JNEWS – Ada beberapa tempat yang tidak boleh dikunjungi wanita di dunia. Dan ini bukan hanya ada dalam cerita atau mitos, tapi benar-benar nyata dan masih berlaku sampai sekarang.
Di berbagai belahan dunia, ada lokasi yang menetapkan aturan ketat sehingga perempuan tidak bisa masuk. Alasannya beragam, mulai dari adat, kepercayaan, hingga hal-hal yang dianggap menyangkut kesucian. Meski terdengar aneh bagi sebagian orang, larangan ini sudah dijalankan turun-temurun dan menjadi bagian dari kehidupan masyarakat setempat.
Tempat yang Tidak Boleh Dikunjungi Wanita
Adanya fenomena ini tentu menimbulkan rasa penasaran. Mengapa larangan itu bisa begitu kuat? Apa yang membuat perempuan dianggap tidak pantas berada di sana?
Ada yang menjelaskannya dengan alasan spiritual, ada juga yang berhubungan dengan tradisi kuno. Menariknya, aturan ini tetap bertahan meski dunia sudah semakin modern. Dari sinilah kita bisa melihat bagaimana budaya dan keyakinan memberi warna unik pada berbagai tempat di dunia.
Berikut beberapa tempat yang tidak boleh dikunjungi wanita, seperti diulas oleh Z News.
1. Gunung Athos, Yunani
Gunung Athos adalah sebuah semenanjung kecil di Yunani yang dijuluki sebagai “republik para biarawan”. Di sini, sejak lebih dari seribu tahun lalu, ada aturan yang sangat ketat, yakni perempuan sama sekali tidak boleh masuk. Bahkan hewan betina pun dilarang berada di area ini, kecuali kucing dan ayam.
Larangan ini dipercaya akan menjaga kesucian hidup para biarawan Ortodoks yang mengabdikan hidupnya untuk beribadah dan menjauh dari godaan duniawi. Banyak wisatawan pria yang penasaran dengan suasananya, tapi mereka pun harus melewati izin yang rumit. Hanya laki-laki dengan tujuan spiritual yang bisa masuk, itupun jumlahnya sangat terbatas.
Larangan untuk perempuan bukan sekadar aturan tertulis, tapi juga sudah menjadi tradisi turun-temurun yang dijaga dengan sangat ketat. Meski di era modern aturan ini banyak diperdebatkan, nyatanya Gunung Athos tetap menjadi salah satu tempat yang tidak boleh dikunjungi wanita sama sekali.
Baca juga: 7 Negara Paling Aman di Dunia untuk Traveler Perempuan
2. Gunung Omine, Jepang
Gunung Omine di Prefektur Nara dikenal sebagai tempat suci bagi penganut Shugendo, sebuah aliran spiritual yang menggabungkan ajaran Buddha, Shinto, dan Taoisme. Gunung ini punya jalur pendakian menuju kuil Omine-sanji yang dianggap paling sakral. Nah, di sini juga merupakan tempat yang tidak boleh dikunjungi wanita.
Wanita tidak boleh mendaki sampai ke kuil utama. Alasannya, kehadiran wanita diyakini bisa mengganggu konsentrasi para pertapa yang sedang menjalani latihan rohani.
Aturan ini sudah berlangsung ratusan tahun dan masih ditaati sampai sekarang. Wisatawan perempuan memang masih bisa berkunjung ke area bawah gunung, tapi tidak diperbolehkan naik ke puncaknya. Bagi komunitas Shugendo, ini adalah bagian dari menjaga kemurnian tempat suci.
3. Kuil Sabarimala, India
Kuil Sabarimala di Kerala, India, adalah salah satu kuil Hindu paling terkenal di negara ini. Kuil ini dibangun untuk memuja Dewa Ayyappa yang dianggap sebagai dewa dengan sumpah selibat. Karena alasan itu, perempuan usia 10 hingga 50 tahun, yang dianggap berada dalam masa menstruasi, tidak diperbolehkan masuk.
Aturan ini sempat menimbulkan kontroversi besar, terutama setelah Mahkamah Agung India mencabut larangan tersebut pada 2018. Walau secara hukum perempuan boleh masuk, kenyataannya protes dari kelompok konservatif membuat aturan lama masih berlaku di lapangan.
Banyak perempuan yang mencoba beribadah ke sana justru mendapat penolakan dari masyarakat setempat. Perdebatan ini masih terus berlanjut, antara menjaga tradisi dengan tuntutan kesetaraan. Kuil Sabarimala akhirnya menjadi contoh nyata benturan antara adat kuno dan nilai modern.
4. Pulau Okinoshima, Jepang
Pulau Okinoshima di Prefektur Fukuoka dikenal sebagai salah satu situs paling suci dalam agama Shinto. Pulau ini masuk dalam daftar warisan dunia UNESCO, tapi tidak seperti destinasi wisata lain, pengunjungnya sangat dibatasi.
Pulau ini merupakan salah satu tempat yang tidak boleh dikunjungi wanita, dan hanya pria yang diizinkan menginjakkan kaki di sana. Itu saja juga dalam jumlah yang sangat sedikit setiap tahunnya.
Sebelum masuk, para pria diwajibkan menjalani ritual penyucian, termasuk mandi di laut tanpa busana. Aturan melarang perempuan masuk dipercaya berasal dari keyakinan kuno bahwa darah menstruasi dianggap bisa mencemari kesucian pulau. Karena itu, tradisi ini terus dipertahankan sampai sekarang.
5. Masjid Haji Ali Dargah, India
Masjid Haji Ali Dargah di Mumbai adalah salah satu destinasi religi yang populer, berdiri megah di atas pulau kecil di tengah laut. Namun, ada aturan khusus yang berlaku di sana. Perempuan dilarang masuk ke area makam suci yang berada di tengah kompleks masjid.
Larangan ini sudah ada sejak lama, dengan alasan menjaga kesucian makam dan menghormati tradisi. Meski begitu, perempuan tetap bisa berkunjung dan berdoa di area luar masjid.
6. Stadion Sepak Bola di Iran
Sejak Revolusi Islam 1979, perempuan di Iran dilarang masuk stadion sepak bola untuk menonton pertandingan. Pemerintah saat itu beralasan larangan ini untuk menjaga moral, karena suasana stadion dianggap kasar dan tidak pantas untuk perempuan.
Selama puluhan tahun, aturan ini membuat banyak wanita Iran kecewa, apalagi sepak bola adalah olahraga yang sangat populer di sana. Beberapa kali perempuan mencoba menyamar sebagai pria agar bisa menonton langsung, meski risiko tertangkap sangat besar.
Tekanan dari dunia internasional akhirnya memaksa pemerintah Iran melakukan sedikit pelonggaran. Sekarang, di beberapa pertandingan tertentu, perempuan sudah boleh hadir meski jumlahnya sangat terbatas dan duduk di area khusus.
7. Beberapa Pura di Bali, Indonesia
Di Bali, aturan adat di beberapa pura melarang perempuan yang sedang menstruasi untuk masuk ke area suci. Larangan ini disebut cuntaka, yaitu kondisi tidak suci menurut kepercayaan Hindu Bali.
Aturan ini tidak hanya berlaku untuk pura besar seperti Besakih atau Lempuyang, tapi juga banyak pura kecil di desa-desa. Masyarakat Bali percaya bahwa darah menstruasi bisa mengganggu kesucian dan keseimbangan energi di dalam pura. Karena itu, wanita yang sedang haid biasanya diminta menunda kunjungan.
Selain itu, ada pula pura tertentu yang secara khusus menutup akses utama bagi perempuan, seperti Pura Dalem Pingit di Bangli. Meski aturan ini sering diperdebatkan wisatawan modern, masyarakat lokal tetap mematuhinya sebagai bagian dari tradisi leluhur.
Baca juga: Panduan Wisata ke Pulau Andaman: Tip, Trik, dan Tempat Terbaik untuk Dikunjungi
Meski ada banyak alasan di balik keberadaan tempat yang tidak boleh dikunjungi wanita, pada akhirnya semua kembali pada tradisi dan keyakinan yang dipegang masyarakat setempat. Bagi sebagian orang mungkin terasa tidak adil, tapi bagi komunitas yang menjaganya, aturan itu dianggap sebagai bagian dari kesucian dan identitas budaya. Kita bisa memilih untuk menghormatinya tanpa harus selalu setuju.
Dari sini kita belajar bahwa dunia penuh dengan keanekaragaman aturan dan sudut pandang, dan setiap tempat punya ceritanya sendiri yang patut dipahami.