Wisata Budaya di Jawa: 5 Destinasi untuk Menyelami Kebudayaan Suku Jawa

JNEWS – Suku Jawa memiliki kekayaan budaya yang sangat beragam dan menarik untuk dieksplorasi. Dari arsitektur tradisional hingga seni pertunjukan, budaya Jawa menawarkan wawasan yang luas bagi siapa saja yang menaruh perhatian pada sejarah dan seni.

Mengunjungi berbagai destinasi wisata budaya di Jawa akan membawa pengunjung lebih dekat dengan warisan dan tradisi yang telah ada selama berabad-abad. Setiap tempat memiliki cerita dan daya tarik tersendiri yang dapat memperkaya pemahaman tentang budaya Jawa.

5 Destinasi Wisata Budaya untuk Menyelami Kebudayaan Suku Jawa

Beberapa destinasi wisata budaya di Jawa menawarkan kesempatan untuk melihat langsung berbagai peninggalan sejarah dan seni yang khas. Berikut destinasi-destinasi tersebut, yang tersebar di Yogyakarta dan juga Surakarta, yang bisa dikunjungi jika memang ingin menyelami lebih dalam budaya suku Jawa.

Museum Sonobudoyo wisata budaya suku jawa
Sumber: sonobudoyo.com

1. Museum Sonobudoyo, Yogyakarta

Museum Sonobudoyo adalah salah satu museum budaya yang terletak di Yogyakarta, Indonesia. Museum ini didirikan pada tahun 1935 dan merupakan salah satu museum terpenting yang menyimpan dan memamerkan berbagai koleksi yang berkaitan dengan budaya dan sejarah suku Jawa.

Museum Sonobudoyo didirikan atas prakarsa Java Institute, sebuah lembaga yang berfokus pada penelitian budaya Jawa. Pendirian museum ini bertujuan untuk melestarikan dan memamerkan warisan budaya Jawa kepada masyarakat luas. Gedung museum ini dirancang oleh arsitek Belanda, Kersten, dengan gaya arsitektur tradisional Jawa yang kental.

Museum Sonobudoyo memiliki berbagai koleksi yang sangat beragam, mencakup artefak-artefak penting dari kebudayaan Jawa. Saat ini, total koleksi yang dimiliki oleh Museum Sonobudoyo ada 62 ribuan.

Museum Sonobudoyo terletak di Jalan Trikora No. 6, Yogyakarta, dekat dengan Alun-Alun Utara dan Keraton Yogyakarta. Lokasinya yang strategis membuat museum ini mudah diakses oleh wisatawan dan masyarakat lokal.

2. Museum Ullen Sentalu, Yogyakarta

Museum Ullen Sentalu terletak di Jl. Boyong No.KM 25, Kaliurang, Hargobinangun, Kec. Pakem, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Museum ini merupakan salah satu pusat informasi budaya yang paling penting untuk memahami kebudayaan suku Jawa.

Museum Ullen Sentalu didirikan tahun 1994 dan dibuka untuk umum pada tahun 1997. Tujuannya untuk melestarikan dan memamerkan kekayaan budaya serta sejarah Jawa, khususnya yang berkaitan dengan keraton-keraton di Jawa Tengah dan Yogyakarta.

Nama “Ullen Sentalu” merupakan singkatan dari “Ulating Blencong Sejatine Tataraning Lumaku”, yang berarti “Cahaya Lampu Blencong Menjadi Petunjuk Manusia dalam Melangkah”. Blencong adalah lampu minyak tradisional yang digunakan dalam pertunjukan wayang kulit.

Museum ini menampilkan berbagai koleksi yang sangat beragam dan mencerminkan kekayaan budaya Jawa, antara lain koleksi batik, seni dan patung,  dokumen dan foto sejarah, hingga wayang dan peralatan musik tradisional.

3. Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat

Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat berfungsi sebagai tempat tinggal Sultan Yogyakarta dan keluarganya. Selain itu, juga menjadi pusat kegiatan budaya suku Jawa, seni, dan tradisi Jawa yang masih hidup hingga saat ini.

Keraton Yogyakarta didirikan oleh Sultan Hamengkubuwono I pada tahun 1755 setelah Perjanjian Giyanti yang membagi Kesultanan Mataram menjadi dua, yaitu Kesultanan Yogyakarta dan Kesunanan Surakarta. Keraton ini dibangun dengan arsitektur tradisional Jawa yang sangat kaya akan simbolisme dan filosofi budaya Jawa.

Keraton Yogyakarta memiliki tata letak yang sangat khas dan penuh makna. Kompleks keraton dibagi menjadi beberapa bagian utama, yaitu:

Baca juga: Taman Sari Jogja: Sejarah, Arsitektur, dan Panduan Berkunjung

Keraton Yogyakarta berfungsi sebagai pusat kebudayaan dan spiritual masyarakat Jawa. Salah satunya sebagai pusat pemerintahan tradisional bagi Daerah Istimewa Yogyakarta. Meskipun Indonesia adalah negara republik, Keraton Yogyakarta tetap mempertahankan struktur pemerintahan tradisionalnya dengan Sultan sebagai pemimpin simbolis dan spiritual.

Keraton Yogyakarta juga menjadi pusat kegiatan budaya dan seni seperti tari, musik gamelan, wayang kulit, dan upacara adat. Keraton ini sering mengadakan pertunjukan seni dan acara budaya yang terbuka untuk umum. Tak hanya itu, berbagai upacara dan ritual adat juga masih dilaksanakan di keraton ini, seperti Sekaten, Grebeg Maulud, dan Labuhan.

Keraton Yogyakarta juga memiliki beberapa museum yang menyimpan berbagai koleksi berharga terkait budaya dan sejarah Jawa. Salah satunya adalah museum kereta yang menampilkan berbagai jenis kereta kerajaan yang digunakan dalam upacara resmi.

4. Keraton Kasunanan Surakarta

Keraton Kasunanan Surakarta adalah salah satu destinasi wisata budaya yang juga bisa dikunjungi jika ingin memahami kebudayaan suku Jawa lebih jauh. Terletak di Kota Surakarta (Solo), Jawa Tengah, keraton ini menawarkan wawasan luas tentang sejarah, tradisi, dan seni budaya Jawa.

Keraton Surakarta didirikan oleh Susuhunan Pakubuwono II pada tahun 1745, setelah perpindahan dari Keraton Kartasura yang hancur akibat peristiwa Geger Pecinan. Keraton ini menjadi pusat pemerintahan, yang merupakan salah satu pecahan dari Kesultanan Mataram setelah Perjanjian Giyanti tahun 1755.

Keraton Surakarta dibangun dengan arsitektur tradisional Jawa yang kaya akan simbolisme dan nilai-nilai filosofis. Kompleks keraton ini terdiri dari beberapa bagian utama yakni Alun-Alun Lor dan Alun-Alun Kidul, Siti Hinggil, Pagelaran, Kemandungan, Sasana Sewaka, dan masih ada bagian yang lainnya.

Berbagai tradisi dan upacara adat Jawa dilestarikan dan masih dipraktikkan di sini, seperti Sekaten, Grebeg Maulud, dan Malam Selikuran. Upacara-upacara ini menarik banyak pengunjung dan wisatawan setiap tahunnya.

Dikutip dari situs Pemerintah Kota Surakarta, di Museum Keraton Surakarta, pengunjung dapat melihat berbagai benda peninggalan Keraton Kasunanan Surakarta serta beberapa fragmen candi yang ditemukan di Jawa Tengah. Koleksi museum ini mencakup alat masak abdi dalem, senjata kuno yang digunakan oleh keluarga kerajaan, serta peralatan seni. Koleksi menarik lainnya adalah kereta kencana dan topi kebesaran yang pernah digunakan oleh Paku Buwana VI, Paku Buwana VII, dan Paku Buwana X.

5. Pura Mangkunegaran

Pura Mangkunegaran didirikan pada tahun 1757 oleh Raden Mas Said, yang lebih dikenal sebagai Pangeran Samber Nyawa, dan kemudian menjadi Pangeran Mangkunegoro I. Pura Mangkunegaran terletak di Jalan Ronggowarsito, tidak jauh dari kawasan Ngarsopuro di Jalan Slamet Riyadi.

Arsitekturnya bergaya Jawa kuno, Joglo, dan seluruh bangunannya terbuat dari kayu. Di sini terdapat seperangkat gamelan yang dinamai Kyai Kanyut Mesem, yang dimainkan pada hari-hari tertentu untuk mengiringi latihan tarian tradisional.

Di dalam Dalem terdapat Pringgitan, ruang di mana keluarga menerima pejabat. Ruangan ini juga digunakan untuk pementasan wayang kulit dan dihiasi dengan beberapa lukisan karya Basuki Abdullah, seorang pelukis terkenal dari Solo.

Dalem juga digunakan untuk memajang berbagai koleksi barang peninggalan berharga dengan nilai seni dan sejarah yang tinggi. Koleksi tersebut meliputi topeng-topeng tradisional dari berbagai daerah di Indonesia, kitab-kitab kuno dari zaman Majapahit dan Mataram, berbagai perhiasan emas, serta beberapa potret Mangkunegoro.

Pura Mangkunegaran juga memiliki perpustakaan yang disebut Rekso Pustoko, yang menyimpan berbagai koleksi topeng tradisional dari daerah seperti Solo, Yogyakarta, Cirebon, Madura, dan Bali, serta beberapa topeng dari Tiongkok. Pengunjung dapat membeli berbagai suvenir dan cendera mata di Pare Anom art shop.

Baca juga: Upacara dan Ritual di Pura Mangkunegaran: Tradisi yang Hidup

Suku Jawa menawarkan kekayaan budaya yang luar biasa melalui berbagai destinasi wisata yang bisa dikunjungi. Mengunjungi tempat-tempat tersebut memberikan kesempatan untuk memahami lebih dalam sejarah, tradisi, dan seni yang telah diwariskan dari generasi ke generasi.

Dengan berbagai pilihan destinasi, setiap perjalanan ke Jawa akan menjadi pengalaman yang mendalam dan memperkaya pengetahuan tentang kebudayaan suku Jawa.

Exit mobile version