JNEWS – Sejarah olimpiade kembali diperbincangkan seiring dengan pelaksanaan Olimpiade Paris 2024. Pembukaan olimpiade yang kontroversial membuat banyak orang menengok lembaran penyelenggaraan olimpiade hingga berpuluh-puluh tahun lalu. Masyarakat membandingkan semangat dan perubahan-perubahan yang sudah berevolusi sedemikian jauh.
Salah satu pembukaan olimpiade terbaik pilihan netizen adalah Olimpiade Athena 2004 yang memperagakan kelahiran olimpiade kuno. Athena adalah Ibu Kota Yunani. Masyarakat mengenal Yunani sebagai tempat asal muasal olimpiade. Karena itu, untuk menelusuri sejarah olimpiade harus dimulai dari Yunani.
Sejarah Olimpiade Kuno
Dikutip dari laman International Olympic Committee, awalnya olimpiade merupakan festival keagamaan. Pada tahun 776 SM – 550 SM, orang-orang Yunani yang tersebar di jazirah Mediterania berkumpul di tempat suci Olympia, yang terletak di barat laut Peloponnesos. Mereka mengorbankan sapi untuk Dewa Zeus. Daging sapi diletakkan di altar yang dihiasi pohon zaitun dan karangan bunga. Sebagai pengisi waktu, mereka mengadakan pertandingan.
1. Pertandingan di Olimpiade Kuno
Pada pertandingan tersebut, pohon zaitun dan karangan bunga dijadikan penanda garis finis. Mereka membangun stadion yang sederhana menggunakan tanggul alami dan bukit-bukit. Mereka juga membuat 150 sumur sebagai sarana pendukung.
Olahraga yang dipertandingkan adalah tinju, balapan kereta perang, lompat jauh, lempar lembing, lempar cakram, pankration (seni beladiri gabungan tinju dan gulat), lari, dan gulat.
2. Penonton Pertandingan Olimpiade Kuno
Selama pelaksanaan olimpiade, di Mediterania diberlakukan gencatan senjata sehingga orang Yunani yang merantau dapat melakukan perjalanan ke Olympia dengan aman. Setelah menempuh perjalanan yang menantang, penonton akan tinggal selama 5 hari di Olympia. Tempat itu pun berubah menjadi pasar tiban.
Pada hari ketiga yang bertepatan dengan bulan purnama, bangsa Elea menyelenggarakan pengorbanan 100 ekor sapi. Tidak semua daging dikorbankan karena mahal. Sebagian daging digunakan untuk pesta bersama dan sebagian lagi dibawa pulang.
3. Hadiah Juara Olimpiade Kuno
Hadiah juara olimpiade kuno hanya berupa karangan daun zaitun liar yang diletakkan di kepala. Ada pula pemenang yang memegang daun palem. Sebuah patung karya Polycletus juga menunjukkan juara yang menggunakan ikatan pita di kepalanya.
Meski tidak ada hadiah emas atau uang, juara tersebut akan disambut bak pahlawan oleh pendukungnya hingga bisa berkiprah di dunia politik.
Baca juga: Olahraga Kardio untuk Pemula: Panduan Memulai dengan Aman dan Efektif
Puncak Popularitas Olimpiade Kuno
Puncak popularitas pertama olimpiade kuno terjadi pada abad ke 2-4 SM. Penonton membludak hingga mencapai 40.000 – 50.000 orang. Banyak orang yang memanfaatkan momen ini demi popularitas pribadi.
Contohnya Herodotus, sejarawan Yunani, yang datang ke Olympia untuk membacakan karya sejarah terbarunya di sebuah kuil. Selain itu, sudah ada pedagang yang berjualan di sepanjang luar arena.
Meski sudah sangat populer, letak stadion tetap berada di tempat terpencil. Jika tidak sedang ada olimpiade, lahan tersebut ditanami gandum. Stadion baru juga dibangun sehingga dapat meningkatkan jumlah penonton hingga 50%. Namun, letak finis sudah bergeser, tidak lagi di altar Dewa Zeus.
Puncak popularitas kedua terjadi pada abad ke-17 M dengan pembangunan stadion tambahan. Olympia tidak lagi hanya menjadi tempat olimpiade tapi juga menyediakan pusat-pusat pelatihan. Awalnya pelatihan dilakukan di luar ruangan. Pada zaman Helenistik (323SM – 31SM) sudah terdapat palestra dan gimnasium. Perkembangan ini mengubah Olympia dari objek wisata musiman menjadi objek wisata sepanjang tahun.
Akhir Olimpiade Kuno
Popularitas olimpiade kuno mulai surut akibat dekrit Kaisar Theodosius I yang beragama Kristen pada tahun 393 M. Theodosius melarang pemujaan terhadap Dewa Zeus yang dianggap sebagai berhala. Olimpiade masih terus ramai hingga benar-benar menghilang pada abad ke-6 Masehi.
Tak lama kemudian, stadion-stadion juga ikut runtuh karena gempa dan terkubur pasir. Keberadaannya hanya diketahui dari catatan para sejarawan.
Pada tahun 1776, situs Olympia kuno berhasil ditemukan penjelajah Inggris bernama Richard Chandler. Penggalian selama 100 tahun oleh arkeolog Jerman pelan-pelan mengungkap kejayaan pertandingan Panhelenik tersebut.
Sejarah Olimpiade Modern
Setelah olimpiade kuno menghilang berabad-abad, Pierre de Coubertin menggagas kebangkitannya kembali. Banyak pihak yang skeptis karena masih menghubungkannya dengan pemujaan berhala. Coubertin adalah seorang pendidik muda Perancis dan kelak merupakan peraih 3 medali di Olimpiade Belgia yang memiliki visi jauh ke depan.
Gagasan Coubertin dilontarkan pada tahun 1892. Coubertin langsung disebut sebagai penista agama. Namun Coubertin tidak menyerah dan terus melakukan lobi. Pada tanggal 16 Juni 1894, dalam kongres khusus di Sorbonne, Perancis, 11 negara mendukung kebangkitan olimpiade. Sebagai realisasinya, dibentuklah IOC (International Olympic Committee) pada tanggal 3 Juni 1894. Namun IOC baru menjadi nama resmi pada tahun 1901. Saat ini, markas IOC berada di Lausanne, Perancis.
Meski digagas oleh Coubertin, presiden pertama IOC adalah Demetrius Vikelas dari Yunani. Olimpiade pertama juga dilaksanan di Athena, Yunani, pada tanggal 6 April 1896. Di kemudian hari, olimpiade ini disebut sebagai olimpiade musim panas karena ada pula olimpiade musim dingin untuk negara-negara 4 musim. Sedangkan Coubertin akhirnya menjadi Presiden IOC pada tahun 1896 – 1925.
Umumnya, tuan rumah olimpiade diputuskan 7 tahun sebelum pelaksanaan. Hingga tahun 2024 telah dilaksanakan olimpiade ke-33 atau Games of XXXIII dengan Paris (Perancis) sebagai tuan rumah. Olimpiade ke-34 tahun 2028 akan diadakan di Los Angeles (Amerika Serikat), sedangkan Olimpiade ke 35 tahun 2032 akan diadakan di Brisbane (Australia).
Momen Penting dalam Sejarah Olimpiade Modern
Selama penyelenggaraan, banyak momen penting yang menjadi bagian dari sejarah olimpiade modern. Berikut di antaranya:
- Olimpiade Berlian 1916 dibatalkan karena pecah Perang Dunia I.
- Olimpiade musim dingin dimulai pada tahun 1924.
- Olimpiade Tokyo 1940 dibatalkan karena pecah Perang Dunia II.
- Olimpiade London 1944 dibatalkan karena Perang Dunia II belum selesai.
- Peristiwa Black September di Munich, yang diikuti dengan boikot pada tahun 1976, 1980, dan 1984.
- Olimpiade Los Angeles 1984 merupakan titik balik yang mengentaskan IOC dari kebangkrutan yang terjadi sejak awal 1980-an. Los Angeles sebagai satu-satunya kandidat berhasil merangkul swasta dan meraih keuntungan sebesar USD 223 juta. Sejak itu, tuan rumah olimpiade kembali diperebutkan.
- Didirikan Olympic Solidarity untuk membantu kebutuhan finansial IOC dan anggotanya.
- Dibentuk CAS (Court of Arbitration for Sport) pada tahun 1984 untuk mengadili kasus doping dan sengketa lainnya.
- PBB atau United Nations (UN) secara resmi mengakui IOC pada tahun 2014.
- IOC memperkenalkan terbentuknya Tim Pengungsi pada Olimpiade Rio 2016.
Baca juga: Mengulik Maskot Olimpiade Paris 2024*
Sejarah olimpiade yang dimulai dari sebuah acara keagamaan bangsa Yunani telah berevolusi menjadi sebuah event rutin yang melibatkan seluruh bangsa di dunia. Aspek yang memengaruhi penyelenggaraannya pun makin kompleks, dari ekonomi, politik hingga gender.