JNEWS – Timnas Indonesia akan melakukan laga penting pada akhir 2024 hingga awal 2025, yaitu Piala AFF 2024 dan kelanjutan babak kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia. Apalagi belakangan ini, permainan timnas menunjukkan skill yang tak kalah dengan pemain-pemain negara lain. Suporter Indonesia pun tetap puas dengan perjuangan timnas. Dukungan yang diberikan tetap penuh, meskipun hasilnya kadang kala belum sesuai harapan.
Saat ini, Timnas Indonesia bisa dikatakan sebagai pemersatu bangsa. Di belahan dunia mana pun bertanding, suporter Indonesia siap ikut hadir untuk mengobarkan semangat. Timnas telah menempuh sejarah panjang, bahkan dimulai jauh sebelum Indonesia merdeka. Banyak momen penting yang harus dicatat karena juga merupakan bagian dari sejarah bangsa.
Sejarah Berdirinya Timnas Indonesia
Dikutip dari laman resmi PSSI, sejarah Timnas Indonesia tidak lepas dari nama Soeratin Sosrosoegondo. Pria lulusan Sekolah Tinggi Teknik di Heckelenburg, Jerman, ini keluar dari pekerjaannya meski merupakan petinggi di perusahaan Belanda yang bernama Sizten en Lausada di Yogyakarta untuk aktif di pergerakan. Soeratin melihat potensi sepak bola sebagai pengejawantahan Sumpah Pemuda yang saat itu baru saja dideklarasikan.
Setelah melakukan beberapa pertemuan rahasia dengan tokoh-tokoh pergerakan dan perkumpulan sepak bola pribumi yang sudah ada, terbentuklah PSSI (Persatoean Sepakraga Seloeroeh Indonesia) pada tanggal 19 April 1930. Nantinya, pada Kongres PSSI di Solo, kepanjangan PSSI berubah menjadi Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia.
Tahun 1938, Soeratin mendirikan ISI (Ikatan Sport Indonesia) yang kemudian menyelenggarakan Pekan Olahraga pada tanggal 15-22 Oktober 1938. Belanda berusaha cari muka dengan mengubah NIVB (Nederlandsch Indische Voetbal Bond) menjadi NIVU (Nederlandsch Indische Voetbal Unie) agar dapat bekerja sama dengan PSSI.
Pada tahun 1934, sebuah tim dari Jawa untuk pertama kalinya tampil sebagai tim nasional di bawah tim Hindia Belanda dalam Far Eastern Games di Manila, Filipina. Tim ini berhasil menang sekali melawan Jepang dengan skor 7-1, tetapi kemudian kalah dari tim-tim lainnya.
Pada tahun 1938, Tim Hindia Belanda memulai debutnya dalam Piala Dunia di Prancis. Tim yang berjumlah 17 pemain ini hanya membawa seorang pribumi bernama Achmad Nawir. Tim ini kalah dari Tim Hungaria dengan skor 0-6.
Baca juga: Stadion Sepak Bola Terbesar yang Pernah Menjadi Venue Piala Dunia
Masa Suram Timnas Indonesia
Setidaknya, Timnas mengalami dua kali masa suram, yaitu pada masa penjajahan Jepang dan munculnya liga yang tidak diakui PSSI dan FIFA (Federation Internationale de Football Association).
1. Masa Penjajahan Jepang dan Awal Kemerdekaan
Jepang yang fokus melakukan mobilisasi untuk menghadapi Perang Dunia II tidak memberikan ruang pada bangsa Indonesia untuk melalukan kegiatan lain selain persiapan menghadapi perang. Kondisi tanpa pengembangan olah raga, termasuk sepak bola, berlanjut hingga masa kemerdekaan dan masa-masa mempertahankan kemerdekaan. Namun, hal ini dimaklumi. Bagaimanapun, mendirikan sebuah negara akan membutuhkan dukungan dan komitmen seluruh anak bangsa.
2. Penangguhan Keanggotaan FIFA
Tahun 2012, FIFA melakukan penangguhan keanggotaan karena PSSI tidak mampu menyelesaikan perpecahan. Perpecahan ini dipicu ketidakpuasan beberapa pemilik klub terhadap kebijakan PSSI. Pada masa itu terdapat dua liga yang berbeda, yaitu Liga Super Indonesia (LSI) yang tidak diakui PSSI dan FIFA, serta Liga Premier Indonesia (IPL).
Tahun 2015, FIFA kembali menjatuhkan skors akibat campur tangan pemerintah pada kompetisi dalam negeri. Berbagai masalah beruntun tersebut tentu saja menyebabkan PSSI tidak bisa mencetak prestasi di dunia internasional.
Prestasi Timnas Indonesia di AFF
Kejuaraan AFF (ASEAN Football Federation) merupakan kejuaraan sepak bola dua tahunan se-Asia Tenggara yang sudah diselenggarakan sejak tahun 1996. Nama kejuaraan ini sering berubah tergantung sponsor, misalnya Piala Tiger, Piala Suzuki hingga Piala Mitsubishi Electric. Indonesia pernah menjadi tuan rumah pada tahun 2002 (Piala Tiger), 2008, dan 2010 (Piala Suzuki).
Indonesia pernah 6 kali masuk final, yaitu pada tahun 2000, 2002, 2004, 2010, 2016, dan 2020. Semuanya berakhir sebagai runner-up. Timnas Thailand dan Indonesia juga pernah dihukum bersama-sama karena melakukan sepak bola negatif atau sepak bola gajah karena menghindari bertemu Tim Vietnam. Sedangkan Mursyid Effendi yang sengaja melakukan gol bunuh diri di permainan itu dihukum larangan bermain secara profesional di seluruh dunia seumur hidup.
Prestasi timnas di bawah pelatih Shin Tae-yong beberapa tahun belakangan membangkitkan gairah persepakbolaan di Indonesia. Suporter Indonesia sudah tidak sabar menunggu kebangkitan timnas di Piala AFF 2024 bulan Desember ini.
Prestasi Timnas Indonesia di AFC
Piala AFC (Asian Football Confederation) atau yang sering disebut dengan Piala Asia merupakan kejuaraan sepak bola empat tahunan se-Asia yang sudah digelar sejak tahun 1956. Namun Timnas Indonesia baru bergabung dengan AFC Asian Cup ini pada tahun 1996.
Penampilan Timnas Indonesia terus mengalami kenaikan, yaitu sebagai berikut:
- Tahun 1996 di Abu Dhabi menahan imbang tim Kuwait 2-2.
- Tahun 2000 di Lebanon mengalahkan Qatar 2-1.
- Tahun 2004 di Beijing mengalahkan Qatar 2-1.
- Tahun 2007 untuk pertama kalinya Indonesia menjadi tuan rumah bersama Malaysia, Thailand, dan Vietnam. Timnas menang sekali melawan Bahrain 2-1.
- Tahun 2023 di Kuwait, timnas mengalahkan tuan rumah dan mantan juara Asia dengan skor 2-1 di babak kualifikasi. Ini merupakan kemenangan pertama tim dari Asia Tenggara sebagai tim tamu melawan tim dari Teluk Persia.
Prestasi Timnas Indonesia di Piala Dunia
Piala Dunia dibagi menjadi dua babak, yaitu babak kualifikasi yang berlangsung dengan sistem home and away dan babak final yang dilaksanakan di negara tuan rumah.
Dalam sejarah World Cup, timnas hanya pernah sekali tampil di babak final pada tahun 1938 seperti yang tertulis di atas. Timnas memegang rekor sebagai tim yang paling sedikit bermain, yaitu satu kali, dan tim yang dengan gol paling sedikit, yaitu nol.
Sedangkan pertama kali timnas menyandang nama Indonesia adalah pada tahun 1958. Di babak kualifikasi, Indonesia berjaya mengalahkan Tiongkok di putaran pertama. Namun timnas menolak melanjutkan kompetisi karena harus bertanding melawan Israel sebagai bentuk solidaritas terhadap Palestina. Setelah itu, timnas tidak berpartisipasi dalam Piala Dunia hingga tahun 1974 karena masalah politik dalam dan luar negeri.
Saat ini timnas sedang berjuang di babak kualifikasi Piala Dunia 2026 dengan materi pemain yang membanggakan. Indonesia berada di grup C bersama Jepang, Australia, Saudi Arabia, Bahrain, dan Tiongkok. Indonesia berada di peringkat 3 setelah mengalahkan Arab Saudi 2-0. Babak kualifikasi ronde 3 akan dimulai bulan Maret 2025 dengan pertandingan antara Timnas Indonesia melawan Australia.
Baca juga: Mengenal 11 Pemain Kunci Timnas Indonesia: Bintang Masa Depan Sepak Bola Tanah Air
Masyarakat telah menyaksikan betapa heroiknya Timnas Indonesia di tiap pertandingan. Timnas berhasil menumbuhkan rasa bangga di hati bangsa Indonesia dengan permainan yang apik dan sportif. Sejarah telah memberikan pelajaran yang berharga bagi timnas.