JNEWS – Silaturahmi Lebaran adalah waktu yang berharga, bukan hanya karena momennya tapi juga karena untuk hadir dibutuhkan usaha. Tak jarang kesempatan tersebut baru bisa terjadi setelah bertahun-tahun diinginkan. Sering kali tamu datang dari tempat yang jauh atau di antara waktu yang sempit.
Harus disadari bahwa semua yang hadir mengharapkan momen yang sempurna agar usaha mereka membuahkan kenangan manis.
10 Kebiasaan yang Harus Dihindari Ketika Silaturahmi Lebaran
Dikutip dari Perpustakaan Universitas Ahmad Dahlan, keutamaan silaturahmi adalah menjauhkan dari api neraka, dilancarkan rezeki dan umurnya, dimuliakan di dunia dan akhirat, memperluas persaudaraan antar sesama, serta menjaga keharmonisan.
Dengan keutamaan seperti itu maka semua yang hadir harus berusaha menjaga sikap agar tidak mengganggu acara. Berikut ini adalah 10 kebiasaan yang harus dihindari saat melakukan silaturahmi Lebaran.
1. Datang Terlambat
Kebanyakan suasana silaturahmi Lebaran memang tidak resmi. Namun penting untuk datang tepat waktu demi menghargai orang lain. Banyak orang yang harus membagi waktu libur Lebaran dengan ketat untuk keluarga inti, keluarga besar, teman alumni, geng zaman dulu, teman kantor, dan sebagainya. Telat datang akan membuat orang lain yang memiliki jadwal ketat tersebut jadi terganggu.
Baca juga: Anak Sakit saat Lebaran? Jangan Khawatir, Ini Cara Mengatasinya!
2. Tidak Berusaha Memenuhi Kesepakatan
Apa pun kesepakatannya, entah itu dress code, pot luck, tukar kado, dan sebagainya, harus berusaha dipenuhi. Keengganan mengikuti kesepakatan akan membuat suasana agak hambar meski peserta lain mengatakan tidak apa-apa. Ketentuan silaturahmi boleh diabaikan jika bukan hasil kesepakatan. Jika sudah berusaha tapi tidak berhasil memenuhi kesepakatan maka wajib minta maaf dengan sungguh-sungguh.
3. Hanya Menyapa yang Akrab
Hanya menyapa orang yang akrab sering terjadi dalam silaturahmi yang berbalut halalbihalal dan reuni, baik di lingkungan rumah maupun dengan teman-teman. Tidak sampai di situ saja karena sering kali dilanjutkan dengan duduk berkelompok dengan orang-orang yang akrab. Akhirnya suasana silaturahmi komunitas tidak tercapai. Yang terjadi adalah silaturahmi geng yang menumpang tempat.
4. Menghalangi Jalan Keluar Masuk
Sebenarnya ini fenomena kecil tapi aneh dan sangat mengganggu, yaitu kegemaran bergerombol dekat pintu rumah padahal di dalam masih kosong. Kebiasaan ini menghalangi arus keluar masuk tamu, tuan rumah, dan asisten rumah tangga (jika ada).
Apalagi jika pengaturan tempatnya menggunakan karpet alias duduk lesehan. Akibatnya yang mau lewat harus membungkuk-bungkuk permisi karena jika tidak melakukannya akan dianggap tidak sopan. Padahal bukan dia penyebab kerepotan ini.
5. Mengambil Alih Peran Tuan Rumah
Kadang ada orang yang memiliki karakter suka mengatur. Saking kuatnya karakter tersebut peran tuan rumah atau panitia pun diambil, dari mempersilakan tamu-tamu, mengatur letak konsumsi, memerintahkan pembagian goodie bag, dan sebagainya.
Tuan rumah harus dihargai meski tidak sempurna dalam menjalankannya. Tamu boleh saja membantu tapi harus tetap di bawah komando tuan rumah. Pastikan bertanya atau minta persetujuan tuan rumah setiap akan melakukan perubahan di lokasi silaturahmi Lebaran.
6. Mendominasi Percakapan
Konon wanita bisa mengeluarkan hingga 20.000 kata sehari, sedangkan pria hanya 7.000 kata. Namun juga ada wanita yang pendiam dan pria yang banyak bicara.
Silaturahmi Lebaran merupakan momen yang tepat untuk berlatih pengendalian diri baik bagi pria maupun wanita, yaitu dengan memberi kesempatan adanya percakapan dua arah. Bagi orang yang senang bicara, ini membutuhkan kesabaran yang luar biasa. Namun kesabaran tersebut akan berbuah manis, yaitu memperluas persaudaraan dan menjaga keharmonisan.
7. Pamer
Orang datang ke acara silaturahmi Lebaran dengan berbagai kondisi mental. Ada yang memang antusias hadir karena suka berada di tengah-tengah orang banyak, ada pula yang sedang sedih, putus asa, sedang berjuang dalam hidupnya, bahkan ada yang sebenarnya sangat tidak ingin datang karena berbagai alasan. Akan lebih baik jika dapat mengendalikan diri sewajarnya, karena kita tak pernah tahu ada apa di balik senyum orang lain.
Pamer tidak akan membuat seseorang lebih tinggi derajatnya. Malah sebaliknya, pamer bisa membuat orang lain ingin segera meninggalkan acara tersebut karena tidak tahan mendengarkannya. Suasana hati banyak orang bisa saja jadi panas dan akhirnya merasa tidak nyaman.
8. Suka Menginterogasi
Kebiasaan ini tidak hanya harus dihindari tapi benar-benar tidak boleh. Misalnya menanyakan kapan menikah, mana calonnya, kok belum ada anak, mengapa resign, dan sebagainya.
Menanyakan status pernikahan, pendidikan, pekerjaan dan sebagainya boleh saja dilakukan agar tidak salah sapaan atau perlakuan. Namun cukup dengan satu pertanyaan saja, tidak perlu menggali lebih dalam, apalagi sampai menanyakan alasan seseorang dalam mengambil keputusan yang bersifat pribadi.
9. Tidak Bisa Mengendalikan Anak-Anak
Anak-anak memang sudah biasa riuh dan playful. Sebenarnya, hal ini akan membuat suasana jadi lebih meriah. Namun, di sisi lain, hal ini juga berpotensi mengganggu suasana sehingga para orang tua wajib tahu kekurangan dan kelebihan anaknya.
Orang tua wajib tahu cara mengantisipasi perilaku anaknya. Orang yang tidak ingin terganggu oleh anak-anak bukan berarti tidak suka anak-anak. Namun, bagaimanapun juga, orang datang ke acara silaturahmi—terutama yang bersifat resmi—karena untuk mengikuti acaranya, dan acara tersebut tentunya bukan acara untuk anak-anak saja. Bahkan, mungkin ada kajian atau agenda agama, sehingga dibutuhkan suasana khusyuk di satu waktu.
Karena itu, untuk mengantisipasi tidak terkendalinya mereka, anak-anak harus diberi pengertian sebelum diajak. Jika suasana tidak terkendali, orang tua harus harus sigap membawanya keluar untuk menenangkan diri. Jangan lupa untuk minta maaf ke tamu lain dan tuan rumah.
10. Mengabaikan Waktu Salat
Islam mengajarkan keseimbangan antara hablum minallah (hubungan dengan Tuhan) dan hablum minannas (hubungan dengan sesama manusia). Silaturahmi Lebaran merupakan rangkaian acara keagamaan sejak Ramadan hingga Syawal, yang merupakan bagian dari hablum minannas. Karena itu, hablum minallah tidak boleh ditinggalkan, bahkan harus didahulukan.
Jika sudah masuk waktu salat, tuan rumah tidak boleh segan untuk memotong acara. Sebaliknya tamu atau peserta juga tidak boleh segan untuk meninggalkan acara sebentar ketika waktu salat tiba.
Baca juga: Kuliner di Sekitar Ragunan Zoo: Tempat Makan Keluarga yang Asyik
Silaturahmi Lebaran adalah momen berharga. Karena itu, kebiasaan-kebiasaan yang berpotensi merusak kehangatan perayaan harus dihindari. Silaturahmi adalah kesempatan untuk saling bermaaf-maafan dan memulai lembaran yang baru. Jangan sampai lembaran yang baru ini diisi dengan permusuhan baru akibat kurangnya pengendalian diri.