Siapa yang menyangka bila pada tahun 2020 ini bakal terjadi perubahan yang begitu mendadak terhadap kehidupan umat manusia? Tak ada seorangpun yang siap.
Ya, wabah COVID-19 ini begitu meluluhlantakkan kehidupan umat manusia. Manusia yang tadinya begitu bebas berinteraksi, bepergian, beraktivitas dengan bebas, kini menjadi begitu terikat.
Jabat tangan, pelukan, tepukan punggung yang tadinya merupakan bentuk perhatian terhadap sesama manusia, kini menjadi “senjata” yang bisa saja mematikan.
Interaksi yang tadinya begitu dibutuhkan oleh manusia, kini menjadi begitu terbatas.
Baca Juga : JNE Online Booking & Cashless Kini Hadir di Tokopedia
Daya Juang Menghadapi Masalah
Untunglah, sejak dahulu manusia memiliki kemampuan bertahan hidup yang tinggi. Manusia selalu memiliki daya juang untuk mengatasi berbagai masalah yang dihadapinya.
Manusia juga memiliki rasa kepedulian terhadap sesamanya dan selalu bahu membahu dalam menghadapi masalah, sehingga masalah yang berat sekalipun akan terasa lebih ringan karena dihadapi bersama-sama.
Dampak COVID-19
Terkait dengan wabah COVID-19 yang sedang melanda ini, banyak orang yang terdampak dan mendapat “pukulan” telak.
Tak hanya yang terdampak secara langsung karena menderita sakit akibat virus SARS-CoV-2, tapi juga yang terkena dampak sampingan, yaitu mereka yang menderita akibat pelemahan aktivitas ekonomi.
Banyak orang yang dipecat dari pekerjaannya, sehingga otomatis mereka tak memiliki penghasilan.
Banyak usaha kecil yang gulung tikar, karena nyaris tak ada pembeli. Bahkan usaha yang selama ini dikenal mapanpun tak kuasa menghindar dari krisis ekonomi ini.
Baca Juga : DARI RANTANG TURUN KE HATI
Untunglah, mereka yang masih kuat secara ekonomi cukup banyak yang berhati mulia dan membantu mereka yang menjadi korban wabah ini.
Cukup sering kita mendengar gerakan-gerakan yang dilakukan untuk membantu orang-orang yang terkena PHK sehingga tak lagi berpenghasilan, baik itu memberikan bantuan berupa materi, maupun berupa pelatihan agar mereka bisa mencari penghasilan kembali.
Kerjasama Wahyoo dan JNE
Salah satu contoh yang bisa dipaparkan adalah program makan gratis yang dilakukan oleh JNE bekerja sama dengan Wahyoo.
JNE seperti kita tahu bersama, merupakan perusahaan nasional yang berkonsentrasi pada bidang usaha jasa pengiriman dan pendistribusian.
Sedangkan Wahyoo merupakan perusahaann rintisan (startup) yang melakukan optimalisasi warung makan di Indonesia melalui digitalisasi. Saat ini Wahyoo telah memiliki lebih daripada 13.000 mitra warung makan dan beroperasi di Jakarta, Depok, Tangerang, dan Bekasi.
Program yang diberi tajuk #RantangHatiJNE: Makan Gratis untuk Semua ini membagikan 25.400 nasi bungkus secara gratis kepada masyarakat terdampak wabah yang tersebar di 493 RT di Jakarta.
Baca Juga : JNE dan Wahyoo, Berkolaborasi Dalam Gerakan Rantang Hati
Kerja sama dengan Wahyoo dilakukan melalui pemberdayaan 100 mitra Wahyoo untuk menyediakan nasi bungkus tersebut.
Program ini berjalan sejak tanggal 1 Juli 2020 hingga 10 Juli 2020 dan merupakan kado yang sangat indah bagi DKI Jakarta yang berulang tahun ke 493. Namun kegiatan secara simbolis telah dilakukan pada tanggal 30 Juni 2020.
Selain membantu masyarakat yang kesulitan, program #RantangHatiJNE ini juga secara otomatis membantu mitra Wahyoo.
Mitra Wahyoo yang notabene adalah warung makan kecil, masuk ke dalam kategori UMKM, tak dapat mengelak dari krisis ekonomi yang sedang terjadi. Mereka mengalami penurunan jumlah pelanggan yang cukup signifikan, beberapa di antaranya bahkan harus menelan pil pahit dengan menutup warungnya.
Dengan diberdayakan melalui program #RantangHatiJNE ini, maka setidaknya mitra Wahyoo bisa sedikit “bernafas” dan mulai bergerak lagi untuk tetap mempertahankan bisnis warung mereka.
Konferensi Pers #RantangHatiJNE
Dalam konferensi pers yang diadakan pada tanggal 10 Juli 2020, M. Feriadi selaku Presiden Direktur JNE mengatakan bahwa upaya memerangi dampak Covid-19 harus dilakukan dengan kerjasama dan gotong royong. Sebelumnya JNE mendukung pihak pemerintah di DKI Jakarta dan Jawa Barat, serta pihak-pihak lainnya.
“Kali ini JNE berkolaborasi bersama Wahyoo, bukan hanya sebatas membantu memberi bantuan pangan untuk masyarakat yang terdampak pandemi, tapi juga diharapkan bermanfaat bagi mitra-mitra Wahyoo sebagai penyedia bantuan pangan yang dibagikan”, tuturnya.
Lebih lanjut, Feriadi mengungkapkan bahwa tentunya langkah ini dijalankan dengan penuh pertimbangan maksimal agar dapat memberikan hasil terbaik dalam semangat #ConnectingHappiness bagi masyarakat. Dengan bersinergi maka JNE optimis semangat “IndonesiaPastiSehat” dapat terwujud dan memberi manfaat mau pun dampak positif yang luas.
Baca Juga : 5 Kesalahan yang Harus Dihindari Pebisnis UKM
Senada dengan itu, Peter Shearer, Founder dan CEO Wahyoo Group mengatakan bahwa berdasarkan data yang mereka terima, Covid-19 ini berimbas pada hampir 50 persen mitra mereka karena mengalami penurunan pendapatan.
Mereka yang terimbas misalnya adalah yang memiliki warung di sekitar perkantoran, padahal banyak kantor yang tutup karena digalakkannya kerja dari rumah (WFH), otomatis tidak ada pembeli di warung mereka.
Hal ini membuat Wahyoo memiliki inisiasi membuat program #RantangHati yang bekerjasama dengan berbagai pihak, salah satunya adalah JNE, untuk meringankan beban masyarakat yang terkena dampak COVID-19 ini. Tentunya supaya sekaligus membantu para mitra Wahyoo supaya dapurnya tetap ngebul dan berjualan kembali.
Ibu Suti, pemilik usaha warteg Ellya, salah satu mitra warung makan Wahyoo yang terlibat dalam program ini menyatakan ungkapan syukurnya, bahwa berkat adanya program Wahyoo dan JNE ini, warung Ibu Suti dapat ikut menyiapkan makanan, sehingga uang yang dia terima dari program ini bisa digunakan untuk berbelanja kembali.
Baca Juga : 5 Tips Menciptakan Ruang Kerja Yang Nyaman Di Rumah Saat Pandemi Covid-19