Tim Satgas Covid-19 JNE, yang selalu bertugas di lapangan, merupakan garda terdepan untuk memotong mata rantai penularan Covid-19. Resiko tertular terutama dari mereka yang reaktif ataupun positif Covid-19 ketika bertugas pun tinggi.
Dibentuk setahun silam sejak wabah Covid-19 dinyatakan mulai menjangkit di Indonesia, Tim Satgas Covid-19 JNE yang beranggotakan 20 Ksatria dan Srikandi dari Departemen HSE, sampai saat ini terus bekerja di lapangan. Mereka bertugas memantau, mencegah penularan dan penanganan Covid-19 di lingkungan kerja.
Diketuai oleh Henny Sulistiawati, tim ini terus berjibaku memastikan agar mata rantai penularan Covid-19 di internal JNE bisa dicegah dan diantisipasi. “Begitu dibentuk setahun silam, kami langsung terjun ke lapangan seperti membagikan masker dan vitamin kepada karyawan serta penyemprotan disinfektan di berbagai tempat kantor JNE yang ada di Jakarta,” ujar Henny, saat JNEWS bertandang di ruang kerja satgas yang ada di JNE Tomang 6, Senin (8/3/2021).
Baca juga : Tim Investigation Management Officer JNE Lakukan Pengawasan Layaknya Reserse
Menurut Srikandi yang juga menjabat Head of HSE & Security Department JNE ini, saat awal-awal pandemi, masker, vitamin, cairan disinfektan dan APD kala itu sedang langka. “Kalaupun ada harganya melambung tinggi, sehingga tim harus susah payah mancarinya,” kenang Srikandi yang akrab disapa Boni ini.
Dalam upaya memutus mata rantai penyebaran Covid-19, tim satgas juga melakukan kerjasama dengan tim BMD (Building Management Dept.). Kedua tim pun berkolaborasi melaksanakan berbagai kegiatan seperti penyemprotan ruangan, pengadaan tempat mencuci tangan dan lain sebagainya.
Baca juga : Peran Departemen LDD JNE dalam Meningkatkan Kualitas SDM