) bendungan ini akan mendukung keberadaan Pelabuhan Patimban dan kawasan industri sekitar,” ujar Helson dalam keterangan resminya.

Adapun Bendungan Sadawarna ini dibangun nantinya untuk memasok air baku sebesar 4,50 meter kubik per detik ke kawasan Pelabuhan Patimban dan Pantura Jawa Barat, khususnya Kabupaten Subang, Indramayu, dan Sumedang.

Baca Juga: Konsorsium CT Corp Jadi Pemenang Proyek Pelabuhan Patimban

“Kami pastikan konstruksi bendungan berjalan sesuai jadwal dan ditargetkan tuntas pada Oktober 2022,” tegas Helson.

Dia menambahkan kunjungan ini sekaligus menegaskan tugas Kedeputian I KSP dalam pengendalian program prioritas nasional dan pengelolaan isu strategis di bidang infrastruktur, energi, dan investasi. Apalagi, Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah memerintahkan agar pembangunan infrastruktur terus dikebut untuk mendukung percepatan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

Dalam kesempatan yang sama, Kasubdit Bendungan pada Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR Adi Rusman mengatakan, Bendungan Sadawarna memiliki kapasitas tampungan 41 juta meter kubik dengan luas genangan 498 hektare.

bendungan sadawarna pelabuhan patimban
Bendungan Sadawarna (foto: Kementerian PUPR)

Selain pemenuhan air baku, bendungan ini juga bermanfaat untuk irigasi pertanian, tenaga listrik, dan pariwisata,” kata Adi.

Sementara Angga Prawira dari Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum menambahkan, Bendungan Sadawarna akan mendukung lumbung pangan Jawa Barat sekaligus mengurangi risiko banjir di tiga kabupaten yang dilalui Sungai Cipunagara, yaitu Subang, Sumedang, dan Indramayu.

Pembangunan Bendungan Sadawarna sendiri dimulai kontraknya pada November 2018 dengan target rampung pada Oktober 2022 mendatang. Pembangunannya dilaksanakan oleh Balai Besar Wilayah Sungai Citarum, Ditjen Sumber Daya Air (SDA) dengan total biaya APBN sebesar Rp 1,89 triliun.

Pembangunan bendungan ini terdiri dari dua paket, di mana paket pertama digarap oleh KSO Wijaya Karya, Daya Mulia Turangga, dan Barata Indonesia dengan nilai kontrak sebesar Rp 999 miliar. Sementara Paket II dilaksanakan oleh KSO Nindya Karya dan Adhi Karya senilai Rp 907,6 miliar.

Baca Juga:  Jelang Soft Launching, Kemenhub Coba Aktivitas Ekspor Pelabuhan Patimban

Pengerjaan Paket I ini meliputi bendungan utama, bangunan pengambilan, hidromekanikal dan elektrikal, serta bangunan pengelak, sementara untuk Paket II pengerjaannya meliputi spillway, jalan akses, dan bangunan fasilitas. Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum pun melaporkan progres fisik telah mencapai 35,8 persen.

Bendungan Sadawarna merupakan salah satu Program Strategis Nasional (PSN) di bidang Sumber Daya Air untuk mewujudkan ketahanan air dan pangan nasional. Bendungan ini mampu menampung 44,61 juta m3 untuk mensuplai irigasi seluas 4.500 hektare di Kabupaten Subang dan Indramayu.

Diharapkan suplai air irigasi dari Bendungan Sadawarna dapat membantu petani meningkatkan intensitas tanamnya jika dibandingkan dengan metode tadah hujan yang hanya satu kali dalam setahun.

Bendungan yang didesain setinggi 36 meter, lebar 10 meter dan panjang 929 meter ini juga berpotensi menjadi sumber pembangkit listrik sebesar (PLTA) sebesar 2 MW.

Baca Juga: Jokowi Resmikan Tol Kayu Agung, Bakauheni-Palembang Cuma 3 Jam

Exit mobile version