7 Tantangan Pemasaran Media Sosial bagi UMKM dan Cara Mengatasinya

JNEWS – Media sosial merupakan ujung tombak pemasaran UMKM saat ini. Selain gratis, jangkauannya jauh lebih luas dibandingkan media lain. Banyak UMKM yang sukses besar berkat media sosial atau medsos. Sebaliknya, yang mendapat kendala juga tidak sedikit. Semua orang sudah bersinggungan dengan medsos sehingga menciptakan pasar yang sangat besar. Namun yang memperebutkannya juga sangat banyak.

Dikutip dari Katadata, hasil survei pada bulan Desember 2023 menunjukkan bahwa 56,03% UMKM menggunakan media sosial untuk berjualan, 47,64% menggunakan e-commerce, sedangkan sisanya menggunakan media lain termasuk WhatsApp dan website. Medsos yang digunakan antara lain Instagram, Facebook, dan TikTok.

Tantangan Pemasaran Media Sosial bagi UMKM

Salah satu resep ampuh UMKM adalah riding the wave pada segala sesuatu yang viral di medsos. Namun ini bukannya tanpa risiko. Beberapa kali akun usaha justru dikecam karena memilih momen yang salah. Semua usaha ada tantangannya tetapi juga ada solusinya.

Berikut adalah 7 tantangan umum yang dihadapi UMKM saat menggunakan media sosial dan strategi untuk mengatasi kendala tersebut.

7 Langkah Cara Menambah Instagram Follower yang Mungkin Belum Pernah Dicoba

1. Perkembangan Teknologi yang Cepat

Perkembangan teknologi yang cepat meliputi semua sektor, antara lain penggunaan AI (Artificial Intelligent), banyak fitur medsos yang baru, perubahan kebijakan dari platform yang bersangkutan dan sebagainya. Fitur-fitur edit foto atau video yang dulunya gratis tapi tiba-tiba berbayar tentu membuat UMKM harus meninjau kembali anggarannya.

UMKM harus berhitung, seberapa sering menggunakan fitur, teknologi atau platform tersebut. Jika digunakan dalam frekuensi tinggi, maka sebaiknya membayar fitur tersebut sebagai bagian dari modal atau alat usaha. Namun jika frekuensinya rendah, sebaiknya mencari aplikasi lain, menggunakan cara manual atau membuat konten lain yang tidak membutuhkan fitur tersebut.

Baca juga: Mau Belajar Digital Marketing, dari Mana Mulainya?

2. Keamanan Siber yang Rentan

Ada beberapa gangguan keamanan yang pernah dialami UMKM ketika menggunakan medsos, antara lain pembajakan atau peretasan akun, pencurian data, pembobolan rekening, dan sebagainya. Yang baru-baru ini terjadi adalah penyalahgunaan posisi UMKM di Google Map dengan memasukkan nomor ponsel penipu.

Pemilik UMKM harus mengendalikan penyebaran informasi atau kontak usaha mereka. Jika akun dipegang oleh beberapa orang, harus ada pertemuan rutin untuk membahas hal-hal yang mencurigakan. Dalam pertemuan tersebut juga harus ada penyegaran pengetahuan tentang keamanan siber.

Jika mungkin, lakukan pengajuan akun terverifikasi agar tidak mudah dibajak karena platform memberikan perlindungan yang berbeda kepada akun-akun terverifikasi. Peningkatan ini juga membantu pemasaran karena akun terverifikasi akan lebih dipercaya konsumen.

3. Memilih Kolaborasi yang Berdampak

Kolaborasi dengan akun lain akan membuat akun UMKM terlihat oleh pengikut akun lain. Namun memilih kolabolator yang memiliki dampak signifikan itu tidak mudah. Terutama karena membutuhkan biaya yang kadang tidak sedikit.

UMKM dapat mulai dengan menghargai setiap unggahan konsumen. Ucapkan terima kasih tiap menemukan unggahan pelanggan. Repost unggahan-unggahan yang bagus di Story. Jika ingin mengunggahnya di halaman utama, wajib minta izin kepada pemilik konten dan usahakan memberi tanda terima kasih berupa hamper yang indah atau lainnya.

Perhatian yang sama dapat diberikan kepada afiliator yang menggunakan media sosialnya untuk promosi. Meski mereka sudah mendapatkan imbalan dari afiliasi, tapi memberikan penghargaan kepada afiliator dengan penjualan tertinggi akan menambah semangat afiliator lain untuk menawarkan produk UMKM.

4. Pemahaman terhadap Isu Sensitif

Riding the wave merupakan hal biasa dan sudah dilakukan sejak dulu karena dianggap sebagai cara cepat untuk mendapat view berlimpah. Tantangannya lebih pada kepekaan untuk memilih “ombak” seperti apa.

Jika ternyata isunya cukup sensitif, maka pemilik UMKM sebaiknya bijak. Salah-salah, justru malah hujatan dari netizen yang datang, alih-alih promosi.

Dengan demikian, pemilik usaha atau tim yang mengurus medsos UMKM harus paham latar belakang isu yang sedang ditumpanginya. Hindari memilih isu yang mengandung SARA, anak di bawah umur, KDRT, dan sebagainya. Pemilik usaha harus memiliki empati yang tinggi.

5. Mempertahankan Konsistensi

Bosan, mentok, dan writer’s block adalah beberapa masalah yang dikeluhkan oleh pengelola akun media sosial. Menjaga agar selalu konsisten memang sulit karena secara alamiah manusia memiliki rasa bosan. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasinya.

Secara teknis, pengelola medsos dapat membuat jurnal atau jadwal posting, lengkap dengan topik, timeline, dan skrip. Jadwal dapat dibuat seminggu sekali, sebulan sekali, dan sebagainya. Mintalah rekan kerja untuk memberi komentar atau ide baru terhadap jadwal tersebut.

Pengelola media sosial dapat membuat pergantian suasana akun tiap bulan, antara lain pergantian template, warna tema, font, dan sebagainya. Pengelola juga dapat membuat perbedaan antara konten weekdays dan weekend. Bahkan UMKM dapat pula mengambil kebijakan libur konten tiap weekend dengan mengunggah konten spesial tiap Jumat sebagai penutup pekan tersebut.

6. Merespons Komentar atau Konten Negatif

Tantangan ini cukup berat bagi UMKM. Bahkan beberapa waktu, hal ini juga terjadi di industri F & B dengan adanya beberapa content creator yang mengunggah kritik.

Meski berat, UMKM harus belajar bijak dalam merespons dari perisitiwa-peristiwa tersebut. Jika UMKM memang salah, sebaiknya tidak mengelak. Mengakui, minta maaf, dan berjanji akan memperbaiki diri dapat menghentikan komentar negatif. Sebaliknya, jika UMKM dalam posisi benar maka harus berani melawan. Selain itu, ada pula komentar-komentar tidak penting yang tidak perlu ditanggapi.

7. Buta Statistik

Kemampuan membaca statistik atau insight dapat mengurangi pusingnya mencari ide hingga 25%. Statistik dapat menjadi patokan rencana konten selanjutnya. Banyak pengelola media sosial UMKM yang hanya melihat jumlah view saja lalu heran mengapa konten A jeblok dan konten B banjir like.

Keterampilan membaca statistik dapat dipelajari dari fitur Bantuan/Help atau FAQ platform media sosial tersebut atau dari konten-konten edukasi orang lain. Selain itu, jangan lewatkan pelatihan UMKM dari Disperindag atau Dinkop tentang topik tersebut yang umumnya gratis.

Baca juga: Cara Membaca Instagram Insight untuk Mengembangkan Akun dan Bisnis

Medsos sudah seperti pasar bebas yang penuh dengan tantangan. Namun UMKM tidak boleh mundur dari medsos jika ingin usahanya bertahan. UMKM harus memiliki kemauan untuk terus belajar demi menghadapi 7 tantangan media sosial di atas, baik untuk berjualan langsung atau sebagai branding agar dekat dengan konsumen.

 

Exit mobile version