JNEWS – Namanya, Satal. Bergabung di JNE saat perusahaan baru berusia 4 tahun, tepatnya pada tahun 1994. Posisinya kala itu sebagai OB (office boy). Keuletan dan ketekunannya dalam bekerja, membuat Satal dipercaya menduduki berbagai posisi.
Dari puluhan ribu karyawan, banyak di antara mereka yang telah bekerja di JNE dengan masa pengabdian puluhan tahun dan kini memasuki masa persiapan purnatugas alias pensiun. Salah satunya adalah Satal, yang kini menjabat sebagai Kepala SPC (Smart Point Center) JNE Veteran, Jakarta Selatan.
“Saya merupakan salah seorang karyawan yang sudah bergabung di JNE sejak 31 tahun silam. Bisa dibilang salah satu saksi sejarah bagaimana JNE terus tumbuh dan menggapai kejayaan seperti sekarang ini dengan puluhan ribu karyawan dan jaringan merata di seluruh Indonesia,” ujar Satal saat ditemui JNEWS, di SPC Veteran, Kamis (21/8/2025).
Menurut ayah dua anak ini, pertama kali bergabung di kantor pertama JNE yakni di Gedung Gelael, Jakarta Barat, yang kini telah berubah menjadi sebuah hotel. Karyawannya kala itu tidak lebih dari 50 orang. Meski saat itu tugas utamanya sebagai OB, namun semua pekerjaan dilakoninya. Dari mulai bersih-bersih kantor, mengangkat telepon, mencatat barang keluar-masuk secara manual, hingga ikut mengantar paket.
“Karena saat itu karyawan masih sedikit. Semua pekerjaan dilakukan bersama-sama gotong royong istilahnya. Tidak terkecuali para pimpinan JNE juga ikut mengangkat atau menurunkan barang yang baru sampai. Saya juga pernah jadi kurir dengan naik bus kota sambil menggendong tas besar yang isinya paket. Maklum motor dan mobil operasional masih sangat terbatas kala itu,” kenangnya.
Seiring dengan jumlah kiriman paket terus menanjak, kemudian JNE menambah beberapa unit kendaraan operasional untuk pengantaran paket, baik itu roda dua maupun roda empat.
“Sempat merasakan bagaimana tantangan mengantarkan paket sambil naik bus kota. Kemudian beralih dengan menggunakan motor dan mobil. Untuk area delivery tidak seperti sekarang yang sudah dipetakan dan dibagi per wilayah, kalau dulu destinasinya ngacak. Misalnya setelah habis delivery paket di Bogor, baru ke Jakarta, besoknya berubah lagi,” jelas Satal sambil tersenyum.
Bergabung di JNE sejak awal, Satal mengaku kenal betul sosok pendiri JNE (alm) H. Soeprapto Soeparno. “Kebetulan memang kala itu saat saya melamar kerja di JNE, Pak H. Soeprapto yang langsung menerima. Dia memberikan contoh nyata cara bekerja yang penuh dengan kekeluargaan, sehingga para karyawan mencintai pekerjaannya dengan kejujuran. Dia juga memberikan contoh bahwa bekerja bukan hanya mencari materi duniawi tetapi juga untuk bekal di akhirat,” kenangnya.
Baca juga: Kisah Mohamad Nasir dan Rezeki Rumah Impian dari JNE
Hal lain yang diingat Satal adalah saat terjadi badai krismon (krisis moneter) 1997-1998 di mana banyak perusahaan gulung tikar dan melakukan PHK. “Sangat bersyukur, malah waktu itu kiriman JNE meningkat. Dan Pak H. Soeprapto berinisiatif untuk memberikan beras kepada para karyawan selain gaji, padahal waktu itu sedang krismon,” ucapnya.
Sebagai karyawan lama yang ikut bekerja dari mulai JNE belum besar seperti sekarang, Satal berpesan agar karyawan yang ada sekarang ini bisa bekerja keras dengan penuh integritas sehingga JNE sampai kapan pun akan tetap berjaya dan memberi manfaat kepada masyarakat lebih luas lagi.
“Alhamdulillah saya dari membujang sampai sekarang sudah punya anak dua dan jelang pensiun masih tetap setia dengan JNE. Dari sisi materi juga sangat bersyukur selama kerja di JNE semua kebutuhan hidup keluarga terpenuhi dengan baik,” pungkas Satal dengan mata berkaca-kaca karena terharu tidak terasa sudah 31 tahun mengabdi di JNE. *