JNEWS – Selain Kota Hujan, Bogor juga kerap disapa sebagai Kota Sejuta Angkot. Tumbuh tambunnya kendaraan bermotor di wilayah ini menjadi salah satu penyebab terhambatnya mobilitas masyarakat setempat. Pemerintah Bogor baik kota maupun kabupaten, ramai-ramai menyerukan alternatif kendaraan untuk dipergunakan oleh masyarakat setempat. Salah satu alternatif kendaraan yang disarankan adalah sepeda. Seruan tersebut juga selaras dengan aksi pemerintah yang cukup serius untuk menciptakan kenyamanan bagi para penggunanya. Diantaranya adalah dengan membangun jalan khusus untuk para pesepeda.
Penawar Kota Sejuta Angkot
Bersepeda kini bagian dari gaya hidup. Tren bersepeda kembali merebak pasca pandemi empat tahun silam. Para pegiat di dunia sepeda mulai menggaungkannya kembali. Pasalnya, tidak hanya manfaat bagi tubuh, merebaknya tren ini juga dapat mengurangi kepadatan lalu lintas sehingga terjadinya penurunan polusi. Ironisnya, sepeda yang dikenal lambat dibandingkan kendaraan bermotor itu, justru menjadi juru kunci membelah hiruk-pikuk kemacetan. Keluwesan sepeda menyintasi jalanan yang penuh sesak dengan kendaraan bermotor membuatnya memiliki waktu tempuh yang relatif lebih cepat dan pasti. Hal itulah yang menjadi faktor munculnya inovasi kurir sepeda yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan ekspedisi.
Tak mau ketinggalan, JNE selaku perusahaan ekspedisi kebanggaan dalam negeri juga turut berinovasi melalui tren bersepeda. JNE pada 2016 lalu, jauh sebelum tren ini kembali muncul telah meluncurkan “JNE Eco-Courier” atau kurir sepeda. Berdasarkan riset yang dilakukan JNE, ternyata kurir sepeda setara dengan tiga kurir motor untuk wilayah-wilayah tertentu seperti area perkantoran, pusat perbelanjaan, dan pemukiman padat. Dalam pelaksanaannya, JNE menggandeng komunitas sepeda yaitu Westbike Messenger Service (WMS) yang telah eksis sejak 2013 besutan Hendi Rachmat dan rekannya. Pasca pandemi, JNE semakin memperluas jaringan JNE Eco-Courier di berbagai kota besar. Bogor menjadi salah satu area perluasan JNE Eco-Courier pada 2021. Tekad kuat Bapak M. Feriadi selaku Presiden Direktur JNE untuk memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan khususnya di Bogor menjadi alasan hadirnya JNE Eco-Courier di kota tersebut untuk menyiasati kemacetan dan bentuk kampanye untuk hidup sehat maupun cinta lingkungan.

Sumber : Dokumentasi Pribadi Arvy Kheren Laurence
Sasaran utama wilayah pengiriman JNE Eco-Courier adalah area perkantoran, pusat perbelanjaan, dan pemerintahan. Akan tetapi, seiring dengan kebutuhan operasional dan permintaan kebutuhan, kurir sepeda ini difungsikan di berbagai area pemukiman padat di Kota Bogor. Respon positif dari masyarakat terkait adanya kurir sepeda ini juga turut menjadi penyemangat bagi JNE dan juga para kurir sepeda itu sendiri.
Serupa tapi Tak Sama
Bak langit dan bumi, “kurir sepeda” yang saat ini dihadirkan JNE sebagai perusahaan logistik tentunya memiliki gambaran yang berbeda dengan masa lampau. Para kurir sepeda saat ini menggunakan sepeda jenis fixie yang cocok dengan area perkotaan dengan medan yang relatif lebih datar. Keunggulan dari sepeda jenis tersebut adalah simpel, ringan dan cepat, serta membutuhkan sedikit perawatan. Tidak hanya dari armada yang digunakan, penampilannya pun dibuat lebih sporty dengan seragam khusus dari JNE dan alat pelindung tubuh. Mereka juga kerap membawa alat-alat perbaikan sederhana untuk menghadapi kondisi darurat. Kelihaian mereka berkendara juga seperti kurir dalam film “Premium Rush” yang populer pada tahun 2012.
Kota Sejuta Angkot ini memiliki karakteristik kontur jalan yang menanjak lalu menurun dan banyaknya angkutan umum membuat para kurir sepeda sedikit merasakan sensasi uji nyali. Hal ini dikarenakan keterbatasan kemampuan sepeda fixie tersebut. Maka dari itu, jam terbang yang tinggi disertai dengan strategi jitu sangat diperlukan agar efektif dan efisien tenaga.
Hobi yang Dibayar
Arvy Kheren Laurence (26) adalah kurir sepeda asal JNE Cabang Utama Bogor. Menjadi kurir sepeda tak hanya semata pekerjaan baginya, melainkan juga sebuah hobi. Arvy menyatakan bahwa alasannya menekuni hobi bersepeda hingga menjadi pekerjaannya saat ini adalah kesehatan dan dapat membawanya pergi kemana pun ia inginkan. Ia telah menekuni dunia sepeda sejak sekolah dasar dan memulai karirnya pada 2016. Ibaratnya, Arvy menekuni hobi tapi dibayari.

Sumber : Dokumentasi Arvy Kheren Laurence
Tidak hanya dalam bentuk materi. Siapa sangka, ternyata hobi itu bahkan membawanya mengikuti berbagai kejuaraan Criterium di beberapa kota dan beberapa Negara Asia Tenggara lainnya seperti Vietnam, Malaysia, dan Singapura. Kejuaraan yang paling berkesan baginya yaitu saat mengikuti perlombaan Holy Crit yang dilaksanakan di Singapura pada tahun 2018 lalu. Ia berhasil melenggang naik ke podium dan mengibarkan Sang Saka Merah Putih di negara tersebut setelah mengalahkan berbagai kompetitor di ajang internasional itu. Bahkan ia sampai tak bergeming kala itu ketika namanya disebut sebagai juara. Rasa haru dan bangga melebur jadi satu. Bagi Arvy, menjadi kurir sepeda sangat menyenangkan karena ia dapat berinteraksi dengan banyak orang dan mengenalkan kurir sepeda kepada masyarakat.
Di balik Peluh Setiap Kayuh
Bersahabat dengan cuaca di Bogor dengan intensitas hujan yang tinggi dan tak menentu adalah hal yang pasti dihadapi. Stamina dan fokus menjadi modal utama selain sepeda. Tak hanya itu, tantangan juga datang dari jumlah paket dan berat paket yang kian bervariasi. “Waktu itu, saya pernah anter 150 paket sehari. Beratnya sampe 8 kg lebih saya gendong dalam tas,” ujarnya saat diwawancarai. “Pernah juga saya bawa televisi, pasti sepeda saya harus dimodifikasi juga supaya bisa angkut barang besar karena tren barang saat ini bukan hanya dokumen dan barang kecil saja,” sambung Arvy sambil menunjukkan sepeda yang telah dirakit untuk membawa barang-barang besar.
Jenis sepeda yang telah disulap tersebut adalah jenis sepeda kargo. Sepeda itu dapat membawa barang besar pada bagian tengahnya. “Perlu jam terbang dan mengukur diri terkait dengan kemampuan barang bawaan. Selain itu, kelengkapan atribut berkendara juga harus diperhatikan supaya meminimalkan risiko kecelakaan kerja,” ujar Arvy. Menurutnya, selain semangat, inovasi juga diperlukan dalam bekerja untuk menghadapi tantangan yang semakin beragam. Ia berharap, tren sepeda ini tidak hanya seumur jagung. “Semoga seumur hidup. Bersepeda itu banyak manfaatnya. Enak bisa nyelip-nyelip kalau macet. Kerja jadi lebih satset,” sambung Arvy dengan penuh harap.
*Juara 1 Lomba Menulis Kategori Karyawan JNE Content Competition 2025