Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan terjadi gempa bumi berkekuatan magnitudi 5,6 skala ritcher di wilayah Cianjur, Jawa Barat. Gempa bumi terjadi sekitar pukul 13:21 WIB siang tadi. Titik gempa sendiri berada di 6.84 LS dan 107.05 BT atau dengan kata lain berada di 10 km Barat Daya Kabupaten Cianjur, Jawa Barat dengan kedalaman 10 km.
Indonesia termasuk negara yang rentan mengalami gempa. Sebab, lokasinya berada dalam garis Cincin Api Pasifik atau Ring of Fire yang dinilai rawan bencana alam seperti gempa bumi.
Apabila lempeng samudera atau benua juga gunung berapi tiba di masa aktivitasnya, maka gempa bisa saja terjadi.
Baca juga: Buat Ojol dan Kurir, Ini 7 Langkah Sehat Naik Motor di Tengah Pandemi
Risiko ini membuat masyarakat Indonesia harus siap bila bencana gempa terjadi. Saat gempa bumi, seperti yang belum lama terjadi, sebaiknya tidak perlu panik. Salah satu upaya untuk menyelamatkan diri dari kondisi tersebut adalah memahami cara penyelamatan saat gempa.
Melansir Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor, berikut 6 cara penyelamatan diri saat gempa bumi terjadi.
1. Cara penyelamatan diri saat gempa secara umum
Saat terjadi gempa, cara terbaik untuk menyelamatkan diri adalah dengan metode drop, cover, hold on. Dengan kata lain, saat terjadi gempa, turunkan posisi tubuh lebih rendah, mencari penutup kepala dan leher, dan tetap berada dan berlindung di tempat tersebut hingga gempa berhenti.
Berikut penjelasannya:
a. Jatuhkan tubuh ke bagian tangan dan lutut sebelum gempa bumi menghantam Anda. Posisi ini dapat melindungi Anda dari jatuh dan tetap memungkinkan Anda untuk bergerak jika perlu.
b. Cari penutup kepala dan leher (dan seluruh tubuh Anda jika memungkinkan) yaitu di bawah meja atau meja yang kokoh. Jika tidak ada tempat berlindung di dekat Anda, bergeraklah menuju dinding bagian dalam atau di samping furnitur posisi rendah yang tidak akan menimpa Anda, dan tutupi kepala dan leher Anda dengan lengan dan tangan.
c. Tetap berlindung di tempat sampai guncangan berhenti. Bersiaplah untuk bergerak dari tempat berlindung Anda jika guncangan membuatnya bergeser atau rusak.
Baca juga: JNE Peduli Bencana, Ringankan Derita dengan Gratis Ongkir Bantuan
2. Cara penyelamatan saat di dalam rumah
Gempa bumi selalu datang tanpa melihat waktu dan tempat. Ketika anda berada di dalam rumah dan sedang terjadi gempa, tak perlu panik. Anda bisa melakukan cara penyelamatan diri sebagai berikut ini:
a. Segera menjauh dari kaca, benda gantung, rak buku, lemari cina, atau furnitur besar lainnya yang bisa jatuh. Perhatikan benda yang jatuh, seperti batu bata dari perapian dan cerobong asap, perlengkapan lampu, hiasan dinding, rak tinggi, dan lemari dengan pintu yang bisa dibuka.
b. Jika tersedia di dekat Anda, ambil sesuatu untuk melindungi kepala dan wajah dari puing-puing yang berjatuhan dan pecahan kaca.
c. Jika berada di dapur, segera matikan kompor dan tutupi saat terjadi guncangan pertama.
d. Jika berada di tempat tidur, tahan dan tetap di sana, lindungi kepala Anda dengan bantal. Lebih kecil kemungkinan terluka jika berlindung di tempat Anda berada. Perlu diingat, pecahan kaca di lantai dapat menyebabkan cedera jika Anda berjalan untuk menuju ke luar rumah.
e. Jangan berdiri di depan pintu. Anda bisa berlindung dengan lebih aman di bawah meja. Di rumah modern, ambang pintu tidak lebih kuat dari bagian rumah lainnya. Selain itu, pintu juga tidak dapat melindungi Anda dari kemungkinan sumber cedera.
3. Saat berada di dalam gedung
Selanjutnya, apabila sedang berada di dalam gedung bertingkat dan terjadi gempa, segera menjauh dari jendela dan dinding luar. Kemudian, tetap berada di dalam gedung.
Baca juga: Telemedisin Mudahkan Akses Kesehatan Selama Pandemi COVID-19
Jangan menggunakan elevator, sebab listrik bisa padam dan sistem sprinkler bisa menyala sehingga bisa menimbulkan risiko lain yang berbahaya.
Jika Anda terjebak, tetap tenang. Cobalah untuk menarik perhatian seseorang dengan mengetuk bagian struktur yang keras atau logam. Cara ini dapat memudahkan Anda mendapatkan pertolongan untuk menuju tempat berlindung yang lebih aman.
4. Cara penyelamatan diri di keramaian
Jangan terburu-buru menuju pintu keluar. Biasanya orang lain akan berpikiran sama, sehingga bisa berebut dan berdesakan di pintu keluar. Kemudian, jauhi rak pajangan yang berisi benda-benda yang bisa jatuh.
Jika memungkinkan dan tersedia, berlindung dan ambil sesuatu untuk melindungi kepala dan wajah Anda dari puing-puing dan kaca yang berjatuhan.
5. Cara penyelamatan saat di luar ruangan
Menjauh dari gedung, kabel listrik, lubang pembuangan, dan saluran bahan bakar dan gas. Bahaya terbesar dari puing-puing yang berjatuhan berada tepat di luar pintu masuk dan dekat dengan dinding luar bangunan.
Pergilah ke area terbuka jauh dari pepohonan, tiang telepon, dan bangunan. Setelah berada di tempat terbuka, turun posisi tubuh yang lebih rendah dan tetap di sana sampai guncangan berhenti.
Baca juga: Dukung Logistik, Kemenhub Minta Waktu Sandar Kapal Tol Laut Dipangkas
Area di dekat dinding luar sebuah bangunan adalah tempat yang paling berbahaya. Jendela, fasad, dan detail arsitektur sering kali menjadi bagian pertama dari bangunan yang runtuh. Usahakan untuk jauh dari zona bahaya ini.
6. Saat di dalam mobil
Jauhi persimpangan, pinggirkan mobil kamu di kiri bahu jalan dan berhentilah. Ikuti instruksi dari petugas berwenang dengan memerhatikan lingkungan sekitar atau melalui alat komunikasi lainnya seperti radio atau gawai.
Apabila mendengar peringatan dini tsunami, segera lakukan evakuasi menuju ke tempat tinggi, seperti bukit dan bangunan tinggi.