Beberapa waktu lalu, ramai diperbincangkan karyawan-karyawan sebuah perusahaan teknologi besar dan sudah tercatat di bursa saham menunggu detik-detik dikirimkannya email pemutusan hubungan kerja (PHK). PHK hanya bisa dikira-kira memandang kinerja perusahaan, tapi tak pernah bisa dipastikan kapan akan terjadi. Yang penting, apa yang akan dilakukan setelah PHK.
Menerima Kenyataan PHK Bisa Menimpa Siapa Saja
Reaksi tiap orang ketika menerima keputusan PHK itu berbeda-beda. Yang masih banyak tanggungan tentu akan panik. Yang sudah memiliki banyak tabungan juga akan cemas. Uang akan habis jika dibelanjakan terus tanpa ada pemasukan. Tapi kenyataaan itu harus diterima. Boleh merasa sedih tapi jangan sampai merasa tidak berharga. PHK bisa menimpa siapa saja dengan berbagai keahlian dan masa kerja.
Perusahaan pada dasarnya selalu mengandalkan pada hasil kerja tim. Dengan demikian, jika ada atau terjadi risiko, maka akan ditanggung bersama. Jika merasa sudah bekerja dengan baik, bisa jadi banyak hal yang menjadi pemicu mengapa perusahaan mengambil langkah seperti ini. Faktanya, opsi untuk melakukan PHK sebenarnya selalu menjadi pertimbangan terakhir dalam kebijakan perusahaan.
Baca juga: Seberapa Jauh Kita Telah Meninggalkan Pandemi?
Di era disrupsi sekarang ini, apa pun bisa terjadi. Fungsi-fungsi dalam sebuah organisasi bisa digantikan dengan yang lebih efisien dan potensial. Kadang perusahaan masih berkompromi dengan menawarkan pensiun dini. Tapi ada juga yang langsung menutup satu bagian karena dianggap sudah tidak sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
Lalu, apa yang bisa kita lakukan? Menjadi korban PHK pastinya membuat perasaan jadi campur aduk. Sedih? Jelas. Panik? Mungkin. Merasa putus asa dan tak berharga? Jangan berlarut-larut. Yuk, segera bangkit setelah PHK, dengan melakukan beberapa hal berikut ini.
Segera Bangkit Setelah PHK, Lakukan yang Berikut Ini!
Memeriksa Kondisi Keuangan Pribadi
Yang pertama harus dilakukan setelah menata hati setelah PHK adalah memeriksa kondisi keuangan pribadi. Bagi yang menanggung hidup keluarga, ini harus dilakukan secara menyeluruh karena dengan menghilangnya penghasilan maka pasti semua kegiatan akan terpengaruh. Hal-hal yang perlu diperiksa adalah:
- Simpanan dan dana darurat, bisa berupa tabungan, deposito, emas, mata uang asing dan aset lancar lain yang mudah dicairkan.
- Jumlah utang dan angsuran kredit. Restrukturisasi utang bisa dicoba agar tak memberatkan dan bisa fokus mendapatkan penghasilan baru.
- Jumlah piutang, yang sebenarnya bisa masuk aset lancar jika yang bersangkutan mudah ditagih.
- Penghasilan dari investasi.
- Berdasarkan pengeluaran bulan lalu, teliti lagi mana yang bisa dihilangkan atau dikurangi. Kebutuhan utama juga harus diperiksa ulang apakah bisa di-downgrade.
Ajak keluarga untuk ikut membahas pengeluaran mana yang bisa dihemat agar semua memahami perubahan kondisi tersebut dan secara ikhlas merelakan kenyamanan-kenyaman yang sebelumnya dinikmati.
Untuk anggota keluarga yang masih kecil, jangan lupa membesarkan hati mereka bahwa keluarga akan baik-baik saja agar mereka tidak cemas berlebihan.
Mencari Pekerjaan Darurat
Mencari pekerjaan darurat ini merupakan hasil dari pemeriksaan keuangan pribadi di atas. Jika masih merasa aman untuk lebih dari 6 bulan ke depan setelah PHK, boleh saja fokus mencari pekerjaan yang sesuai dengan pengalaman sebelumnya. Namun tak ada salahnya juga mencari pekerjaan darurat. Sedangkan bagi yang tabungannya hanya cukup kurang dari 3 bulan setelah PHK, sebaiknya ini diprioritaskan.
Hubungi networking atau teman-teman yang potensial bisa memberi pekerjaan atau minimal informasi pekerjaan. Lowongan yang tersedia mungkin tidak ideal, tapi jika bisa masuk, jangan ditolak. Jenis pekerjaan darurat lainnya adalah membantu pasangan atau keluarga yang sudah memiliki usaha.
Selama menjalani pekerjaan darurat ini, manfaatkan waktu dengan menambah ketrampilan yang dibutuhkan untuk melengkapi pengalaman yang sudah dimiliki sehingga relevan dengan perkembangan zaman.
Baca juga: Hati-hati, Kenali Modus Penipuan Lowongan Kerja Palsu
Membuat Rencana Penggunaan Pesangon
Idealnya pesangon itu tidak digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Penggunaan pesangon harus direncanakan dengan matang, terutama memang sebaiknya digunakan untuk kegiatan produktif yang bisa mendatangkan penghasilan setelah PHK. Misalnya saja untuk investasi, usaha sendiri, atau keduanya.
Jika berencana untuk bekerja lagi, pesangon bisa diinvestasikan lebih banyak. Keduanya harus dipelajari dengan sangat berhati-hati agar pesangon yang berharga itu tidak habis dengan sia-sia.
Pandemi lalu, korban PHK ramai-ramai menggunakan uang pesangon untuk investasi saham karena untuk usaha pun kurang kondusif akibat banyaknya pembatasan kegiatan. Tak sedikit yang rugi karena mengharapkan hasil instan dengan ikut-ikutan tanpa memahami langkah-langkah investasi saham yang dianjurkan para pakar investasi, misalnya melakukan analisis fundamental.
Banyak orang yang setelah PHK sukses dengan usaha sendiri bermodalkan pesangon, tapi tak sedikit juga yang gagal tak bersisa. Jika sudah memiliki usaha keluarga yang selama ini belum dikelola dengan serius, bisa dibesarkan lagi daripada merintis usaha baru yang sama sekali belum dipahami. Jika ingin merintis usaha baru, manfaatkan sumber daya yang dimiliki agar tidak banyak modal yang harus dikeluarkan. Misalnya memiliki halaman luas, bisa digunakan untuk membuka warung atau bengkel tanpa harus keluar uang sewa tempat.
Mencari Pekerjaan Sesuai Pengalaman
Yang paling diidamkan setelah PHK adalah mendapatkan pekerjaan tetap kembali sesuai dengan pengalaman. Untuk itu perlu dilakukan persiapan internsif agar menonjol dibandingkan pelamar lain, yaitu:
- Memperbarui curriculum vitae (CV), tambahkan informasi ketrampilan baru yang diperoleh setelah PHK.
- Membuat cover letter atau surat lamaran yang menarik tentang pekerjaan sebelumnya dan apa yang dilakukan setelah PHK.
- Jangan ragu mencantumkan status Open To Work atau sedang mencari pekerjaan di LinkedIn.
- Hubungi teman-teman yang masih bekerja karena sering ada lowongan yang belum sempat atau tidak dipublikasikan di luar kantor.
- Rajin mencari informasi di akun media sosial atau laman resmi perusahaan yang diincar. Di luar itu, kebenaran informasi harus diperiksa ulang agar tidak terkena penipuan.
Baca juga: Mau Bisnis Tapi Modal Minim? Perhatikan Hal-Hal Berikut, Bestie
PHK merupakan pukulan telak bagi semua orang, terutama kepala keluarga. Beri kesempatan pada diri sendiri untuk menerima kenyataan dan berusaha bangkit kembali. Setelah PHK, banyak yang bisa dilakukan. Jaga motivasi diri agar bisa terus melangkah dengan semangat.