JNEWS ONLINE
  • JONI
    • Aksi JONI
    • Inspirasi JONI
    • Hobi JONI
    • Lokasi JNE
    • Loker JNE
    • Program JNEWS Online
      • Fun Writing
      • Kuis JNEWS Online
      • Kuis Kalender JNE
    • Video
  • Logistik & Kurir
  • Infografik
  • e-Commerce
  • UKM
    • Komunitas
    • Golaborasi 2023
  • Lifestyle
    • Tekno
    • Traveling
  • Liputan Khusus
    • 34 Tahun JNE
    • JNE Content Competition
      • Content Competition 2024
      • Content Competition 2025
      • Pemenang Content Competition 2023
      • Pemenang Content Competition 2024
    • Cosmo JNE FC
    • Gelitik
    • JNE x Slank
    • Pekan Kartini
No Result
View All Result
  • JONI
    • Aksi JONI
    • Inspirasi JONI
    • Hobi JONI
    • Lokasi JNE
    • Loker JNE
    • Program JNEWS Online
      • Fun Writing
      • Kuis JNEWS Online
      • Kuis Kalender JNE
    • Video
  • Logistik & Kurir
  • Infografik
  • e-Commerce
  • UKM
    • Komunitas
    • Golaborasi 2023
  • Lifestyle
    • Tekno
    • Traveling
  • Liputan Khusus
    • 34 Tahun JNE
    • JNE Content Competition
      • Content Competition 2024
      • Content Competition 2025
      • Pemenang Content Competition 2023
      • Pemenang Content Competition 2024
    • Cosmo JNE FC
    • Gelitik
    • JNE x Slank
    • Pekan Kartini
No Result
View All Result
JNEWS Online
No Result
View All Result
Home Traveling

Royal Court of Tiébélé: Permata Arsitektur Tradisional Burkina Faso

by Penulis Konten
14 July 2025
Royal Court of Tiébélé: Arsitektur Tradisional Burkina Faso
Share on FacebookShare on Twitter

JNEWS – Royal Court of Tiébélé jadi salah satu tempat paling unik yang bisa ditemukan di Burkina Faso. Dari luar, desa kecil ini tampak sederhana. Tapi di baliknya menyimpan pesona yang bikin banyak orang penasaran.

Rumah-rumahnya berdiri rapat, dengan bentuk khas dan warna-warna alami yang bikin suasananya terasa hangat. Ada cerita panjang dan tradisi yang hidup di balik setiap dindingnya. Semua itu membuat Royal Court of Tiébélé terlihat berbeda dan penuh daya tarik.

Sejarah Royal Court of Tiébélé

Royal Court of Tiébélé adalah sebuah kompleks rumah tradisional yang berada di Desa Tiébélé, di bagian selatan Burkina Faso. Lokasinya dekat dengan perbatasan Ghana di Benua Afrika.

Tempat ini dikenal karena rumah-rumah lumpurnya yang penuh dengan lukisan geometris berwarna-warni. Semua hiasan itu dikerjakan dengan tangan oleh para perempuan dari suku Kassena. Suku ini merupakan salah satu kelompok etnis paling tua di Burkina Faso, yang punya budaya kuat dan masih bertahan hingga sekarang.

Kompleks ini sudah berdiri sejak sekitar abad ke-15 atau ke-16, saat suku Kassena pertama kali menetap di wilayah tersebut. Kehidupan mereka waktu itu tidak mudah. Serangan dari luar dan perebutan wilayah sering terjadi.

Untuk bertahan, mereka membangun rumah dari lumpur dengan dinding yang sangat tebal. Bentuk rumahnya biasanya bulat atau kotak, dengan halaman yang tertutup rapat di tengah. Tata letak seperti ini bukan hanya untuk kenyamanan, tapi juga supaya mudah melindungi diri jika diserang.

Tiébélé juga menjadi pusat kehidupan keluarga kerajaan Kassena. Karena itu, kompleks ini dikenal sebagai Royal Court. Di sinilah raja atau kepala adat beserta keluarganya tinggal.

Rumah-rumah di dalamnya punya aturan yang ketat. Ada area-area tertentu yang dianggap sakral dan hanya bisa dimasuki oleh orang-orang yang punya hak khusus. Sampai sekarang pun, aturan adat ini masih dijaga dengan serius oleh masyarakat setempat.

Baca juga: Daftar UNESCO World Heritage: Keajaiban Alam dan Budaya dari Berbagai Negara

Uniknya Rumah Lumpur di Tiébélé

Royal Court of Tiébélé: Arsitektur Tradisional Burkina Faso
Sumber: UNESCO

Saat ini ada sekitar 54 keluarga asli yang tinggal di lokasi tersebut. Mereka semua masih melacak garis keturunan dan budaya mereka hingga ke daerah Loumbila, dekat Ouagadougou, ibu kota Burkina Faso.

Pembuatan

Rumah-rumah di Tiébélé dibuat hanya dengan bahan lokal. Tanah liat, kayu, jerami, dan kotoran sapi jadi bahan utama. Dindingnya setebal sekitar 30 cm, supaya bagian dalam rumah tetap sejuk dan aman dari serangan musuh.

Rumah-rumah ini disebut sukhala. Para pria membangunnya saat musim kemarau (November–Maret), sedangkan perempuan menghiasinya sebelum musim hujan tiba. Awalnya, hiasan ini berfungsi melindungi tembok lumpur dari hujan. Tapi lama-lama berkembang jadi karya seni bernilai tinggi, dengan motif-motif yang menggambarkan adat, agama, dan keyakinan masyarakat.

Proses menghias rumah selalu dilakukan bersama. Gotong royong, kalau istilahnya di Indonesia. Kalau ada satu rumah yang akan dihias, semua perempuan di desa akan datang membantu. Tuan rumah biasanya menyiapkan makanan dan minuman untuk mereka. Pekerjaan dipimpin oleh perempuan paling tua yang menentukan pola dan warna, lalu yang lain mengerjakan sesuai arahan.

Persiapannya juga tidak sederhana. Dinding harus dilapisi dulu, lalu dicat dengan warna alami, kemudian dipoles pakai tangan, sapu, batu, atau bahkan bulu burung sesuai hasil akhir yang diinginkan.

Saat melakukannya, orang-orang akan saling berinteraksi satu sama lain. Jadi, bisa dibilang, kegiatan ini tak hanya sebatas proyek saja, tetapi juga menjadi ajang berkumpulnya warga asli suku Kassena. Persis seperti kegiatan gotong royong 17an di Indonesia.

Teknik Menghias

Dikutip dari ArchDaily, ada tiga teknik utama dalam menghias dinding. Pertama, melukis bebas langsung di dinding. Kedua, mengukir pola dengan alat khusus saat plesteran masih basah. Ketiga, membuat relief atau tonjolan dari dinding tanah liat.

Setelah pola selesai, barulah diberi warna. Warna-warnanya juga punya arti masing-masing. Seperti warna merah dari laterit melambangkan keberanian, putih dari kaolin melambangkan kejujuran dan kesucian, sedangkan hitam dari grafit melambangkan malam dan dunia tak kasat mata.

Kalau berjalan menyusuri gang-gang di Tiébélé, akan terlihat banyak sekali simbol. Ada bintang dan bulan sebagai lambang harapan. Ada anak panah untuk rumah keluarga pejuang. Ada juga gambar buaya dan ular yang dianggap suci untuk menangkal sial dan penyakit. Bahkan bentuk sederhana seperti setengah lingkaran mewakili benda sehari-hari seperti tempayan.

Bagi masyarakat Kassena, rumah bukan cuma pelindung dari panas atau hujan, tapi juga cara berkomunikasi dengan tetangga dan menyuarakan nilai-nilai mereka.

Perawatan

Royal Court of Tiébélé: Arsitektur Tradisional Burkina Faso
Sumber: UNESCO

Tapi, menjaga semua ini butuh biaya besar. Hiasan dinding tersebut harus diperbaiki setiap tiga tahun sekali. Sayangnya, harga bahan-bahan dan jarak untuk mendapatkannya sekarang cukup menyulitkan bagi warga lokal. Ditambah lagi, bentuk tanah di area royal court membuat rumah-rumah lumpur mudah tergerus banjir atau longsor.

Meski begitu, warga tetap berpegang pada tradisi. Bahkan, mereka rutin mengadakan festival khusus untuk para pelukis perempuan sebagai bagian dari upaya memperbaiki rumah-rumah dan menjaga adat.

Royal Court of Tiébélé resmi diakui sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO pada 26 Juli 2024, saat Sidang Komite Warisan Dunia ke‑46 di New Delhi, India. Pengakuan ini diberikan berdasarkan kriteria (iii), karena kompleks ini dianggap sebagai contoh luar biasa dari arsitektur tradisional tanah liat yang mencerminkan nilai budaya, struktur sosial, dan tradisi suku Kassena.

Baca juga: 7 Negara Paling Indah di Dunia dan Keunikannya

Royal Court of Tiébélé menjadi bukti kalau tradisi bisa bertahan meski zaman terus berubah. Rumah-rumahnya yang sederhana tapi penuh makna masih berdiri, membawa cerita tentang siapa mereka dan bagaimana cara mereka hidup. Tempat ini menunjukkan bahwa sebuah desa kecil pun bisa menyimpan kebanggaan yang besar bagi suatu bangsa.

Tags: Benua AfrikaBurkina FasoDesa Tiebelerumah lumpurSitus Warisan Dunia UNESCO
Share186Tweet117
Next Post
Tempat Paling Menakutkan di Dunia Orang Sering Hilang

12 Tempat Paling Menakutkan di Dunia, Orang Sering Hilang di Sini

TERKINI

telesales terbaik jne

Chindy Larasati Raih Anugerah Best Sales 2024 sebagai Telesales Terbaik JNE

14 July 2025
kepala cabang baru jne padang

Target Ahmad Junaidi setelah Menakhodai JNE Padang

14 July 2025
Tempat Paling Menakutkan di Dunia Orang Sering Hilang

12 Tempat Paling Menakutkan di Dunia, Orang Sering Hilang di Sini

14 July 2025
Royal Court of Tiébélé: Arsitektur Tradisional Burkina Faso

Royal Court of Tiébélé: Permata Arsitektur Tradisional Burkina Faso

14 July 2025
Kopi Termahal di Dunia, Ada yang dari Indonesia

Mengenal Kopi-Kopi Termahal di Dunia dan Asal Usulnya

12 July 2025
Jenis Tamu Hotel dan Cara Menanganinya

14 Jenis Tamu Hotel yang Sering Dijumpai dan Cara Menanganinya

11 July 2025

POPULER

Canyoneering Terbaik di Dunia Wajib Dicoba

6 Lokasi Canyoneering Terbaik di Dunia yang Wajib Dicoba Petualang

by Penulis Konten
1 July 2025

Tempat Wisata di Pontianak Paling Populer

8 Tempat Wisata di Pontianak yang Paling Populer dan Seru

by Penulis Konten
27 June 2025

Makanan Khas Turki, Lezat dan Mendunia

11 Makanan Khas Turki yang Terkenal Lezat dan Mendunia

by Penulis Konten
3 July 2025

Film Animasi Indonesia yang Membanggakan

6 Film Animasi Indonesia yang Membanggakan dan Seru

by Penulis Konten
25 June 2025

Syarat Buat NPWP dan Langkah-langkahnya

Langkah-Langkah dan Syarat Buat NPWP yang Perlu Diketahui

by Penulis Konten
23 June 2025

JNEWS Online

©2020 - Your Trusted Logistic Portal

Navigate Site

  • About
  • Privacy & Policy
  • Contact

Follow Us

No Result
View All Result
  • JONI
    • Aksi JONI
    • Inspirasi JONI
    • Hobi JONI
    • Lokasi JNE
    • Loker JNE
    • Program JNEWS Online
      • Fun Writing
      • Kuis JNEWS Online
      • Kuis Kalender JNE
    • Video
  • Logistik & Kurir
  • Infografik
  • e-Commerce
  • UKM
    • Komunitas
    • Golaborasi 2023
  • Lifestyle
    • Tekno
    • Traveling
  • Liputan Khusus
    • 34 Tahun JNE
    • JNE Content Competition
      • Content Competition 2024
      • Content Competition 2025
      • Pemenang Content Competition 2023
      • Pemenang Content Competition 2024
    • Cosmo JNE FC
    • Gelitik
    • JNE x Slank
    • Pekan Kartini

©2020 - Your Trusted Logistic Portal