Disamping mengoptimalkan digital atau transformasi digital, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki juga mendorong adanya “new branding” bagi para pelaku UMKM di Indonesia. Langkah ini dimaksudkan agar pelaku UMKM semakin memodernisasi bisnis atau usahanya tanpa meninggalkan akar budaya lokal.
Seperti disampaikan oleh Teten, sudah saatnya pelaku UMKM harus mulai mengikuti era modern dan bertransformasi digital. Menurut Teten, pelaku UMKM di Indonesia jangan hanya berkarya terbatas seperti keripik, akik, atau batik tapi harus sudah mulai transformasi dengan produk-produk berbasis teknologi untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing produktivitas secara umum.
“New branding terhadap Indonesia yang selama ini terlihat sebagai negara agraris, suku-suku, terlihat dengan simbol tradisional kita harus dorong untuk melahirkan simbol-simbol Indonesia yang lebih modern,” kata Teten dalam keterangan resminya.
Termasuk untuk mendukung sektor pariwisata, Teten mendorong agar sudah mulai menghadirkan produk-produk UMKM unggul berbasis inovasi teknologi. Meski mendorong pelaku UMKM untuk membranding Indonesia sebagai negeri yang menuju ke modernisasi, Teten menghimbau agar tetap tidak meninggalkan akar budaya Indonesia yang kuat.
Baca Juga: Buat UMKM Baru, Gini Caranya Bikin Izin
Apalagi, katanya, potensi Indonesia kata sangat besar untuk bisa menghadirkan misalnya pariwisata yang berbasiskan teknologi. Terlebih dengan dukungan teknologi sekarang produk apapun di era digital bahkan dari pelosok desa manapun dengan digitalisasi bisa terhubung ke seluruh dunia dan bisa terhubung ke market yang sangat besar.
Sebelumnya Teten menegaskan bahwa saat ini pandemi masih memaksa semua untuk berada dalam zona “survival” untuk itulah perancangan program yang KemenkopUKM lakukan berorientasi pada usaha untuk UMKM dapat beradaptasi dan bertransformasi.
Ia juga memastikan Pemulihan Ekonomi Nasional dan Banpres Produktif Usaha Mikro akan dihadirkan kembali, dengan harapan akan mampu meningkatkan kapasitas usaha dan kinerja UMKM, serta memastikan kegiatan usaha dapat tetap berjalan sebagai bentuk nyata dari upaya adaptasi.
Baca Juga: Kemendag Dorong Pelaku Usaha Hotel Pakai Produk UMKM
Di sisi lain, kemampuan bertransformasi bagi UMKM turut pula menjadi keniscayaan. Aktivasi dan program yang meliputi transformasi digital, transformasi proses bisnis, transformasi informal ke formal, transformasi koperasi modern hingga transformasi untuk akses rantai pasok adalah kunci bagi UMKM tidak hanya dapat bertahan, namun juga bangkit dari dampak pandemi.
Menurut Teten, Bangga Buatan Indonesia adalah bentuk nyata sinergi yang dapat menghadirkan transformasi digital bagi UMKM Indonesia. Setidaknya saat ini lebih dari 12 juta pelaku UMKM telah hadir dalam ekosistem digital sebagai hasil dari kampanye bersama Bangga Buatan Indonesia.
“Pengembangan UMKM di sektor wisata, baik terkait kriya, kuliner, supply HoReKa, homestay, dan wisata alam menjadi prioritas kami sebagai strategi pemulihan UMKM yang berada di kawasan pariwisata khususnya Destinasi Pariwisata Super Prioritas,” katanya.
Dalam rangkaian Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia yakni Karya Kreatif Indonesia atau KKI diharapkannya menjadi showcase UMKM Champion, UMKM unggulan dari beragam wilayah yang menunjukkan resiliensi tinggi, menjadi inspirasi, memberdayakan serta memiliki brand yang kuat. Acara tersebut seluruhnya disajikan dalam format eksibisi yang hybrid, luring dan daring.
“Saya mengapresiasi hadirnya KKI 2021 seri perdana yang mengusung tajuk “Eksotisme Lombok”. Ini adalah kesempatan baik menyajikan keindahan kerajinan terbaik UMKM Lombok yang meliputi potensi kerajinan gerabah, perhiasan emas, perak, dan mutiara hingga tenun Lombok yang sangat memikat,” pungkasnya.
Baca Juga: BLT UMKM Rp 2,4 Juta Dikabarkan Siap Turun Bulan Ini