JNEWS – Indonesia timur memiliki banyak surga tersembunyi berupa wisata alam yang masih alami dan belum banyak yang mengunjungi. Seperti Taman Nasional Manusela, kawasan konservasi yang kaya akan keanekaragaman hayati ini.
Barangkali nama taman nasional ini belum familier bagi banyak orang. Namun, jika menyebut Pulau Seram pasti akan terlintas bahwa tempat ini letaknya di Kepulauan Maluku. Ya, taman nasional ini berada di Pulau Seram.
Keindahan Pulau Seram sudah termasyhur baik skala domestik maupun mancanegara. Sebut saja pasir putih, pemandangan pantai yang eksotis hingga hutan rimbun dan hijaunya pegunungan. Dari deskripsi tersebut, bisa terbayangkan sedikit bagaimana pemandangan yang akan didapatkan saat berkunjung ke Taman Nasional Manusela.
Pesona Taman Nasional Manusela: Kaya Akan Ekosistem dan Vegetasi
Taman nasional ini memang belum sepopuler Taman Nasional Bromo Tengger Semeru atau Taman Nasional Ujung Kulon. Tapi, Taman Nasional Manusela menyimpan keindahan dan keanekaragaman vegetasi serta hayati yang lebih komplet dibandingkan lainnya.
Menurut laman Taman Nasional Manusela, berdasarkan keputusan Menteri Kehutanan Republik Indonesia tahun 2014, luas kawasan ini yaitu 174.545,95 hektare. Dengan luas ratusan hektare tersebut, taman nasional ini menjadi habitat berbagai jenis satwa endemik Maluku, bahkan ada yang termasuk kategori langka mendekati punah.
Hal menarik dari taman nasional ini adalah topografinya berupa pegunungan, bukit, hutan tropis, hutan bakau, hutan mangrove hingga lautan. Ya, topografinya sangat komplet untuk ukuran taman nasional.
Untuk lebih mengenal Taman Nasional Manusela berikut ini sejumlah daya tarik yang menjadi magnet bagi para wisatawan baik domestik dan mancanegara datang berkunjung.

1. Memiliki 7 Tipe Vegetasi
Memasuki kawasan taman nasional, pengunjung akan disambut dengan pemandangan laut, bukit, dan gunung. Di dalam kawasan terdapat 7 tipe vegetasi yang akan ditemui saat menyusuri tempat ini. Menariknya lagi, di tiap vegetasi terdapat aneka jenis tumbuhan yang khas.
- Hutan mangrove: terletak di belakang pantai berpasir dan agak sedikit tinggi di sepanjang pantai utara. Jenis tumbuhan yang paling sering ditemui di vegetasi ini seperti bakau, tancang, nipah.
- Pantai: vegetasi ini bisa ditemui di sepanjang pantai utara. Sayangnya sudah sedikit ditemukan vegetasi pantai alami. Ada beberapa tumbuhan dominan di vegetasi ini seperti katang-katang (Ipomoea pes-caprae) hingga pandan wangi.
- Tebing sungai: vegetasi yang bisa ditemui di lembah Wai Kawa dan Wai Mual. Beberapa jenis flora yang ada di daerah ini seperti benuang (Octomeles sumatrana), Ficus sp hingga legaran (Alstonia spectabilis)
- Hutan rawa dataran rendah: untuk vegetasi ini akan ditemui di belakang hutan mangrove pantai utara. Beberapa tumbuhan dominan seperti Nauclea sp, Eugenia sp.
- Hutan hujan dataran rendah: sebagian besar vegetasi ini menutupi dataran rendah di lembah Wai Kawa utara dan Wai Mual sampai ketinggian 500 mdpl. Jenis tumbuhan dominan seperti kayu raja, meranti, pala hutan.
- Hutan lumut: vegetasi ini terletak di atas ketinggian 1.500 mdpl. Ciri khas utama dari vegetasi ini ditandai dengan pohon-pohon berukuran kecil berbagai bentuk yang tertutup lumut dan paku-pakuan.
- Hutan hujan pegunungan: vegetasi ini bisa dijumpai di seluruh pegunungan Murkele, Gunung Kobipoto dengan ketinggian berkisar 500-1.500 mdpl. Jenis tumbuhan yang ditemukan seperti Casuarina montana, ragam jenis rotan serta liana dan masih banyak lainnya.
Baca juga: Taman Nasional Lore Lindu: Surga Keanekaragaman Hayati di Sulawesi
2. Keanekaragaman Fauna Endemik
Tak hanya kaya akan flora di berbagai vegetasi, Taman Nasional Manusela juga menyimpan kekayaan fauna endemik yang langka bahkan menuju punah karena perburuan liar.
Di kawasan taman nasional ini ada jenis mamalia terestrial endemik Pulau Seram yang terdiri dari jenis marsupial (hewan berkantung yang hidup di darat dan aktif di malam hari) yaitu bandicoot (Rhyncomeles prattorum) dan kuskus (Spilocuscus maculatus). Ada juga jenis rodentia (pengerat), 26 jenis kelelawar, rusa, babi hutan, anjing liar, kucing liar hingga musang.
Adapun fauna terbanyak di kawasan ini adalah burung. Pengunjung akan dibuat terpukau dengan keragaman burung yang mencapai 196 spesies. Dari total tersebut, ada 124 spesies jenis menetap, 72 spesies burung migran, dan lebih menariknya 13 jenis adalah fauna endemik Pulau Seram.
3. Puncak Tertinggi di Maluku
Jika di Pulau Jawa puncak tertingginya adalah Gunung Semeru dengan ketinggian 3.676Â mdpl, di Taman Nasional Manusela ada Gunung Binaya dengan ketinggian 3.027 mdpl. Tak hanya menjadi gunung tertinggi di Maluku, gunung ini juga salah satu dari tujuh puncak tertinggi yang ada di Indonesia.
Gunung Binaiya juga merupakan salah satu pegunungan karst. Bentangan gunung ini membentuk lanskap karst yang unik dan menghasilkan pemandangan yang memukau. Saat mendaki gunung ini, pendaki akan melewati hutan lebat dan jalur pendakian yang cukup menantang.
4. Gua Hatusaka
Tak hanya jejeran gunung, bukit dan pantai, tapi di TN Manusela memiliki Gua Hatusaka yang terkenal dengan kedalaman ekstremnya, yakni mencapai 424 meter. Lokasi gua ini terletak di atas Gunung Hatusaka. Para penggiat penelusuran gua menyatakan bahwa gua ini merupakan gua vertikal paling dalam di Indonesia.
Pada tahun 2018, dilakukan ekspedisi untuk melihat sejauh mana potensi gua ini. Berdasarkan ekspedisi tersebut, diketahui bahwa Gua Hatusaka memiliki luas ruangan 90×62 meter dan tinggi atap mencapai 180 meter.
Oleh masyarakat adat sekitar, gua ini dikatakan tempat penuh misteri dengan beragam mitos serta ritual. Jadi, sebelum melaksanakan ekspedisi, akan diadakan ritual adat terlebih dulu di Desa Saleman dengan tujuan agar tim diberi keselamatan serta kelancaran selama kegiatan.
5. Masyarakat Adat Negeri Manusela
Di kawasan Taman Nasional Manusela, hidup masyarakat adat Negeri Manusela yang masih mempertahankan adat istiadat dan kerap melakukan ritual budaya. Pemimpin masyarakat adat Manusela disebut Raja Tanah yang diemban oleh marga Amanukuany yang berlangsung turun temurun.
Salah satu ritual adat yang masih dipertahankan adalah makan sirih pinang bersama tamu yang baru pertama kali datang ke Negeri Manusela dan dilakukan di Rumah Adat Ama Lilinusa.
Adapun Kawasan Negeri Manusela dikelilingi oleh hutan. Kehidupan masyarakatnya sangat dekat dengan alam. Dari alam juga mereka mencukupi kebutuhan hidup mulai dari pangan, rumah hingga obat-obatan.
6. Aktivitas Menarik di TN Manusela
- Pendakian: Gunung Binaiya yang ada di kawasan ini sangat cocok bagi pencinta alam yang ingin menaklukkan salah satu puncak tertinggi di Indonesia.
- Pengamatan jenis burung: tempat ini kaya akan ragam fauna burung, jadi sangat cocok untuk melakukan pengamatan sambil mendengar suara burung-burung yang saling bersahutan.
- Melakukan penelitian: dengan keanekaragaman hayati, tempat ini cocok untuk penelitian.
- Berkemah: aktivitas berkemah bisa dipilih untuk bisa lebih menikmati keindahan alam ditemani suara fauna liar yang ada di tempat ini.
Panduan Berkunjung ke Taman Nasional Manusela

1. Cara Menuju TN Manusela
Terletak di Pulau Seram, tepatnya di Jl. Kelang No. 1, Masohi, Maluku, ada beberapa cara untuk mengunjungi tempat ini. Pengunjung bisa mengambil rute ke jalur utara (Wahai dan Sawai) maupun jalur selatan (Piliana dan Hatumete), dengan titik awal dari Ambon. Untuk pilihan transportasi, bisa menggunakan kapal cepat, kapal motor, dan dilanjutkan dengan perjalanan darat.
Bagi yang membawa mobil, rute bisa diambil dari Ambon menuju ke Liang. Adapun waktu tempuhnya kurang lebih 1,5 jam. Perjalanan dilanjutkan dari Liang menuju Kiratu dengan waktu tempuh kurang lebih 2 jam menggunakan kapal ferry. Perjalanan dilanjutkan melalui darat yakni Kairatu ke Saka sekitar 3,5 jam.
2. Tiket Masuk
Tiket masuk ke Taman Nasional Manusela memiliki beberapa kategori. Berikut rinciannya berdasarkan informasi dari akun Instagram resmi @btn_manusela.
Tiket Pendakian Gunung Binaiya
- WNI hari biasa: Rp10.000/orang/hari
- WNI hari libur: Rp15.000/orang/hari
- WNA: Rp150.000/orang/hari
- Berkemah: Rp5.000/orang/hari
- Pendakian: Rp20.000/orang/kegiatan
Tiket Penelitian
WNI:
- < 1 bulan: Rp100.000/orang
- 1 s.d 6 bulan: Rp150.000/orang
- 6 s.d 12 bulan: Rp250.000/orang
WNA:
- < 1 bulan: Rp5.000.00.000/orang
- 1 s.d 6 bulan: Rp10.000.000/orang
- 6 s.d 12 bulan: Rp15.000.000/orang
Pengamatan Kehidupan Liar dan Penelusuran Hutan
- WNI hari biasa: Rp10.000/orang/hari
- WNI hari libur: Rp15.000/orang/hari
- WNA: Rp150.000/orang/hari
Selain itu untuk kegiatan videografi dan fotografi komersil maupun prewedding serta penerbangan drone juga dikenakan biaya berbeda-beda. Untuk kegiatan ini mulai dari Rp1.000.000/hari/kegiatan.
Namun perlu diketahui, per 29 April 2025 ada pengumuman penutupan sementara aktivitas pendakian di Balai Taman Nasional Manusela. Pengumuman tersebut dilanjutkan dengan surat tertanggal 9 Mei 2025 yang isinya masih sama. Alasan penutupan aktivitas pendakian karena cuaca yang tidak bersahabat.
Jadi, bagi pencinta alam yang ingin melakukan pendakian, sebaiknya mengikuti akun Instagram resmi TN Manusela untuk mendapatkan informasi terbaru.
Baca juga: Menelusuri Keindahan Taman Nasional Ujung Kulon, Warisan Dunia UNESCO
Taman Nasional Manusela ibaratnya ‘harta karun’ terpendam. Keindahan alam yang masih alami, keragaman hayati hingga masyarakat adat yang masih menjunjung tinggi adat istiadat menjadikannya unik dan berbeda dari taman nasional lainnya.