JNEWS – Tarian Jawa Timur terkenal dinamis, baik gerakan penari maupun irama pengiringnya. Penampilan tarian-tarian tersebut selalu berhasil memeriahkan suasana.
Beberapa tarian viral di media sosial karena dibawakan secara massal oleh siswa-siswa sekolah dengan semarak. Tak hanya itu, banyak jenis tarian yang konon mengandung magis, sehingga selalu membuat penasaran.
Ragam Tarian Jawa Timur dan Ciri Khasnya
Ciri khas yang menonjol pada tarian Jawa Timur adalah gerakan-gerakan yang tegas, mata yang tajam menatap penonton, dan olah tubuh yang lincah. Tarian-tarian tersebut mencerminkan karakter masyarakat Jawa Timur yang terbuka dan ekspresif.
Berikut adalah ragam tarian Jawa Timur dan makna dari tarian tersebut.
1. Tari Reog Ponorogo
Tari reog Ponorogo sudah diakui sebagai Warisan Budaya Tak Benda Dunia (WBTB) dari Indonesia oleh UNESCO. Dalam masyarakat, reog lebih dikenal sebagai arak-arakan atau atraksi daripada tarian. Dikutip dari laman Kebudayaan Kemdikbud, dahulu reog merupakan atraksi persembahan Prabu Klana Sewandono dari Kerajaan Bantarangin Kediri, untuk memenuhi permintaan Putri Songgolangit yang hendak dilamarnya.
Reog kental dengan suasana magis lantaran tidak mudah mengangkat topeng seberat minimal 40 kilogram. Apalagi kemudian si penari menggigitnya sambil bergerak lincah mengikuti irama. Ada pula momen ketika ada orang atau anak yang naik ke atas topeng, dan dibawa menari dengan energik. Rombongan reog biasanya terdiri 20-30 orang, yang terdiri dari warok, penari, dan pemain musik.
2. Tari Remo
Tari remo berasal dari Jombang, yang merupakan singkatan dari reyoge Cak Mo (reog-nya Cak Mo). Tarian ini tidak hanya menjadi identitas Jombang, melainkan telah menjadi ikon tarian Jawa Timur. Ciri khas tarian ini adalah bagian mengentakkan kaki dengan pergelangan dihiasi kerincingan sehingga bunyinya menambah semarak suasana.
Cak Mo menciptakan tarian ini di tengah musim paceklik, lalu membuat pertunjukan berkeliling bersama sang istri. Dalam penciptaannya, Cak Mo menggabungkan unsur gerakan jatilan dan tayub.
Baca juga: Kesenian Suku Jawa: Wayang Kulit, Gamelan, dan Tari Tradisional
3. Tari Gandrung Banyuwangi
Tari gandrung merupakan wujud rasa syukur masyarakat terhadap hasil panen. Tarian Jawa Timur ini merupakan warisan kebudayaan Osing. Sedangkan iringan musiknya merupakan perpaduan musik Jawa dan Bali. Namun sekarang tarian ini juga dibawakan dalam berbagai acara.
Ciri khas tari gandrung adalah kostumnya yang unik, antara lain memegang kipas, selendang dikalungkan di leher, serta mengenakan kaus kaki yang bagian pergelengannya dililit dengan gelang klinting.
4. Tari Orek-Orek
Dahulu Kabupaten Ngawi memiliki kesenian bernama orek-orek. Namun kesenian tersebut punah karena tidak ada lagi yang mementaskannya. Pada tahun 1981, seorang seniwati Ngawi bernama Sri Widajati merevitalisasi kesenian tersebut menjadi tarian yang lebih mudah dipelajari dan dipentaskan. Kemudian tarian tersebut menjadi ikon Ngawi karena sebelumnya Ngawi tidak memiliki tarian khas daerah. Tari orek-orek pernah mendapat rekor MURI pada tahun 2014 karena dibawakan oleh 15.316 pelajar.
5. Tari Glipang
Tari glipang berasal dari Kabupaten Probolinggo. Glipang merupakan kata serapan dari bahasa Arab, yaitu gholiban, yang artinya kebiasaan. Tarian ini menggambarkan prajurit yang gagah berani mengusir penjajah dan sudah berusia empat generasi. Tari glipang juga mencerminkan pengaruh Islam yang kental sehingga akan tampak gerakan mirip tari saman, pencak silat, hadrah, dan sebagainya. Umumnya tari glipang dibawakan oleh laki-laki dengan busana prajurit khas Madura karena banyak keturunan Madura di Probolinggo, lengkap dengan peralatan perang.
6. Tari Kuda Lumping atau Jaran Kepang
Tarian Jawa Timur ini berasal dari Ponorogo tentang satu regu prajurit yang sedang naik kuda. Kuda dalam tarian ini terbuat dari bambu yang dianyam menyerupai tubuh bagian atas kuda. Kuda-kudaan ini juga dilengkapi dengan rambut dari tali rafia yang dikepang. Tari kuda lumping bisa dilakukan oleh pria maupun wanita. Wanita yang membawakan tarian ini juga harus mengenakan seragam layaknya laki-laki.
7. Tari Thengul
Tarian unik dari Bojonegoro ini sudah sering tampil di ajang kenegaraan dan misi budaya di luar negeri. Ciri khas tarian ini adalah gerakan yang patah-patah dan riasan wajah berupa bedak putih sehingga membuat penarinya seperti boneka hidup. Thengul merupakan tari penyambutan yang biasanya ditarikan oleh 5-10 wanita. Namun thengul juga pernah ditarikan oleh 2.019 siswi di sepanjang Jembatan Sosrodilogo, Bojonegoro.
8. Tari Beskalan
Beskalan merupakan tarian khas dari Malang. Tarian ini juga merupakan tari penyambutan dan biasanya menjadi tarian pembuka kedua setelah tari remo dalam pertunjukan Ludruk. Luduk adalah drama tradisional khas Jawa Timur. Sedangkan beskalan berasal dari kata bakalan, yang artinya pertama atau dasar. Tarian ini menggambarkan penghargaan masyarakat Malang terhadap para tamu yang dianggap sebagai pembawa berkah.
9. Tari Ambarang
Tari ambarang berasal dari Tulunggagung. Tarian Jawa Timur ini merupakan tari kreasi yang terinspirasi dari pengamen jaranan. Seni jarangan terdiri dari jaranan serentewe, jaranan campursari, jarangan pegon, dan jaranan Jawa. Sedangkan yang secara khusus menginspirasi tari ambarang adalah jaranan serentewe yang memiliki ciri khas gerakan yang lebih agresif dari jaranan lainnya.
Baca juga: 10 Seni Budaya Indonesia yang Berhasil Mendunia
10. Tari Singa Ulung
Tari singa ulung atau singo ulung berhubungan dengan cerita rakyat Singo Ulung dari Bondowoso. Tarian ini menggambarkan kesaktian Juk Seng (Jujuk Sengo) yang dibantu Mbah Jasiman memimpin Desa Blimbing sehingga menjadi desa yang makmur. Konon Juk Seng bisa berkomunikasi dengan singa, bahkan sering dibantu singa. Para penari singa ulung mengenakan kostum yang mirip singa berwarna putih.
Selain 10 tarian di atas, masih banyak ragam tarian Jawa Timur yang terkenal karena tiap daerah mendukung perkembangan dan pelestariannya. Dari contoh-contoh tersebut terlihat bahwa ciri khas yang menonjol pada tarian-tarian dari Jawa Timur adalah gerakan yang dinamis dan ekspresif, serta terdapat pula unsur magis pada beberapa tarian.