Taman Nasional Meru Betiri: Surga bagi Pencinta Alam dan Satwa Liar

JNEWS – Taman Nasional Meru Betiri merupakan salah satu dari sekian banyak taman nasional yang didirikan untuk konservasi alam yang ada di Indonesia. Taman ini terletak di Kecamatan Pesanggaran, berbatasan antara Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Jember, Jawa Timur.

Luas taman nasional ini mencapai 580 kilometer persegi, dengan letak geografis antara 8°21’ hingga 8°34’ lintang selatan dan 113°37’ hingga 113°58’ bujur timur. Tempat yang asri ini telah dilindungi sejak zaman Pemerintahan Hindia Belanda pada tahun 1931.

Dibuka untuk umum pada tahun 1982, taman nasional ini memiliki beragam kawasan dataran tinggi, dengan puncak-puncak mencapai hampir 1.200 meter di atas permukaan laut. Beberapa gunung terkenal di antaranya adalah Gunung Meru (343 meter) dan Gunung Betiri (1.233 meter) di bagian barat.

Di sisi selatan, terdapat pula Gunung Sumbudadung (520 meter), Gunung Sukamade (363 meter), Gunung Rajegwesi (181 meter), dan Gunung Benteng (222 meter). Lebih jauh di dalam kawasan konservasi yang luas ini, terdapat beragam lagi gunung seperti Gunung Gamping (538 meter), Gunung Butak (609 meter), Gunung Sukamade Atas (801 meter), Gunung Gendong (840 meter), dan Gunung Mandilis (844 meter).

Flora dan Fauna yang Dilindungi di Taman Nasional Meru Betiri

Taman Nasional Meru Betiri: Surga bagi Pencinta Alam dan Satwa Liar

Menurut keterangan yang ada di situs resmi Taman Nasional Meru Betiri, kawasan ini melindungi 336 jenis fauna yang terdiri dari berbagai kategori. Terdapat 25 jenis mamalia, di mana 18 di antaranya dilindungi, 7 jenis reptilia dengan 6 dilindungi. Juga termasuk 168 jenis burung, di mana 68 jenis di antaranya dilindungi. Selain itu, terdapat juga 35 jenis insekta, 6 jenis bivalvia, dan 71 jenis Arthropoda tanah.

Di antara fauna yang dilindungi di Taman Nasional Meru Betiri adalah macan tutul Jawa. Macan ini merupakan subspesies dengan distribusi yang sangat terbatas di Pulau Jawa, Kangean, Nusa Kambangan, dan Pulau Sempu, termasuk dalam daftar hewan yang dilindungi oleh Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999. Masuk dalam Redlist IUCN dengan kategori Critically Endangered dan Appendix I CITES, hewan ini memiliki peran penting sebagai spesies kunci dalam menjaga keseimbangan ekosistem hutan di Pulau Jawa, terutama setelah punahnya harimau Jawa.

Meskipun populasi mereka belum pasti, perkiraan menunjukkan penurunan yang signifikan dan terus menyempitnya habitat akibat fragmentasi hutan. Diperkirakan jumlah total populasi Macan tutul di kawasan konservasi di Pulau Jawa berkisar antara 350 hingga 700 ekor, termasuk yang ada di taman nasional ini.

Selain macan, taman ini juga merupakan rumah bagi banteng, monyet ekor panjang, bajing terbang ekor merah, kijang, burung merak, elang Jawa, kukang, lutung Jawa, dan empat jenis penyu, yaitu penyu belimbing, penyu lekang, penyu sisik, dan penyu hijau.

Selain fauna, taman nasional ini juga kaya akan flora endemik. Contohnya adalah bunga padmosari atau Rafflesia zollingeriana Kds. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa, semua jenis rafflesia, termasuk Rafflesia zollingeriana Kds, merupakan tumbuhan yang dilindungi. Tumbuhan ini merupakan endemik dari Taman Nasional Meru Betiri.

Rafflesia zollingeriana Kds termasuk dalam keluarga Rafflesiaceae dan merupakan tumbuhan holoparasit, yang berarti bergantung sepenuhnya pada tumbuhan lain untuk makanannya. Bunga Rafflesia zollingeriana Kds memiliki diameter antara 15 hingga 33 cm dengan kepala sari berjumlah 32 hingga 40 butir.

Bunga ini adalah satu-satunya bagian yang terlihat oleh mata manusia. Tumbuhan ini adalah tumbuhan berumah dua, sehingga untuk terjadinya penyerbukan diperlukan setidaknya dua bunga dari jenis kelamin yang berbeda dan harus mekar secara bersamaan.

Unik sekali, bukan?

Baca juga: Daftar Lengkap Taman Nasional di Indonesia dengan Lokasi dan Luasnya

Objek Wisata di Taman Nasional Meru Betiri

Taman Nasional Meru Betiri menawarkan hutan dan pantai yang masih alami dan memikat. Destinasi ini sangat ideal bagi pencinta petualangan alam yang ingin menjelajahi keindahan alam bebas. Berikut di antaranya.

1. Pantai Bandealit

Pantai Bandealit, terletak di Taman Nasional Meru Betiri, mempertahankan keaslian alamnya. Tersembunyi di dalam kawasan hutan lindung, udara di sekitar pantai ini tetap segar dan sejuk. Kebersihan air dan pasirnya juga menjadi bukti kealamian yang terjaga.

Meskipun berada di pantai selatan, ombak di Pantai Bandealit cenderung tenang. Hal ini membuatnya ideal untuk aktivitas air seperti berenang, jet ski, atau selancar angin. Selain itu, pantai ini sering dipilih sebagai lokasi berkemah yang nyaman dan menenangkan.

2. Pantai Rajegwesi

Tujuan menarik lainnya di Taman Nasional Meru Betiri adalah Pantai Rajegwesi, yang terletak di Desa Sarongan, Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi. Selain menikmati keindahan pantai, pengunjung juga dapat mengalami kegiatan lokal seperti melihat kegiatan nelayan dan proses pembuatan gula Jawa.

Pantai Rajegwesi menjadi pintu gerbang ke pantai-pantai lainnya seperti Teluk Hijau dan Sukamade. Nama “Rajegwesi” berasal dari “rajeg” yang artinya tiang pancang dan “wesi” yang berarti besi, menggambarkan sejarah pantai ini yang dulu pernah memiliki pertahanan laut tentara Jepang berupa tiang pancang dari besi.

3. Pantai Sukamade

Pantai Sukamade, yang terletak di Taman Nasional Meru Betiri, adalah destinasi istimewa yang terkenal sebagai tempat penyu bertelur. Pengunjung dapat menyaksikan langsung proses bertelur, mengunjungi penangkaran penyu, dan mengikuti pelepasan tukik, atau anak penyu, ke laut.

Pantai ini menjadi rumah bagi empat dari enam jenis penyu yang ada di Indonesia, termasuk penyu belimbing, penyu sisik, penyu hijau, dan penyu slengkrah. Penyu hijau khususnya sering terlihat di pantai ini. Selain penyu, Sukamade juga menjadi habitat bagi berbagai satwa lain seperti harimau Jawa, kijang, merak, macan tutul, dan monyet.

Selain pengalaman menonton penyu, pengunjung dapat menikmati hutan mangrove di Sukamade. Di sini, sungai-sungai yang melintasi hutan mangrove menjadi tempat untuk mengamati berbagai jenis burung seperti elang laut, dara laut, burung roko-roko, dan masih banyak lagi.

4. Pantai Teluk Hijau

Pantai Teluk Hijau merupakan destinasi unggulan di Taman Nasional Meru Betiri. Pantai ini terkenal dengan airnya yang berwarna biru kehijauan akibat pertumbuhan alga di dasarnya.

Pasir putih yang bersih dan air terjun setinggi 8 meter menjadi daya tarik utama Pantai Teluk Hijau. Selain itu, pantai ini juga memiliki formasi batu karang raksasa di sepanjang tepinya. Meskipun aksesnya memerlukan sedikit usaha karena medannya yang sulit, kecantikan alamnya sangatlah memuaskan.

5. Gua Jepang

Di Taman Nasional Meru Betiri, terdapat sebuah gua yang merupakan peninggalan dari masa penjajahan Jepang. Gua ini terletak di sisi tebing barat Pantai Bandealit, dengan ketinggian sekitar 200 meter.

Gua tersebut dulunya digunakan sebagai bungker oleh tentara Jepang. Di depan gua, terdapat tumpukan batu yang diyakini sebagai bagian dari benteng perlindungan mereka.

Baca juga: Petualangan di Taman Nasional Lorentz: Panduan Eksplorasi untuk Pencinta Alam

Akses ke Taman Nasional Meru Betiri

Akses menuju Taman Nasional Meru Betiri dapat dilakukan melalui tiga jalur darat yang berbeda, baik dari Jember maupun Banyuwangi. Berikut jalur tersebut, seperti dikutip dari situs resminya:

  1. Jalur Jember – Ambulu – Curahnongko – Bandealit (Pintu Gerbang Barat) dengan jarak sekitar 59 kilometer dan waktu tempuh sekitar 3,5 jam.
  2. Jalur Jember – Genteng – Jajag – Pesanggaran – Sarongan – Rajegwesi (Pintu Gerbang Timur) – Sukamade, dengan jarak sekitar 146 kilometer dan waktu tempuh sekitar 7 jam.
  3. Jalur Banyuwangi – Jajag – Pesanggaran – Sarongan – Rajegwesi (Pintu Gerbang Timur) – Sukamade, dengan jarak sekitar 126 kilometer dan waktu tempuh sekitar 5 jam.

Dengan berbagai pilihan akses, menjelajahi keindahan Taman Nasional Meru Betiri menjadi lebih mudah dijangkau.

Exit mobile version