“Jadi tidak ada istilah lahan nganggur, semua bisa diberdayakan. Peserta sangat antusias dan bersemangat. Itu terlihat saat memasukan lele ke dalam ember dan menyemai bibit kangkung ke dalam cup aqua yang akan digantungkan di pinggiran ember”, ungkap Kartika.
Kartika pun menambahkan, “Dalam kegiatan ini tidak ada pelatih ataupun mentor karena semua dilakukan bersama-sama mulai dari awal proses pembuatan, pemeliharaan sampai panen. Seluruh peserta belajar dengan bersama-sama dengan menonton video tutorial yang terdapat di channel youtube. Kegiatan sederhana seperti ini sangat bermanfaat, di tengah keterbatasan kondisi pandemic Covid-19 seperti ini bisa jadi peluang berkarya, berbisnis serta ketahanan pangan jika kita berhasil menjalankannya”.
Baca Juga : Serunya Hobi Fotografi sekaligus Kegiatan Sosial di Komunitas Tusteljne
Untuk proses pemeliharaan ikan lele dan kangkung, tim srikandi menyepakati untuk membagi jadwal untuk bersama-sama melakukan monitoring terhadap hasil dari budikdamber tersebut. Jadi setiap hari srikandi JNE Medan bergantian mengecek ikan lele dan kangkung, mulai dari memberi makan sampai memindahkan kangkung jika sudah tumbuh.
“Untuk panennya sendiri biasanya dua bulan setelah bibit di semai, dan kita akan lakukan masak bersama untuk menikmati apa yang sudah kita ternak dan tanam. Program ini juga akan berlanjut di mulai dari satu dua ember menjadi beberapa ember dan semua lantai 3 di gedung warehouse JNE Medan akan diberdayakan untuk berternak dan bercocok tanam”, pungkas Kartika.
Baca Juga : 3 Modal Dasar Jadi Content Creator, Bisa Juga Buat Pelaku UKM