Beberapa waktu lalu Badan Pengusaha (BP) Batam sempat menjanjikan penurunan biaya logistik di Batam per September 2020 ini. Kepala BP Batam Muhammad Rudi pun mengatakan bahwa skema penurunan tarif logistik tersebut masih digodok oleh pihaknya.
Rudi mengatakan pihaknya saat ini tengah menyiapkan skema penurunan tarif logistik keluar masuk Batam. Skema penurunan tarif logistik ini diperkirakan akan berlaku atau terealisasikan pada akhir September 2020 ini.
“Masih ada waktu sampai akhir September, kami lagi siapkan skemanya,” ujar Rudi. Sayangnya, Rudi tidak bisa menjelaskan secara detil mengenai skema penurunan logitik di Batam. Pria yang juga menjabat sebagai Wali Kota Batam itu hanya mengatakan jika pembahasan mengenai penurunan tarif logistik itu tengah dibahas oleh tim BP Batam yang dipimpin oleh Anggota Bidang Pengusahaan BP Batam, Syahril Japarin.
Baca Juga: Kawasan Industri Halal Pertama di Indonesia Resmi Ditetapkan
Karenanya, hasil dari pembahasan baru akan keluar pad akhir September nanti, termasuk juga penentuan berapa besar penurunan tarif logistik tersebut. “Lebih spesifik tanya pak Syahril,” tuturnya singkat.
Rudi pun menuturkan bahwa penurunan tarif biaya logistik ini memang menjadi harapan pengusaha, bahkan saat dirinya pertama menjabat sebagai Kepala BP Batam pada September 2020 lalu. Jika memang nanti penurunan tarif logistik ini terealisasi, maka akan sesuai dengan janjinya ketika mencalonkan diri sebagai Kepala BP Batam, dimana diharapkan akan terealisasi dalam waktu 1 tahun menjabat.
Baca Juga: Jasa Kurir Jalankan Survive Mode Akibat Pandemi
Biaya Logistik yang Tinggi di Batam
Biaya logistik yang tinggi di Batam menjadi perbincangan yang hangat di kalangan pengusaha di Tanah Air saat ini. Biaya logistik di Batam ini bahkan melebihi biaya logistik yang ada di Jakarta. Pengiriman dari Jakarta ke Singapura pun disebut lebih murah ketimbang melalui Batam.
Sebagai contoh, untuk mengirim peti kemas 20 feet dari Batam ke Singapura, pengusaha harus mengeluarkan biaya sebesar USD 470 atau sekitar Rp6,8 jutaan (kurs Rp14.500) dengan perjalanan tiga jam. Berbeda dengan pengiriman barang dari Jakarta ke Singapura dengan ukuran yang sama hanya mengeluarkan biaya USD 250 atau senilai Rp3,6 jutaan dengan waktu perjalanan yang sama pula.
Presiden Direktur PT. Sat Nusapersada Abidin Hasibuan pun berpendapat bahwa tingginya tarif logistik di Batam ini turut mempengaruhi pilihan investor dalam berivenstasi. Karenanya upaya untuk membuatnya kompetitif dengan daerah perdagangan sejenis dengan Batam harus segera dilkukan.
“Investor banyak memiliki perbandingan, walaupun Batam punya FTZ yg memang menarik, tapi mereka tetap membandingkan dengan daerah lain. Mereka akan melihat faktor safety, kemudian cost. Biaya logistic kita sangat mahal tidak masuk akal, hal inilah yang perlu kita sikapi,” kata Abidin.
Baca Juga: Kemenhub Beri Subsidi untuk Tol Laut