JNEWS – Mulai bergabung di JNE Cabang Utama Yogyakarta pada tahun 2002, Parno merupakan salah seorang Ksatria dengan masa pengabdian terlama. Ia banyak menyimpan kisah perjalanan JNE di Kota Gudeg tersebut, termasuk saat awal-awal bagaimana JNE belum dikenal luas oleh masyarakat Yogyakarta dan masih dipandang sebelah mata oleh kompetitor.
Parno senang bisa menyaksikan JNE Yogya berkembang pesat seperti sekarang ini. Saat dirinya bergabung pada tahun 2002, karyawan JNE Yogya hanya berjumlah 15 orang.
“Saat mulai bergabung kantornya masih ngontrak bangunan sederhana di kawasan Jalan Manukan nomor 12. Job desk saya sebagai kurir. Mengingat karyawan masih sedikit, saat itu semuanya juga saya ikut kerjakan,” kenang Parno, mengawali kisahnya kepada JNEWS, Jumat (15/11/2024).
Meski karyawan hanya belasan orang, namun begitu diterima kerja di JNE, kecintaannya pada JNE langsung tinggi dan ia pun bertekad untuk terus bekerja keras, dengan harapan JNE Yogya bisa terus maju dan berkembang.
“Yang membuat miris, saat saya mengambil barang-barang kiriman di bandara, ada seorang karyawan dari perusahaan lain yang menjadi kompetitor meledek dan memandang sebelah mata JNE dengan perkataan ‘Orang JNE kerja keberatan seragam, tidak akan maju’. Saya sebelumnya sempat kesal, tetapi dengan ledekan tersebut menjadi motivasi untuk terus bekerja keras agar JNE suatu saat bisa lebih berjaya,” ucapnya.
Baca juga: Kisah Satpam JNE Yogyakarta Wujudkan Mimpi, Sukses Kuliahkan Anak Hingga Pergi Umrah
Seiring berjalannya waktu, pria yang dikenal ramah dan murah senyum ini, naik pangkat ke bagian admin inbound (pemrosesan paket-paket yang akan didistribusikan ke area penerima paket) hingga kemudian ke bagian IT, sebab Parno juga memiliki kemampuan di bidang IT. Ia juga sempat ditarik ke Kantor Pusat JNE Jakarta untuk menyelesaikan beberapa proyek IT, termasuk ke beberapa kantor cabang JNE di berbagai daerah.
“Saya hanya lulusan SMA, tidak ada backround pendidikan IT, tapi saat itu belajar sama para senior. Kebetulan tahun 2009 sistem komputerisasi online mulai diterapkan di JNE, termasuk di kantor-kantor cabang. Saya juga pernah mengerjakan project IT di JNE Bodetabek, Denpasar, hingga JNE Cabang Medan,” jelas Parno.
Usai 3 tahun bertugas di Kantor Pusat JNE Jakarta, ia kemudian kembali ke Yogyakarta, kota tempat kelahirannya. Dan menyaksikan JNE Yogya sudah berkembang pesat dengan kiriman yang semakin meningkat.
“Kalau tidak salah sekitar tahun 2010, JNE Yogya merekrut banyak karyawan, di mana saat itu kiriman jumlahnya semakin bertambah banyak. Bangga sekali bisa menyaksikan kejayaan JNE Yogya dari yang tadinya hanya 15 orang karyawan, kini sudah lebih dari 400 karyawan,” bebernya.
Baca juga: Goa Jomblang: Keajaiban Alam Tersembunyi di Yogyakarta
Mengingat JNE sebagai tempat mencari nafkah dan menghidupi keluarga kecilnya, Parno merasa bersyukur selama bekerja di JNE materi yang didapat sudah lebih dari cukup, termasuk mendapat reward umrah ke Tanah Suci Mekah pada tahun 2014.
“Saya sekarang sebagai Supervisor SSD di JNE Yogya. Insyallah Januari 2026 pensiun. Di usia JNE menginjak 34 tahun ini, saya berdoa dan mempunyai keyakinan JNE akan semakin berjaya ke depannya,” tutup Parno dengan seulas senyum bangga. *