JNEWS – Setiap pribadi punya pengalaman spiritual yang unik saat melaksanakan ibadah umrah di Tanah Suci. Tak terkecuali beberapa karyawan JNE yang membagikan pengalamannya kepada JNEWS saat menunaikan ibadah umrah.
Dosa dan kesalahan-kesalahan masa lalu seolah langsung hadir di hadapan, dan betapa kecilnya diri di hadapan Yang Maha Besar. “Hati saya langsung bergetar, teringat akan kebesaran Allah SWT, saat pertama kali menginjakkan kaki di Bandara Muhammad bin Abdul Aziz, Madinah. Tidak terasa, air mata saya langsung menetes haru bercampur bahagia,” ujar Rozak, salah seorang peserta dari BMD Department JNE, saat berbincang dengn JNEWS melalui sambungan telepon, Selasa (6/2/2024) pagi.
Dengan mengikuti pembimbing bersama seluruh rombongan, Rozak mengaku selama di Madinah hanya fokus untuk beribadah, baik itu ibadah wajib maupun yang sunah, termasuk terus membaca Alquran.
“Terus terang, dosa-dosa dan kesalahan masa lalu yang pernah saya lakukan, semuanya langsung teringat. Saya bersimpuh dan bersujud di Masjid Nabawi, meminta ampunan sambil terus meneteskan air mata,” ujarnya.
Setelah berada di Madinah, dirinya bersama rombongan kemudian sampai di Mekah, dan langsung menuju Masjid Bir Ali untuk mengambil Miqot dan berniat melakukan umrah yang pertama.
Baca juga: Beragam Itu Indah, Cerita Karyawan JNE yang Merayakan Imlek
“Air mata saya kembali menetes haru dan bahagia. Laksana sedang berada di alam mimpi, di mana Ka’bah benar-benar berada di depan mata, padahal selama ini hanya lihat foto atau gambarnya saja. Saya juga sangat beruntung karena bisa mencium Hajar Aswad meski perjuangannya lumayan berat dan nyaris pingsan, karena berdesakan dengan banyak jamaah lainnya,” ucapnya.
Rasa haru dan hati semakin bergetar, ketika jutaan jamaah sama-sama melantunkan kalimat talbiyah, yang menurutnya suasana tersebut tidak akan terlupakan sampai kapan pun. “Semoga Allah bisa memanggil saya kembali ke Tanah Suci Mekah dan Madinah ini. Saya juga mendapat pengalaman spiritual yang di luar nalar, saat di Raudoh makam Rasulullah SAW, di mana saya diberi waktu kurang lebih 30 menit, yang posisinya berdesakan, padahal jamaah lain paling lama hanya 5 menit,” tandas Rozak.
Rasa haru dan bahagia bisa berumrah, juga diutarakan oleh Arifin dari Departemen EGD JNE Pusat. “Pastinya haru bahagia, bahkan menangis saat saya bersimpuh di depan Ka’bah. Saya sebelumnya sudah pernah umrah, tetapi tetap saja ketika berada di depan Ka’bah air mata ini menetes mengingat akan keagungan dan kebesaran Allah SWT,” ujarnya.
Bagi Arifin, umrah kali ini juga terasa istimewa karena dilaksanakan di bulan yang istimewa, yaitu di bulan Rajab, yang menurutnya bila ibadah di bulan Rajab pahalanya akan berlipat, begitu juga doa-doa akan dikabulkan..
“Dengan kuasa dan izin dari Allah SWT, saya mengalami kejadian yang di luar nalar. Di mana selama di Madinah dan Mekah mendapat kamar hotel yang di sela-sela jendelanya dijadikan sarang burung, bahkan ada yang sedang mengerami anaknya. Itu mungkin karena saya di rumah memelihara burung,” jelasnya. *
Baca juga: Layar Terus Terkembang di JNE Lubuk Pakam