JNEWS – Seven Summits adalah daftar tujuh gunung tertinggi di setiap benua. Gunung-gunung ini jadi tantangan utama bagi para pendaki yang ingin menaklukkan puncak tertinggi di dunia
Setiap gunung punya karakter unik dan tantangannya sendiri. Butuh persiapan fisik, mental, dan logistik yang matang untuk bisa mencapai puncaknya.
Daftar Seven Summits dan Keunikan Masing-Masing
Mendaki gunung bukanlah hal yang mudah. Apalagi jika ingin mendaki Seven Summits. Mendaki satu saja sudah sulit, tetapi banyak pendaki dunia berambisi untuk menyelesaikan ketujuhnya.
Beberapa yang umumnya menjadi rintangan terbesar adalah suhu ekstrem, medan berbahaya, dan perubahan cuaca yang cepat. Namun, justru itulah yang membuat Seven Summits begitu prestisius di dunia pendakian. Hanya segelintir orang yang berhasil menaklukkannya.
Jadi, apa saja gunung yang masuk dalam daftar ini? Mari kita bahas satu per satu.
1. Everest
Gunung Everest, puncak tertinggi di dunia dengan ketinggian 8.848,86 meter di atas permukaan laut (mdpl). Gunung ini berdiri megah di Pegunungan Himalaya, tepat di perbatasan Nepal dan Tibet (Tiongkok). Masyarakat Nepal menyebutnya Sagarmatha, sedangkan di Tibet dikenal sebagai Chomolungma, yang berarti “Dewi Ibu Dunia”.
Puncak Everest pertama kali ditaklukkan pada 29 Mei 1953 oleh Sir Edmund Hillary, pendaki asal Selandia Baru, dan Tenzing Norgay, seorang sherpa Nepal. Keberhasilan mereka membuka jalan bagi ekspedisi berikutnya.
Everest sama sekali bukan gunung yang bisa diremehkan. Di ketinggian sekitar 8.000 meter, kadar oksigen turun drastis hingga hanya 30% dari level normal, menciptakan zona kematian yang berisiko tinggi. Hipoksia—kekurangan oksigen dalam tubuh—dapat menyebabkan kebingungan, kehilangan kesadaran, bahkan kematian.
Baca juga: Gunung Tertinggi di Setiap Pulau Indonesia: Merentasi Nusantara dalam Pendakian Tertinggi
2. Gunung Aconcagua
Gunung Aconcagua adalah puncak tertinggi di Amerika Selatan sekaligus gunung tertinggi di luar Asia dan salah satu Seven Summits. Tingginya mencapai 6.961 mdpl, terletak di Provinsi Mendoza, Argentina, dan menjadi bagian dari Pegunungan Andes.
Gunung ini menarik banyak pendaki yang ingin merasakan ketinggian ekstrem tanpa harus menghadapi tantangan medan es seperti di Himalaya. Matthias Zurbriggen, seorang pendaki asal Swiss, menjadi orang pertama yang mencapai puncaknya pada 14 Januari 1897.
Meskipun jalur pendakiannya tak terlalu teknis, Aconcagua tetap penuh tantangan. Suhu di puncak bisa turun hingga -30°C, ditambah angin kencang yang dapat memperlambat perjalanan.
3. Gunung Denali
Berdiri megah di Alaska, Amerika Serikat, Gunung Denali merupakan bagian dari Pegunungan Alaska Range. Puncak tertinggi di Amerika Utara ini memiliki ketinggian 6.190 mdpl.
Salah satu Seven Summits ini sebelumnya disebut Gunung McKinley. Nama ini diberikan oleh seorang penambang emas bernama William Dickey, yang mendukung kampanye presiden Amerika Serikat saat itu, William McKinley. Sejak 2015, nama gunung ini diganti menjadi Denali, yang berarti “Yang Tinggi” dalam bahasa suku Koyukon Athabaskan.
Puncak Denali pertama kali ditaklukkan pada 7 Juni 1913 oleh tim yang dipimpin oleh Hudson Stuck, Harry Karstens, Walter Harper, dan Robert Tatum. Denali terkenal dengan kondisi super ekstrem. Suhu di puncaknya bisa mencapai -40°C, bahkan saat musim panas, ditambah angin yang berembus hingga 160 km/jam.
Meski ketinggiannya “hanya” 6.190 meter, letaknya di lintang utara membuat tekanan udara lebih rendah dibandingkan gunung lain dengan tinggi serupa. Karena itu, hipoksia lebih cepat terjadi.
4. Gunung Kilimanjaro
Gunung Kilimanjaro memiliki keunikan tersendiri karena merupakan gunung berapi stratovolcano yang terbentuk dari tiga kawah utama: Kibo, Mawenzi, dan Shira. Puncak tertingginya, Uhuru Peak, berada di kawah Kibo. Kondisi ini menjadikannya berbeda dari gunung-gunung lain dalam daftar Seven Summits.
Salah satu daya tarik Kilimanjaro adalah tidak memerlukan keterampilan teknis mendaki. Tidak ada tebing curam atau medan es berbahaya, sehingga banyak pendaki pemula yang menjadikannya sebagai langkah awal dalam menaklukkan Seven Summits. Dengan ketinggian 5.895 mdpl, Kilimanjaro dinobatkan sebagai gunung tertinggi di Afrika.
Keistimewaannya juga terletak pada zona ekologis yang beragam. Pendaki akan melewati hutan hujan tropis, padang rumput alpine, hingga lanskap bersalju di puncak. Perubahan lanskap yang drastis ini menjadikannya salah satu gunung dengan panorama paling spektakuler di dunia.
Puncak Kilimanjaro pertama kali berhasil dicapai pada 6 Oktober 1889 oleh Hans Meyer dan Ludwig Purtscheller, dua pendaki asal Jerman dan Austria. Sejak itu, ribuan pendaki dari berbagai belahan dunia berusaha mencapai Uhuru Peak setiap tahunnya.
5. Gunung Elbrus
Gunung Elbrus masuk ke dalam daftar Seven Summits dengan menjadi puncak tertinggi di Benua Eropa. Ketinggiannya mencapai 5.642 mdpl. Berlokasi di Pegunungan Kaukasus, Rusia, gunung ini merupakan gunung berapi stratovolcano yang sudah tidak aktif. Terdapat dua puncak utama yang tertinggi di gunung ini, yakni puncak barat (5.642 mdpl) dan puncak timur (5.621 mdpl).
Puncak timur Elbrus pertama kali berhasil didaki pada 1829 oleh Killar Khashirov, seorang pemandu lokal dari ekspedisi ilmiah Rusia. Sementara itu, puncak barat, yang lebih tinggi, ditaklukkan pada 1874 oleh Florence Crauford Grove dan timnya, yang terdiri dari pendaki asal Inggris dan Swiss.
6. Gunung Vinson Massif
Secara ketinggian, Gunung Vinson Massif yang mencapai 4.892 mdpl mungkin tidak terdengar terlalu menantang. Namun, lapisan es tebal dan suhu ekstrem menjadikannya salah satu gunung dengan medan pendakian paling berat di dunia.
Gunung ini terletak di Pegunungan Sentinel, bagian dari Ellsworth Mountains, menjadikannya puncak tertinggi di Benua Antartika sekaligus salah satu yang paling terpencil. Tantangan utamanya bukan medan teknis, melainkan cuaca ekstrem khas Antartika, yang membuat akses menuju gunung ini sangat sulit.
Pendakian pertama Gunung Vinson berhasil dilakukan pada 18 Desember 1966 oleh Nicholas Clinch dan tim ekspedisi Amerika Serikat. Menariknya, hingga kini jumlah pendaki yang mencapai puncaknya masih jauh lebih sedikit dibandingkan gunung lain dalam Seven Summits.
7. Puncak Jaya
Puncak Jaya juga dikenal sebagai Carstensz Pyramid. Gunung yang berada di Provinsi Papua, Indonesia, sering dibandingkan dengan Gunung Kosciuszko di Australia, yang berketinggian 2.228 mdpl.
Kosciuszko jauh lebih mudah didaki karena memiliki jalur pendakian tanpa hambatan teknis sehingga cocok untuk pendaki pemula. Namun, banyak pendaki memilih Puncak Jaya sebagai “wakil” Oseania dalam Seven Summits. Gunung ini dikatakan mampu merepresentasikan tantangan sejati dalam pendakian gunung ekstrem. Ketinggiannya pun jauh melebihi Kosciuszko, yakni 4.884 mdpl.
Puncak Jaya adalah gunung karst dengan medan berbatu terjal. Gunung ini menjadi satu-satunya dalam Seven Summits yang membutuhkan pendakian teknis. Pendaki harus menggunakan tali dan peralatan panjat tebing untuk mencapai puncak.
Heinrich Harrer berhasil menjadi pendaki pertama yang mencapai Puncak Jaya pada 13 Februari 1962. Harrer merupakan seorang pendaki asal Austria yang juga penulis buku Seven Years in Tibet.
Baca juga: Mengenal Gunung Latimojong: Puncak Tertinggi di Sulawesi yang Menantang
Mendaki Seven Summits bukan sekadar soal mencapai puncak, tapi juga tentang ketahanan fisik, mental, dan keberanian menghadapi tantangan.
Setiap gunung punya medan dan cuaca yang berbeda, menjadikannya pengalaman unik bagi setiap pendaki. Hanya sedikit orang yang berhasil menyelesaikan semuanya, tapi bukan berarti mustahil. Dengan persiapan yang matang dan tekad kuat, siapa pun bisa mencoba menaklukkan salah satunya.