JNEWS – Dari kota Yogyakarta, Sheila on 7 muncul sebagai salah satu fenomena musik yang tak terelakkan di Indonesia. Berawal dari pertemanan sekolah yang berujung pada pembentukan band, perjalanan mereka menembus industri musik nasional merupakan cerita yang penuh dengan dedikasi dan kreativitas.
Sejak debut pada akhir 1990-an, karya-karya mereka tidak hanya mendapat tempat di hati penggemar musik, tetapi juga mengukir standar baru dalam kualitas produksi musik pop Indonesia.
Sebagai band yang konsisten merilis hit demi hit, Sheila on 7 berhasil menjalin koneksi yang kuat dengan pendengar dari berbagai generasi. Album demi album, mereka tak hanya menjaga relevansi di kancah musik yang terus berubah, tapi juga menunjukkan bagaimana evolusi musikal bisa sejalan dengan tetap mempertahankan ciri khas yang telah mereka bangun sejak awal. Cerita tentang bagaimana mereka bertahan, berkembang, dan terus berinovasi, menawarkan wawasan tentang dinamika industri musik yang lebih besar.
Sheila On 7 dan Awal Berdirinya
Dikutip dari kisah yang diceritakan di situs resmi Sheila On 7, Adam dan Sakti awalnya membentuk band yang disebut “W.H.Y Gank”. Untuk mengisi posisi vokalis, Adam kemudian mengajak Duta, yang sudah sering tampil bersama di acara 17 Agustus di kompleks mereka.
Awalnya, Adam dan Sakti sering bertukar peran antara bassist dan guitarist tergantung lagu yang akan dibawakan. Namun saat itu, band ini hanya terbatas pada latihan di studio dan audisi tanpa pernah tampil di panggung.
Setelah beberapa waktu, mereka pun bertemu dengan Eross dan Anton. Keempatnya kemudian memutuskan untuk membentuk band baru dan memulai perjalanan musik mereka bersama. Pada saat latihan pertama, mereka memilih nama Sheilagank dan menetapkan tanggal 6 Mei 1996 sebagai hari jadi band mereka.
Nama Sheila tersebut terinspirasi dari seorang teman SMA Eross, yang juga teman SD Adam dan Duta. Cerita dari masa lalu tentang bagaimana mereka saling mengenal lewat Sheila sering muncul dalam perbincangan, yang kemudian diabadikan sebagai nama band. Sementara, On 7 merujuk pada tujuh nada dasar musik, menandakan grup ini sebagai kumpulan teman yang menyatu lewat musik.
Selama dua tahun berikutnya, Sheilagank aktif tampil di berbagai pentas dan festival musik sekolah se-Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Pada pertengahan tahun 1998, keberhasilan mereka mengantarkan pada kontrak rekaman pertama dengan Sony Music Entertainment Indonesia. Dengan kontrak ini, mereka mengubah nama band menjadi Sheila On 7, atau sering disingkat menjadi SO7. Nama Sheilagank kemudian menjadi sebutan untuk penggemar setianya.
Baca juga: Tip Nonton Konser Sheila on 7 agar Nyaman dan Aman
Jatuh Bangun Sheila On 7
Sheila On 7 akhirnya berkembang menjadi band ikon musik pop rock Indonesia. Mereka memulai karier dengan debut album yang fenomenal, Sheila On 7 pada tahun 1999. Album ini meraih sukses besar dan menjual lebih dari 1 juta kopi.
Kesuksesan album pertama kemudian diikuti oleh dua album selanjutnya, Kisah Klasik untuk Masa Depan (2000) dan 07 Des (2002). Ketiga album ini tidak hanya mendapat sambutan hangat di pasar musik Indonesia tetapi juga di negara-negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, dan Brunei. Tak heran, banyak yang memberi predikat band ini sebagai “million copies band”.
Kesuksesan ini berlanjut dengan rilis OST. 30 Hari Mencari Cinta pada tahun 2003 yang terjual hampir 600.000 kopi. Album keempat mereka, Pejantan Tangguh (2004), memang tidak mencapai penjualan sejuta kopi seperti pendahulunya. Namun, album ini tetap terjual lebih dari 450.000 kopi dan menambah daftar hit band asal Yogyakarta ini.
Namun, perjalanan band ini tidaklah selalu mulus. Tantangan muncul ketika mulai ada masalah internal, terutama terhadap Anton Widiastanto. Drummer ini tampak absen dari beberapa pertunjukan. SO7 pun terpaksa menggunakan jasa drummer tambahan, Kiki Mirano dan Harry Goro, di beberapa event, termasuk saat harus tampil di A Mild Soundrenaline 2002.
Bersama anggota band tambahan ini, mereka tetap tampil dalam event besar bersama band-band top lainnya seperti Dewa 19 dan Slank. Sheila on 7 terus tampil di panggung besar. Tahun 2003, mereka kembali hadir di Soundrenaline.
Tahun 2004, Anton pun mundur dari band, dan digantikan oleh Brian Kresna Putro, yang saat itu masih berstatus additional player. Pergantian ini menandai awal dari era baru, dengan Brian ikut serta dalam rekaman album Jalan Terus (2005) dan turnya yang sukses.
Perubahan personel terjadi lagi pada tahun 2006 ketika Saktia Ari Seno memutuskan untuk meninggalkan band demi melanjutkan studi di Pakistan. Meski kehilangan Sakti, band melanjutkan perjalanannya dengan merilis 507. Mereka juga ikut berpartisipasi dalam proyek Voices from the FIFA World Cup.
Dalam beberapa tahun berikutnya, SO7 merilis beberapa album lagi, termasuk Menentukan Arah (2008) dan Berlayar. (2011). Kedua album ini dikenal dengan tambahan perkusi yang menarik. Pada tahun 2014, mereka merilis Musim Yang Baik, album terakhir mereka dengan Sony Music sebelum beralih ke label independennya sendiri, 507 Records.
Sheila On 7 terus berkarya dan berinovasi. Hal ini bisa terlihat dengan dirilisnya single Film Favorit (2018). Bisa dikatakan, lagu ini menggambarkan kepiawaian mereka dalam menggabungkan inspirasi dari berbagai sumber termasuk film. Kemudian, di tahun 2022, band mengumumkan bahwa Brian telah resmi meninggalkan band, menutup sebuah bab penting dalam sejarah mereka.
Sheila On 7 Kini dan Konser Tunggu Aku Di
Sheila On 7 ini adalah B.E.D.A—Band of Eross, Duta, dan Adam. Mereka memang berbeda, dengan kedewasaan yang bertumbuh seiring waktu. Bagaimanapun, Akhdiyat Duta Modjo sebagai vokal utama, Eross Candra yang memainkan gitar utama, dan Adam Muhammad Subarkah yang mengisi posisi gitar bass, selalu dicintai oleh penggemar mereka.
Saat ini, band yang dikatakan sebagai band with zero haters ini punya jadwal serangkaian konser di berbagai kota di Indonesia. Konser yang diberi judul “Tunggu Aku di-” ini sudah diadakan di Samarinda, pada 27 Juli 2024 di Stadion Utama Kaltim Palaran Samarinda.
Masih ada empat kota lain yang menunggu konser mereka. Yang terdekat di Makassar, konser akan dilakukan pada 10 Agustus 2024 di Sport Centre Plasa Telkom, dilanjutkan di Pekanbaru pada 31 Agustus 2024 di Stadion Atletik Rumbai. Medan akan menjadi tuan rumah pada 14 September 2024 di LANUD Soewondo, dan seri tur akan ditutup di Bandung pada 28 September 2024 di Stadion Gelora Bandung Lautan Api. Informasi ini disampaikan oleh Antara Suara, promotor acara, melalui akun Instagram resmi mereka @antara.suara.
Baca juga: Setlist Terbaik di Konser Sheila on 7: Lagu-Lagu Wajib yang Selalu Ditunggu
Melalui berbagai pasang surut, Sheila On 7 tidak hanya bertahan tetapi juga terus meningkatkan standar mereka dalam industri musik. Kesuksesan yang mereka raih bukan semata-mata karena kebetulan; melainkan hasil dari kerja keras, inovasi, dan orisinalitas yang mereka tunjukkan di setiap fase karier mereka.
Kisah Sheila On 7 bukan hanya tentang musik, tetapi juga tentang bagaimana semangat, dedikasi, dan kekompakan dapat menciptakan karya yang bertahan lama dan dicintai banyak orang.