Takbiran dan Berbagi di Yatuna, Cerita Lebaran Keluarga H. Soeprapto

Keluarga besar Presiden Direktur JNE M. Feriadi Soeprapto merayakan Idul Fitri bersama.

“Saya merasa bersyukur, pada momen Lebaran tahun ini, meski di tengah kesibukan memimpin JNE, namun masih diberi kesehatan sehingga bisa berkumpul dengan keluarga besar, termasuk dengan keluarga besar kakek saya, Soeparno,” demikian tutur Presdir JNE M. Feriadi kepada JNEWS, mengawali obrolan mengenai cerita lebaran keluarga besar H. Soeprapto Soeparno, juga tradisi berlebarannya dari tahun ke tahun.

Pendiri JNE, (alm) H. Soeprapto Soeparno lahir di Bangka Belitung, anak ke-4 dari 10 bersaudara. Ayahnya bernama Soeparno, salah seorang patriot pejuang kemerdekaan yang hijrah dari tanah Jawa ke Kepulauan Bangka Belitung pada masa perang kemerdekaan. Setelah Indonesia merdeka, Soeparno meneruskan kiprah perjuangannya lewat jalur pendidikan dengan mendirikan sekolah. Tujuannya agar rakyat Indonesia yang lepas dari penjajahan bisa mengenyam pendidikan dan bangsa Indonesia berkembang maju tidak kembali dijajah. Kelak, kedua putra Soeparno yakni Soeprapto dan adiknya Soelasmo merantau pergi ke tanah Jawa.

Bila Soelasmo pergi ke Yogya untuk sekolah menuntut ilmu di Kota Gudeg Yogya, tidak demikian dengan sang kakak yakni Soeprapto yang lebih memilih berbisnis dan bekerja di Jakarta. Singkat cerita, akhirnya di Ibu Kota Jakarta, Soeprapto mendirikan perusahaan jasa pengiriman, yakni Citra Van Titipan Kilat (Tiki) di awal tahun 1970 dan menyusul kemudian mendirikan JNE di tahun 1990. Ia pun meminta sang adik yakni Soelasmo untuk ikut membantu baik di Tiki maupun di JNE.

Kini JNE sudah menjelma menjadi salah satu perusahaan pengiriman dan logistik terbesar di Indonesia dengan jaringan luas di seluruh Indonesia dan mempekerjakan lebih dari 50 ribu karyawan. Semasa hidupnya, H. Soeprapto Soeparno menjabat sebagai Presiden Direktur JNE.

Komisaris JNE Hj. Nuraini Soeprapto (ketiga dari kiri) saat berkumpul di Hari Raya Idul Fitri 1444 H.

Jejak kebiasaan dan tradisi yang dirintis H. Soeprapto kepada keluarga maupun JNE sangat kuat sampai sekarang. “Saat malam takbiran kemarin saya dan keluarga ada di Yatuna, untuk bertakbiran dan memberi santunan kepada ratusan anak yatim, para tuna netra dan kaum duafa lainnya,” ungkap Presiden Direktur JNE, M. Feriadi Soeprapto.

Baca juga: Lebaran Seperti Milik Semua, Cerita JNE di Kota Sorong

“Kesokan harinya, saya berkumpul dengan keluarga besar sebelum melaksanakan salat Ied, yang dilanjutkan dengan sungkeman dengan ibu Hj. Nuraini Soeprapto. Setelah itu saling bermaaf-maafan dengan keluarga besar lainnya. Hal itu dilakukan untuk menjalin tali silaturahmi,” tambah M. Feriadi.

Selepas acara di rumah sang ibunda, M. Feriadi dan keluarga pada hari ‘H’ Idul Fitri kembali mengunjungi Yatuna untuk berlebaran bersama dengan anak yatim dan masyarakat lainnya yang datang ke Yatuna, termasuk sebagian karyawan JNE yang datang ke sana. “Kalau dulu saat saya masih kecil dan remaja, saat malam takbiran dan Lebaran, tradisi Bapak Soeprapto mengajak keluarga untuk mengunjungi yayasan anak-anak yatim. Namun belakangan setelah ada Yatuna kegiatan santunan di malam takbiran dan hari Lebaran diadakan di Yatuna agar lebih menghemat waktu dan tenaga,” tandas M. Feriadi.

Sementara itu, Komisaris JNE Hj. Nuraini Soeprapto mengaku bersyukur, kegiatan santunan dan merayakan Lebaran bersama anak yatim dan kaum duafa di Yatuna sampai sekarang masih terus dilangsungkan. “Saya bersyukur dan bangga, warisan ajaran Bapak Soeprapto masih terus dijaga dan diteruskan oleh anak-anak saya hingga sekarang,” ujarnya. *

Baca juga: 8 Tips Kembalikan Semangat Bekerja Pasca Libur Lebaran 

Exit mobile version