Singgah Sejenak Menikmati Eloknya Istana Cipanas

JNEWS – Lanskap alam yang memikat mata dan berhawa sejuk, menjadi ciri khas yang melekat pada destinasi wisata yang ada di Cipanas, Cianjur, Jawa Barat. Pada hari-hari tertentu, Cipanas juga menyajikan pengalaman lain, yaitu berkunjung ke Istana Presiden Cipanas yang kaya dengan nilai-nilai sejarah dan kemegahan arsitektur masa lampau.

Pertama menginjakkan kaki di Istana Presiden Cipanas, kesan megah akan keagungan arsitektur masa silam langsung terpancar saat JNEWS bersama rombongan berkunjung ke istana ini beberapa waktu lalu.

Keberadaan istana yang lokasinya tepat di bawah kaki Gunung Gede, membuat pemandangan yang disuguhkan begitu indah dan asri. Menurut salah seorang staf pengelola Istana Cipanas, Ade, yang saat itu memandu, Istana Kepresidenan Cipanas pada awalnya merupakan sebuah bangunan yang didirikan pada 1740, oleh seorang tuan tanah Belanda bernama Van Heots.

Namun pada masa pemerintahan Hindia-Belanda, tepatnya mulai pemerintahan Gubernur Jenderal G.W. Baron Van Imhoff (1743), karena daya tarik sumber air panasnya, dibangun sebuah gedung kesehatan di sekitar sumber air panas tersebut.

“Mungkin karena udara di sini cukup sejuk dan kekuatan air panas yang mengandung belerang, pada waktu itu istana ini sempat dijadikan gedung pengobatan bagi anggota militer Kompeni yang perlu mendapat perawatan,” ujarnya.

Istana yang memiliki luas areal 26 hektar dan memiliki luas bangunan 7.760 meter persegi ini, terdiri dari satu bangunan induk, 6 paviliun, sebuah gedung khusus, satu buah bangunan penampungan sumber air panas serta sebuah masjid.

Bangunan induk atau disebut Gedung Induk Istana Kepresidenan Cipanas merupakan gedung peristirahatan presiden dan wakil presiden beserta keluarganya bila berkunjung ke sini.

Baca juga: Cerita Kurir di Kawasan Puncak Siasati Macet

Sementara itu, di salah satu dinding lorong ruangan utama Gedung Induk, dipajang sebuah lukisan ‘Jalan Seribu Pandang’ karya Soejono D.S, yang dibuat pada 1958. Lukisan ini sangat unik, sesuai dengan judulnya ‘Jalan Seribu Pandang’, karena jalannya akan terlihat berubah bergantung dari arah mana mata memandang.

Dari sekian banyak lukisan, lukisan ‘Jalan Seribu Pandang’ merupakan lukisan yang paling diminati pengunjung karena keunikannya. Lukisan ini sangat spesial, karena diminta langsung oleh Presiden Soekarno kala itu.

Adapun di belakang gedung induk yang lokasinya terpisah, terdapat 6 paviliun yakni Paviliun Yudistira, Bima, Arjuna, Nakula, Sadewa, dan Abimanyu. Tak jauh dari paviliun ini terdapat gedung pemandian air panas, karena di dalamnya terdapat kolam penampungan air panas dan bilik-bilik kamar mandi air panas. Pemandian ini diperuntukkan bagi para tamu presiden yang sedang berkunjung.

Tidak jauh dari gedung pemandian, tampak sebuah danau terbuka yang berdiri di atas kolam pemancingan ikan. Selain itu, di sebelah kiri halaman belakang Gedung Induk, juga terdapat sebuah bangunan masjid bernama Masjid Baiturrahim, serta beberapa rangkaian bangunan kecil lainnya sebagai ruang perkantoran istana. Di samping itu, di sisi sebelah kiri Gedung Indukd terdapat rumah kebun, tempat pembibitan serta perancangan taman bunga dan taman hutan istana.

Dari sekian banyak bangunan dan gedung, yang tak pernah dilewatkan untuk dikunjungi adalah gedung Bentol yang merupakan gedung tempat Presiden Soekarno mencari inspirasi sekaligus bermeditasi. Gedung ini didirikan oleh Soekarno pada tahun 1954. *

Baca juga: Perbedaan Vila dan Villa di Puncak yang Harus Diketahui

Exit mobile version