Retret Karyawan JNE: Menyegarkan Keimanan Agar Jadi Pribadi yang Lebih Baik

Para peserta Retreat JNE 2025.

JNEWS – Ratusan karyawan dari seluruh Indonesia yang tergabung dalam Persekutuan Oikumene (PO) JNE menggelar acara Retret 2025. Kegiatan yang mengusung tema ‘Bertumbuh, Berbuah dan Berdampak’ tersebut menghadirkan Pendeta Peter Lau.

Kegiatan spiritual tahunan bagi karyawan yang beragama Nasrani ini berlangsung di Solo, Jawa Tengah, selama 3 hari Jumat-Minggu (5-7/9/2025). Rangkaian acara dibuka dengan tarian tradisional Gambyong. Tarian ini bermakna sebagai penyambutan kepada para peserta yang berkumpul di Ballroom Nava Hotel, Tawangmangu yang berhawa sejuk.

Dalam kesempatan tersebut hadir Internal Audit Group Head Herlinda Susanto, Finance Group Head JNE Joseph, Head of Regional JNE Jateng dan DIY Murah Lestari dan Kepala Cabang Utama JNE Solo Agus Yunanto.

Pembina PO JNE, Chandra Fireta yang hadir secara daring mengaku bersyukur Retreat 2025 bisa digelar. “Kegiatan ini bukan sekedar untuk berkumpul bersama, tapi bagaimana para karyawan ditempa dan mendapat pencerahan dari Bapak Pendeta supaya nantinya bisa terus ‘Bertumbuh, Berbuah dan Berdampak’ baik untuk diri pribadi maupun bagi perusahaan,” ujarnya.

“Harapan saya, semoga sepulangnya dari Retreat para peserta menjadi pribadi yang lebih baik dan keimanan kepada Tuhan semakin meningkat. Terus berakar yang kuat supaya bisa bertumbuh kemudian berbuah dan berdampak kebaikan terutama pada peningkatan kinerja,” tambahnya.

Kepala Cabang JNE Solo, Agus Yunanto mengucapkan terima kasih kepada manajemen yang telah menjadikan Solo sebagai tuan rumah. Hal ini menjadi kebanggaan tersendiri. “Kami persembahkan tarian Gambyong, tarian sakral khas Keraton Solo. Semoga acara Retreat berjalan lancar dan kemudian bisa berdampak pada kebaikan kepada JNE,” ucapnya.

Sementara itu, dalam khotbahnya Pendeta Peter Lau mengungkapkan, para karyawan JNE harus mempunyai komitmen untuk menjadi pribadi yang lebih baik, sehingga perusahaan bisa memberikan dampak yang baik bagi masyarakat luas.

“Para Ksatria dan Srikandi JNE harus sehati terlebih dahulu baru kemudian sepemikiran apa yang harus dilakukan dan semuanya harus berdasarkan kepada keimanan Tuhan, agar semua pekerjaan yang dilakukan bisa berjalan lancar dan memberi nilai kebaikan, karena dibimbing oleh Tuhan,” ujarnya.

Pendeta Peter Lau juga berharap agar para karyawan JNE mempunyai jiwa pemberani untuk belajar dalam berbagai hal. Jangan hanya menjadi karyawan yang stagnan, sehingga potensi yang ada dalam dirinya tidak bisa dikembangkan.

“Sangat penting mengenal terlebih dahulu jati diri, siapa saya. Kemudian menggali potensi yang ada pada dirinya dan terus berusaha mengembangkannya, supaya bisa bertumbuh, berbuah dan berdampak,” ajak Sang Pendeta.

Baca juga: 266 Karyawan JNE Calon Jemaah Umrah Ikuti Suntik Vaksin

Selain itu, lanjutnya, para karyawan JNE juga harus adaptif dengan perkembangan zaman dan teknologi, karena persaingan dalam dunia bisnis semakin tinggi, apalagi sudah bersaing secara global.

Dolfina Meiske, peserta dari JNE S. Parman, Jakarta Barat mengaku senang dan bangga ikut dalam kegiatan. Baginya Retreat merupakan salah satu kegiatan yang paling ditunggu oleh karyawan JNE yang beragama Nasrani. “Senang bisa bertemu dengan teman-teman dari kantor cabang lainnya. Tadi pemaparan dari Bapak Pendeta juga sangat mencerahkan, sehingga menambah keilmuan dan keimanan.,” ujar Srikandi di bagian customer service (CS) ini.

Hal senada juga diutarakan oleh Pollinus Hans, Ksatria dari JNE Jayapura. “Bersyukur saya bisa ikut Retreat, bertemu dengan kawan-kawan dari seluruh Indonesia. Yang sebelumnya tidak kenal menjadi kenal. Terima kasih JNE yang telah memberi kesempatan saya untuk menjadi peserta. Banyak ilmu dan lainnya yang saya dapatkan selama ikut acara ini,” ucapnya.

Seperti diketahui Retreat JNE 2025 diikuti sekitar 185 karyawan, baik karyawan JNE Pusat maupun dari berbagai kantor cabang di seluruh Indonesia. Rangkaian acara diisi dengan berbagai program: mengunjungi Solo Safari, prosesi peribadahan serta mendengarkan khotbah dari Pendeta Peter Lau, bermain game di arena outdoor hingga membakar api unggun dan ditutup dengan persembahan doa. *

Exit mobile version