“…Bahwasanya mungkin saja kita tidak tahu dimana rezeki kita berada, tapi dengan ikhtiar sepenuh sungguh, rezeki kita sangat tahu dimana alamat kita. Dia akan datang tanpa terlambat atau lebih cepat barang sedetik pun. Tepat waktu.” Begitu tertulis dalam buku Bahagia Bersama oleh Kang Maman yang baru saja meraih predikat Best Seller pada 11 Desember 2021. (@jne_id, 2021).
Berangkat dari kutipan tersebut maka menjadi gambaran yang tepat untuk disematkan kepada setiap individu untuk selalu berikhtiar dalam menjalani kehidupan sehari-harinya. Manusia sering kali bertanya-tanya kapan yang diinginkan itu akan datang, tapi manusia sering kali lupa bahwa ikhtiar maksimal tanpa pamrih lebih wajib dilakukan.
Dalam pekerjaan pun demikian, masih banyak yang terkotak-kotak, dibatasi oleh job description masing-masing. Tidak salah, namun ada beberapa hal yang sebaiknya militan dilakukan oleh seluruh karyawannya. Penulis disini ingin mengangkat isu pentingnya dalam membuat akun masing-masing sosial media kita menjadi media literasi juga sekaligus media promosi kepada tempat kita bekerja.
Siapa di antara kita yang masih sering mengeluh bahwa konsumen JNE ini sudah stagnan atau itu-itu saja? Apakah effort atau ikhtiar kita dalam mempromosikan jasa yang ditawarkan perusahaan sudah maksimal? Hanya masing-masing dari kita yang dapat menjawab hal tersebut.
Satu hari terdiri dari 24 jam, sudahkah kita meluangkan waktu beberapa menit saja untuk mempromosikan kebaikan-kebaikan yang ada dari perusahaan kita? Penting sekali suara karyawan dalam menanamkan brand image yang positif untuk khalayak luas. Vice versa.
Pada titik ini adanya hubungan saling ketergantungan terbentuk. Apabila karyawannya senang bekerja di tempat dan bagiannya sekarang, biasanya kelompok ini akan menjadi marketeers perusahaan. Tidak perlu keluar biaya untuk satu dua postingan mereka setiap harinya, tapi memiliki dampak yang cukup besar untuk menyebarkan kebaikan perusahaannya kepada circle pertemanannya.
Bayangkan, berapa pasang mata yang akan melihat postingan tentang JNE apabila seluruh karyawan JNE aktif menjadikan sosial media nya sebagai media literasi dan juga media promosi, terlebih saat bertepatan dengan HUT JNE. Berikut analisis sederhana yang telah dilakukan penulis.
Memanfaatkan titik lokasi dan total karyawan
Menurut halaman website JNE, sejak perusahaan berdiri dari tahun 1990 hingga kini, perusahaan telah memiliki titik lokasi tersebar di 6.000 lokasi dan jumlah karyawan yang telah ada di angka 40.000 orang.
Apabila setiap karyawan memiliki 2 akun sosial media (Contoh : Facebook dan Instagram), dapat diperkirakan setiap harinya minimal ada sekitar 80.000 postingan, baik merupakan postingan feed ataupun stories . Berikut table perhitungan total views yang akan didapatkan,
Mari kita asumsikan bersama bahwa setiap karyawan memiliki akun Facebook dan Instagram. Oleh karena Facebook lebih dulu ada kita asumsikan masing-masing dari kita memiliki teman sebanyak 1.000 orang. Kemudian Instagram 500 orang.
Apabila 1 hari seluruh karyawan diminta untuk melakukan posting stories/feed, JNE telah mendapatkan total views 45% dari seluruh pengguna platform terebut. Berdasarkan data yang penulis dapatkan total pengguna Facebook di Indonesia ada 175,3 juta users (Budy Kusnandar, 2021), dan 93 juta users untuk Instagram. (Ayu Rizaty, 2021).
Berapa sih biaya influencer Instagram?
Berapa yang bisa kita hemat dari sini? Ya benar! Puluhan sampai ratusan juta untuk postingan feed maupun stories. Dilansir dkonten.com, Influencer itu dibedakan ke dalam 8 level yang berbeda mulai dari Micro I sampai dengan Celebriti. (DKONTENSTUDIO, 2021) Untuk foto, video dan stories total bisa menyentuh angka Rp 52.000.000,- itu baru 3 file pada 1 artis. Sedangkan segmentasi pasar di setiap artis/influencer juga beragam, baik dari jumlahnya maupun karakter followers-nya.
Kemudian apabila kita komparasikan antara total pengguna Instagram saja, dengan followers-nya Cristiano Ronaldo (@cristiano) sebagai influencer dari dunia sepakbola no.1 di dunia, terdapat gap sekitar 279 juta users atau baru menyentuh angka 25% apabila dibandingkan dengan total pengguna Instagram di Indonesia.
Jadi akun sosmed kita sebagai media literasi yang juga media promosi apakah sebuah worth effort to do? Tentu saja!
Terdapat sekitar 120juta pasang mata yang akan melihat postingan tentang JNE, di Instagram dan Facebook.
Berapa biaya yang dapat di hemat perusahaan untuk menggali engagement dengan hanya memberdayakan karyawan internal terlebih dahulu. 40.000 karyawan baru karyawan yang terhitung resmi oleh perusahaan, apabila kita kalikan 3-5 orang dengan mitra-mitra agen kita jumlah nya dapat melambung tinggi ke angka 120.000 – 200.000. Bukan sebuah angka yang kecil apabila kita manifestasikan ke penggunaan di sosial media.
Terakhir penulis ingin mengajak semua rekan-rekan untuk kita selalu ramaikan postingan JNE dengan komentar-komentar yang positif, like tentunya, dan share sebagai story atau feed. Brand Image perusahaan di sosial media juga merupakan tanggung jawab karyawannya. Bagaimana kita dapat menjadi pilihan utama publik kalau kita tidak mencintai jasa yang kita tawarkan sendiri.
Jadi sudahkah kamu meramaikan lini masamu dengan posting tentang JNE hari ini?
Baca juga : Jejak Spiritual H. Soeprapto (Bagian 10)