Sempat mengalami kemunduran akibat musibah kebakaran yang menimpa sejumlah pasar tradisional di Sumatera, tak membuat Tengku Fahlia, pemilik UMK Cha Dear, putus asa. Justru dengan semangat pantang menyerah, dia berhasil keluar dari jurang kegagalan.
Dengan modal yang tesisa, dia mencoba merangkak dari awal membangun usaha produksi sepatu kulitnya yang telah dirintis sejak 2000. Bahkan dia pun makin menemui titik terang usai UMK miliknya masuk dalam pembinaan PT Pertamina (Persero).
ADapun motivasi Fahlia saat itu adalah mencoba bangkit dengan mengembangkan sepatu yang sedang menjadi tren di era 2000-an. Hasil kerjanya bak gayung bersambut dengan pesanan yang menggalir.
“Saya pikir saya bisa bangkit kembali dengan cara membuat produk sepatu yang sedang tren di jaman itu,” ujarnya.
BACA JUGA : UMKM Sepatu Sendal Bogor Siap Tembus Pasar Ekspor
Sebagian distributor minta sepatu kulit asli. Ia pun merekrut tenaga kerja dan diajarinya untuk membuat sepatu bermaterial kulit tersebut hingga akhirnya bisa menjadi terampil.
“Kalau orangnya punya kemauan, membuat sepatu itu bisa dipelajari,” imbuhnya.
Hingga saat ini, berlahan namun pasti UKM sepatu kulitnya sudah memiliki 25 orang karyawan. Tentu kondisi ini juga sehalan dengan implementasi SDGs poin 8 yakni menyediakan pekerjaan yang layak dan mendukung perekonomian, serta penerapan ESG dibidang sosial.
Dalam dua bulan, produksinya sepatu kulitnya naik menjadi 200 pasang per minggu. Sepatu-sepatu produksinya banyak dipasok ke toko-toko di sejumlah mall, hingga supermarket besar, tanpa catatan jarang retur lantaran Fahlia menerapkan quality control yang ketat.
BACA JUGA : Deretan Tempat Nongkrong di Medan yang Seru
Hal inilah yang membuat sepatu produksinya dikenal dengan kualitasnya yang bagus. Bahkan, selain di pasarkan di negeri sendiri, sepatu kulit yang dirancang di Jalan AR Hakim, Gang Langgar Lorong Bahagia, Medan, ini juga sudah dipasarkan hingga Negeri Jiran Malaysia.
Dengan menjadi binaan Pertamina, Fahlia berharap ia bisa mengembangkan sayap untuk dapat mengekspor produknya ke berbagai negara lainnya. Harga sepatu yang ditawarkan relatif murah yakni sekitar Rp 55 ribu hingga Rp 100 ribu per pasangnya, Fahlia mampu mengantongi omzet yang cukup fantastis. Dalam setahun, ia mampu memperoleh keuntungan hingga Rp 1,5 miliar.
“Semoga bisa terus berkembang agar menyediakan banyak lapangan kerja juga, terutama untuk ibu-ibu rumah tangga,” tutupnya.