Aktivitas harian seorang ibu rumah tangga seperti saya yang begitu padat di tengah waktu yang berjalan begitu cepat, menghadirkan keinginan untuk punya segala hal yang bisa membantu apapun agar jadi serba mudah untuk dikerjakan. Di masa kini, berkat kemajuan teknologi, pekerjaan rumah tangga yang dulu banget masih harus dikerjakan secara manual dengan tangan, tentunya menyedot waktu, kini bisa dikerjakan dengan serba mesin. Dari mencuci, memasak, hingga membersihkan rumah dan seisinya.
Begitu pula dengan majunya teknologi komunikasi beserta perangkatnya, terhubung dengan siapa saja kemana saja jadi lebih mudah. Dulu untuk membeli sesuatu harus pergi keluar rumah, kota, bahkan negara untuk mendapatkannya. Kini, sejak dari lihat-lihat barang, tawar-menawar, transaksi, hingga penerimaan barang sampai di rumah, bisa dilakukan dari rumah saja.
Baca Juga : Pengiriman Lancar, Promosi Produk Kian Gencar
Dunia seakan dalam genggaman. Bertemu, saling bicara dan melihat secara virtual lewat video percakapan, kini menjadi hal biasa. Semua itu memberikan kemudahan dalam hidup. Meningkatkan kinerja, produktivitas, dan bahkan kesehatan. Betapa istimewanya bisa menikmati kemajuan teknologi masa kini.
Meski demikian, setiap keistimewaan ada batasan. Tidak setiap saat jadi puas dengan makanan yang dipesan online dari restoran. Tidak setiap waktu puas dengan membeli barang tanpa melihat dan memegang lebih dulu. Tidak selamanya rasa rindu pupus hanya dengan saling menyapa di video percakapan.
Di keseharian, bila sedang tidak dilanda kesibukan yang tak terjeda, saya lebih sering ingin makan masakan sendiri, membeli langsung bahan-bahan di penjual, mengolahnya, dan menyajikannya sendiri dengan tangan ini. Belanja barang kebutuhan secara online sangat praktis, tapi pergi langsung ke toko saat punya waktu luang lebih puas. Sesering apapun video call-an dengan keluarga yang sedang jauh dari rumah, bertemu langsung jelas berbeda rasanya.
Namun, di masa pandemi begini, keinginan untuk puas harus direm sekencang mungkin, demi keselamatan diri sendiri dan orang banyak. Jika memang harus keluar, atau sekedar ingin keluar sesekali, protokol kesehatan harus benar-benar ditaati. Tetapi, sekencang-kencangnya saya menginjak rem, tetap dikendorkan juga sesekali.
Baca Juga : Jangan Dibuang! Bubble Wrap Banyak Kegunaan Lho
Saya butuh keluar, selain karena ada kebutuhan, juga untuk kepuasan, namun dengan pembatasan:
Kategori Penting
Semua hal yang saya kategorikan penting di antaranya saat keluar masuk rumah sakit karena suami dan anak dirawat (alhamdulillah sekarang semua sudah pada sehat). Pergi ke mesin ATM untuk kebutuhan uang tunai. Pergi ke apotik yang tidak melayani pembelian antar jemput resep dan obat, atau resep yang tidak bisa dikirimkan secara online. Mengantar, menjemput, dan menemui keluarga karena hal mendesak.
Pergi ke klinik, sekolah, kampus, dan kantor pemerintahan untuk keperluan yang harus dilakukan secara manual. Pergi ke counter jasa pengiriman barang buat kirim paket jarak jauh lintas kota dan provinsi, yang tentunya tidak bisa dilakukan oleh jasa layanan antar yang bisa jemput sampai depan pintu rumah.
Belanja
Saat ingin makan masakan sendiri, maka harus belanja bahan, dan saya lebih leluasa jika beli bahan secara langsung khususnya sayur, buah, lauk, dan semua kebutuhan dapur. Itu saja. Urusan beli perabot, pakaian, apalagi perhiasan, belum ada dalam daftar belanja saya saat ini. Bukan prioritas.
Refreshing
Rumah adalah tempat ternyaman. Rasa tenang, adem, tentram, bisa didapat di rumah. Namun, tak ada salahnya keluar mencari suasana berbeda. Bukan karena suasana rumah membosankan, hanya perlu ganti suasana saja. Kalau kata teman-teman sesama ibu-ibu rumah tangga yang aktivitas kesehariannya super padat, refreshing itu buat jaga kewarasan.
Keluar rumah untuk tiga alasan itu saja, namun dengan pembatasan, salah satunya JARAK DEKAT. Bagi orang sangat sibuk, waktu sangat berharga. Jarak jauh jelas menyita waktu.
Beruntungnya saya tinggal di lokasi (di salah satu semi cluster di BSD City) yang amat mudah dan dekat untuk mencapai tempat-tempat yang ingin saya tuju untuk keperluan penting, belanja, dan refreshing di masa pandemi.
Baca Juga : Sekotak Asa Dalam Kiriman Doa, Semangat Bertahan di Tengah Wabah
Pedagang sayur dan buah
Pedagang sayur dan buah tidak diijinkan masuk komplek. Kalau mau belanja tinggal keluar dari gerbang utama komplek, sekitar 20 meter hingga 1 km, bertebaran penjual sayur. Ada yang menetap pakai kios, mobil keliling, gerobak dorong, hingga lapak yang digelar pada waktu tertentu saja. Saya nggak usah jauh-jauh menempuh jarak puluhan hingga ratusan kilometer dari rumah untuk memuaskan keinginan belanja sayur dan buah.
Minimarket
Dalam jarak 1 – 2 kilometer saja dari rumah, ada 8 minimarket warna biru dan kuning yang amat mudah dan dekat untuk saya datangi kala hendak berbelanja barang kebutuhan harian rumah tangga. Yang paling dekat hanya 50 meter saja dari gerbang utama komplek. Saking dekatnya, seolah tinggal loncat saja dari depan pintu rumah langsung sampai.
Kuliner dan Refreshing
Kuliner di BSD mah jangan ditanya, bejibun. Dari jarak 20 meter dari pintu gerbang utama saja sudah berderet penjual makanan dan minuman enak. Dari yang bermerk sampai enggak ada mereknya ada. Dari yang cuma digelar di gerobak dorong yang kalau makan duduknya di bawah tenda panas-panasan, sampai di restoran/kafe bagus dan besar yang ber-AC dan instagramable ada banyak. Salah satu kafe kece favorit saya dan suami yakni L Cafe malah cuma selemparan batu saja dari rumah, dekat banget.
Rumah Sakit dan Apotik
Di BSD ini ada banyak klinik, apotik, dan Rumah Sakit bagus. Dari klinik kecil sampai besar, hingga rumah sakit kelas internasional juga ada. Semuanya dekat dari jangkauan. Paling lama dari rumah kurang lebih 10 menit sudah sampai. Jika dalam keadaan tidak sehat dan butuh pengobatan segera, jarak yang ditempuh hanya menyita sedikit waktu.
Jasa Pengiriman
Untuk pengiriman makanan/minuman yang mudah rusak sudah pasti saya gunakan pengiriman express berdurasi 1-2 jam, biasanya pakai kurir yang bisa dipesan online supaya saya tidak perlu keluar rumah buat antar ke counter. Namun untuk pengiriman barang makanan yang tidak mudah rusak, atau paket yang tidak harus cepat sampai dalam hitungan 1-2 jam, juga untuk jarak jauh antar kota lintas provinsi, saya gunakan jasa pengiriman langganan saya yaitu JNE.
Kenapa JNE? Karena lokasi counter dekat dari rumah saya. Bukan 1 counter saja, tapi ada 4. Wah banyak ya. Paling dekat berjarak kurang lebih 1 kilometer dari rumah. Pernah suatu ketika counter terdekat di Granada Square tutup, saya tinggal pindah ke counter lainnya di Taman Jajan, atau di Jalan Rawa Buntu dekat Latinos. Geser lagi sekitar 3-4 kilometer dari rumah, bakal ketemu lagi counter JNE lainnya di sektor 14 dekat Kantor Pos.
Kenapa bisa banyak dan berdekatan gitu? Jelas karena JNE tahu di lingkungan saya banyak pelanggan setia. Maka ia ada di mana-mana demi memudahkan pelanggannya.
Memang menyenangkan kalau banyak kebutuhan bisa dipenuhi dengan mudah. Apalagi di saat pandemi gini. Serba online sangat praktis. Serba dekat pun tak kalah memudahkan aktivitas offline.
Baca Juga : Begini JNE Kirim Paketmu