Segitiga Bermuda: Sejarah, Misteri, dan Teori yang Mengelilinginya

JNEWS – Sekitar 80 tahun lalu, lima pesawat angkatan laut Amerika hilang selama misi pelatihan rutin di Florida, yang dikenal sebagai Penerbangan 19. Insiden ini lantas memicu spekulasi mengenai misteri Segitiga Bermuda, area yang terletak antara Miami, Bermuda, dan Puerto Rico.

Memang banyak kapal dan pesawat dilaporkan menghilang di area ini tanpa jejak. Segitiga Bermuda pertama kali diberi nama pada Agustus 1964 oleh Vincent Gaddis dalam sebuah artikel majalah Argosy.

Banyak teori beredar untuk menjelaskan fenomena ini, mulai dari monster laut, cumi-cumi raksasa, hingga aktivitas makhluk luar angkasa. Namun, sebagian besar orang beranggapan bahwa bahaya laut, kesalahan manusia, dan desain buruk merupakan faktor utama kehilangan tersebut.

Kondisi dan Fakta Segitiga Bermuda

Segitiga Bermuda adalah wilayah di Samudra Atlantik yang terkenal karena hilangnya kapal dan pesawat secara misterius. Daerah ini mencakup bagian dari pantai Atlantik, yang meliputi Florida di Amerika Serikat, Bermuda, dan kepulauan Antillen Besar, membentuk segitiga samar.

Menurut History, luas area ini sekitar 500.000 mil persegi di ujung tenggara Florida. Pada pelayaran pertamanya untuk menemukan dunia baru, Christopher Columbus melihat nyala api besar jatuh ke laut dan cahaya aneh beberapa minggu setelahnya.

Dia juga mengalami pembacaan kompas yang tidak menentu. Saat itu, Columbus tidak menyadari bahwa di area ini, utara magnetis kadang kala bertepatan dengan utara sejati, menyebabkan kompas menunjuk ke arah yang tidak biasa.

Selain fakta di atas, berikut beberapa fakta lagi terkait Segitiga Bermuda yang cukup menakjubkan.

Segitiga Bermuda: Sejarah, Mitos, dan Teori yang Mengelilinginya

1. Belum Ada Batas Resmi

Batas wilayah Segitiga Bermuda belum disepakati secara universal. Estimasi luas wilayahnya berkisar dari 1.300.000 hingga 3.900.000 kilometer persegi.

Walaupun digambarkan memiliki bentuk segitiga yang samar-samar, area ini tidak ditampilkan pada peta dunia mana pun. Selain itu, Dewan untuk Nama Geografis Amerika Serikat juga tidak mengakui area ini sebagai wilayah resmi di Samudra Atlantik.

Baca juga: Misteri dan Mitos di Balik Alas Roban: Menyelami Legenda Hutan Mistis Jawa

2. Bukan Merupakan Perairan Berbahaya

Meskipun terkenal karena misteri hilangnya kapal dan pesawat, Segitiga Bermuda sebenarnya tidak termasuk dalam sepuluh perairan paling berbahaya di dunia.

Sebuah studi yang dilakukan oleh World Wildlife Fund (WWF) pada tahun 2013 mengungkapkan bahwa kejadian hilangnya pesawat dan kapal di area ini tidak lebih sering dibandingkan dengan wilayah lain di Samudra Atlantik yang memiliki kondisi serupa. Hasil ini menunjukkan bahwa reputasi area ini sebagai tempat berbahaya mungkin lebih didasarkan pada mitos daripada realitas statistik.

3. Merupakan Jalur Pelayaran yang Ramai

Meski dikenal karena misteri hilangnya kapal dan pesawat, area ini sebenarnya adalah salah satu jalur pelayaran dan penerbangan paling sibuk di dunia. Wilayah ini mengalami lalu lintas harian yang padat, baik dari kapal yang melintasi laut maupun pesawat yang terbang di atasnya.

4. Sering Dilanda Badai

Segitiga Bermuda sering dilanda badai tropis dan angin topan karena lokasinya yang unik. Wilayah ini juga dilewati oleh Gulf Stream, sebuah arus laut yang kuat yang memengaruhi cuaca lokal.

Di sini, terdapat titik terdalam di Samudra Atlantik, yaitu Milwaukee Deep di Palung Puerto Riko, dengan kedalaman mencapai 8.380 meter.

5. Adanya Killer Clouds

Laporan terbaru, di Segitiga Bermuda, fenomena yang dikenal sebagai “killer clouds” atau awan pembunuh, dipercaya oleh banyak ilmuwan sebagai penyebab tenggelamnya banyak kapal dan pesawat.

Awan-awan ini, yang sering berbentuk heksagonal, bisa berkumpul membentuk segitiga besar. Fenomena ini dapat menghasilkan angin kencang hingga 273,6 km/jam, yang disebut sebagai “bom udara”. Angin ini cukup kuat untuk membalik kapal dan menenggelamkan pesawat.

Awan raksasa ini sering terlihat di atas ujung barat Segitiga Bermuda dan dapat membentang antara 32 hingga 89 km. Dengan menggunakan radar satelit, peneliti menemukan bahwa kekuatan angin di bawah awan tersebut mirip dengan angin yang dihasilkan oleh Badai Katrina, mencapai kecepatan hampir 274 km/jam dan dapat menghasilkan ombak setinggi 14 meter. Kombinasi dari angin dan ombak ini cukup dahsyat untuk menghancurkan apa saja di jalurnya.

Baca juga: Misteri Telaga Sarangan: Legenda dan Kisah Menarik di Balik Keindahannya

Segitiga Bermuda tetap menjadi subjek yang menarik bagi ilmuwan dan penjelajah sejarah. Meskipun banyak teori telah dikemukakan, dari aktivitas paranormal hingga kondisi cuaca ekstrem, belum ada kesepakatan yang jelas tentang apa yang sebenarnya menyebabkan hilangnya kapal dan pesawat di wilayah ini.

Kombinasi dari folklore dan penelitian ilmiah terus menjaga misteri Segitiga Bermuda tetap hidup di imajinasi populer dan literatur ilmiah.

Exit mobile version