Sungai terpanjang di Indonesia adalah Sungai Kapuas yang terletak di Kalimantan Barat. Sungai Kapuas telah menjadi penggerak kehidupan masyarakat di beberapa kabupaten yang dilaluinya. Masyarakat makan dari hasil sungai dan bepergian melewati sungai. Belakangan Sungai Kapuas juga dikembangkan untuk pariwisata susur sungai dan waterfront.
Di tengah aktivitas industri yang meningkat, Sungai Kapuas menghadapi banyak tantangan, antara lain sedimentasi dan pencemaran logam. Hal itu membuat pemerintah daerah harus bekerja lebih keras untuk menjaga kelestarian dan manfaat Sungai Kapuas. Legenda, mitos dan tradisi masyarakat terus dipelihara karena di dalamnya terhadap petuah-petuah bijak untuk ikut menjaga alam sekitar.
Fakta Menarik tentang Sungai Kapuas
Sebagai sungai terpanjang di Indonesia, sepanjang apakah Sungai Kapuas itu? Dikutip dari situs resmi Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar), panjang Sungai Kapuas adalah 1.143 km, yang berarti hampir sepanjang Pulau Jawa (1.316 km). Ini juga berarti meliputi 68,39% luas Kalbar. Kalimantan Barat sendiri terkenal sebagai provinsi seribu sungai.
Sungai Kapuas melewati 8 kabupaten, yaitu Kapuas Hulu, Sintang, Melawi, Sekadau, Sanggau, Landak, Kubu Raya, Mempawah, dan Pontianak. Hulu Sungai Kapuas terletak di Pegunungan Muller di Kapuas Hulu dan Nanga Ambalau di Sintang, serta bermuara di Selat Karimata yang terhubung dengan Laut Cina Selatan.
Sebagai sarana transportasi, sungai terpanjang di Indonesia ini menghubungkan Pontianak hingga Putussibau di Kapuas Hulu. Sungai Kapuas juga menyimpan kekayaan satwa berupa 700 jenis ikan, 12 jenis ikan langka, 40 jenis ikan yang hampir punah, serta potensi hasil perikanan air tawar sebesar 2 juta ton. Hulu sungai Kapuas dikenal sebagai The Heart of Borneo.
Baca juga: Gunung Tertinggi di Setiap Pulau Indonesia: Merentasi Nusantara dalam Pendakian Tertinggi
Legenda dan Mitos Sungai Kapuas
Legenda Golang Ui atau Puaka dan mitos buaya mendominasi kisah yang diceritakan secara turun-temurun di sepanjang sungai terpanjang di Indonesia ini, terutama di bagian sungai yang mendekati hulu. Bahkan dalam mitos buaya disertai dengan beberapa kesaksian.
Kisah Puaka berbeda di beberapa daerah sepanjang Sungai Kapuas, tetapi memiliki persamaan yaitu digambarkan sebagai ular naga. Makhluk ini dipercaya sebagai penjaga Sungai Kapuas yang tak kasat mata. Anak-anak selalu diingatkan untuk berhati-hati dan berperilaku yang baik selama bermain di dekat sungai.
Warga Sanggau percaya bahwa Puaka sangat panjang hingga kepalanya ada di Pancur Aji sedangkan ekornya menbentang jauh hingga ke ujung muara Sungai Sekayam. Pancur Aji dipercaya sebagai wilayah yang dihuni oleh makhluk tak kasat mata.
Sedangkan mitos buaya sudah sangat lama menyertai kehidupan masyarakat pesisir sungai terpanjang di Indonesia ini. Masyarakat setempat tidak akan begitu saja menangkap buaya yang terlihat mendekati pemukiman. Mereka percaya bahwa buaya tersebut hanya ingin melihat-lihat keadaan di sekitar.
Sebagian juga percaya bahwa ada buaya-buaya yang merupakan penjelmaan tetua atau warga yang telah tiada. Warga mempunyai kebiasaan menyediakan makanan untuk dilarung di sungai sebagai pemberitahuan kepada buaya-buaya tersebut bahwa kerabat mereka sedang mengadakan hajat.
Tradisi Masyarakat Sepanjang Sungai Kapuas
Masyarakat sepanjang sungai terpanjang di Indonesia ini terdiri dari berbagai etnis yang saling menghormati. Di Kota Pontianak misalnya, diadakan Hari Bakcang pada bulan 5 tanggal 5 pada penanggalan Imlek. Banyak warga Tionghoa yang menyewa kapal untuk melakukan tradisi mandi tengah hari atau mandi Pehcun di Sungai Kapuas.
Sedangkan umat Islam mengadakan Festival Meriam Karbit pada 1 Syawal yang diikuti oleh masyarakat sepanjang Sungai Kapuas. Meriam karbit terbuat dari bambu, pohon pinang, pohon kelapa, dan sebagainya yang direndam di Sungai Kapuas lebih dahulu agar awet tidak dimakan rayap. Panjang meriam mencapai 4 hingga 7 meter dengan diameter 50 cm. Festival Meriam Karbit di sepanjang sungai terpanjang di Indonesia ini telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia.
Kabupaten Kapuas merupakan hulu dari Sungai Kapuas. Banyak sungai kecil yang bermuara di Sungai Kapuas, antara lain Sungai Utik dan Embaloh. Dari sungai-sungai kecil seperti Utik dan Embaloh, masyarakat bisa menggunakan perahu kecil untuk masuk ke dalam hutan menuju Desa Wisata Dayak Iban dan Dayak Embaloh. Pengunjung dapat melihat rumah adat betang panjang yang masih terawat di sepanjang perjalanan. Waktu terbaik untuk berkunjung adalah bulan Agustus hingga November ketika durian berdaging merah sedang panen.
Selain Dayak, di daerah hulu juga dihuni suku Melayu. Suku Melayu memiliki tradisi membawakan tarian zapin, syair, hadrah, dan sebagainya yang melengkapi upadara adat pernikahan.
Baca juga: Nama Pakaian Adat dari 38 Provinsi di Indonesia
Demikianlah mitos, legenda, dan tradisi yang berkaitan dengan Sungai Kapuas, sungai terpanjang di Indonesia. Kekayaan alam dan budaya sepanjang Sungai Kapuas tidak untuk digunakan secara besar-besaran, tetapi dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat setempat dengan memperhatikan kelestariannya.