Putaran roda nasib hidup seseorang tidak ada yang tahu. Bisa jadi hari ini penuh kesulitan (menderita), kelak bisa menggapai kesuksesan. Seperti yang dialami anak-anak yatim yang disantuni JNE. Di antara mereka banyak yang meraih kesusksesan hidup saat dewasa, minimal bisa mandiri.
Salah satu panti asuhan atau yayasan sosial yang rutin mendapat santunan JNE adalah Yayasan Yatim-Piatu Aisyiyah Cabang Komplek Slipi, Jakarta Barat, di mana para alumninya banyak yang sudah berhasil dan menjadi orang sukses.
Berdiri 1974, yayasan yang bernaung di bawah organisasi Muhammadiyah ini sudah banyak melahirkan alumni orang-orang sukses, baik itu menjadi pengusaha, dosen, birokrat, politisi, anggota DPR, dan profesi lainnya. Hal tersebut diungkapkan oleh Sarifah, salah seorang pengurus Yayasan Yatim Piatu Aisyiyah.
Baca Juga : Cerdaskan Anak Yatim, JNE Sumbang 30 Komputer
Menurutnya, kesuksesan atau kemandirian yang diraih anak asuh binaan yayasannya tidak terlepas dari peran para donatur dan dermawan yang rutin memberikan donasi, salah satunya adalah JNE.
“Donatur dan para dermawan menjadi faktor utama keberlangsungan para anak yatim-piatu di sini. JNE dari awal berdiri, bahkan sebelum JNE berdiri, (Almarhum) Pak Haji Soeprapto sudah rutin dan menjadi donatur tetap di sini,” ujar Sarifah saat ditemui JNEWS di yayasannya, Kamis (10/9/2020).
Santunan Terus Berlanjut Walaupun ‘Pak Prapto’ Telah Tiada
Setelah pendiri TIKI dan JNE, H. Soeprapto wafat, santunan dilanjutkan oleh putranya yakni Presiden Direktur JNE, M. Feriadi. Selain memberikan santunan langsung, anak asuhnya juga sering diundang untuk datang ke acara yang diadakan JNE, apakah itu di Kantor Pusat JNE yang di Tomang maupun acara di luar kantor.
“Almarhum Pak Haji Soeprapto, saat masih ada, sangat dekat dengan anak-anak yatim, bahkan seminggu sekali adakalanya anak yatim diundang ke rumah atau kantornya untuk disantuni”, ungkap Sarifah.
Baca Juga : Sosok Nuryanti, Srikandi di Balik Hadirnya Anak Yatim dalam Setiap Acara JNE
Sarifah menceritakan, “Ada momen yang paling saya ingat, dan dikenang dari Almarhum Pak Soeprapto, saat itu kas yayasan masih sangat minim, bahkan nol rupiah. Kami agak cemas waktu itu. Namun Alhamdulillah, anak asuh kami diajak berwisata ke Villa Yatuna Anyer, Banten. Beliau memberikan santunan dan modal sehingga yayasan ini bisa eksis sampai sekarang”.
“Selain itu ada ucapan Pak Haji Soeprapto yang kala itu saya mendengarnya sampai berurai air mata, yaitu Jangan pernah melupakan bahwa di setiap harta yang dimilki ada hak anak yatim,” kenang Sarifah.
Berkat kepedulian JNE dan para donatur serta dermawan lainnya, menurut Sarifah, kini setiap minggu anak yatim-piatu binaannya, mendapat santunan uang Rp 100 ribu dan beras 10 kilogram.
“Mereka merupakan anak yatim yang berasal dari lingkungan sekitar yayasan berada,” tutup Sarifah sambil mengucap terima kasih dan berdoa untuk kemajuan JNE. *
Baca Juga : Selamatkan Panti Asuhan Yang Terpuruk Karena Pandemi Covid