Tiga founder startup dari Indonesia terpilih mengikuti Google for Startups Women Founders Academy. Vanessa Geraldine dari PRIEDS Technology, Utari Octavianty dari Aruna, dan Ketty Lie akan menjadi perwakilan Indonesia di program tersebut.
Program bimbingan pengembangan keterampilan ini memakan waktu 12 minggu bagi perusahaan rintisan yang dipimpin wanita di Asia Pasifik. Women Founders Academy dirancang untuk membantu pendiri meningkatkan keterampilan kepemimpinan, memperkuat hubungan tim, dan mengatasi tantangan unik yang dialami pendiri startup.
Vanesa berharap program ini bisa memberi masukan positif untuk pertumbuhan startup dan komunitas di Indonesia. Terlebih di Indonesia saat ini ada jutaan bisnis kecil, menengah dan besar yang terbatas aksesnya ke perusahaan teknologi.
BACA JUGA : Jatuh Bangun Tempe Crispy Sukabumi yang Kini Dinikmati Dunia
“PRIEDS dibangun dengan visi untuk membantu UKM Indonesia bertumbuh lewat transformasi digital dengan solusi Enterprise Resource Planning dan IoT (Internet of Things), dan kami ingin menjadi sahabat yang mendampingi bisnis dari kecil hingga besar.” katya Vanesa.
Utari, menanggapi terpilihnya sebagai perwakilan Indonesia di program ini mengungkapkan, sebagai pemimpin perempuan pastinya memiliki tantangan tersendiri. Apalagi dengan stigma yang ada, hingga cita-cita dan tanggung jawab yang unik.
“Leadership untuk perempuan memerlukan pendekatan yang berbeda juga, yang jarang dibahas di buku ataupun mentorship pada umumnya. Untuk itu saya sangat bersemangat sekali mengikuti program ini, dengan harapan bisa membantu para leader perempuan di kantor maupun di desa pesisir agar dapat memimpin dengan efektif.” jelasnya.
Aruna sendiri merupakan platform perikanan terintegrasi yang menghubungkan nelayan skala kecil ke pasar global melalui teknologi. Aruna bertujuan untuk menghubungkan nelayan skala kecil dengan eksposur global dalam mempromosikan makanan laut Indonesia yang lezat, melalui kesepakatan grosir, belanja eceran, dan kemitraan bisnis.
BACA JUGA : Dongkrak UMKM Lokal, Shopee Dukung Program 500.000 Eksportir Baru
Tak berbeda jauh dengan kedua rekannya, Ketty Lie (Co-Founder) bercerita bahwa ErudiFi, atau yang dikenal sebagai Danacita di Indonesia, hadir membantu pelajar di Asia Tenggara menghadiri kampus impian mereka. ErudiFi berangkat dari pengalaman pribadi Ketty sebagai lulusan perguruan tinggi generasi pertama di keluarganya.
“Saya sangat berterima kasih atas investasi yang telah diberikan keluarga saya terhadap pendidikan saya. Peluang yang terbuka karena pendidikan yang saya dapatkan membantu membentuk masa depan yang tidak akan saya miliki sebaliknya. Namun, masih terlalu banyak masyarakat Indonesia yang belum mendapatkan peluang yang sama. Hampir 70% orang Indonesia yang seharusnya berada di bangku kuliah tidak dapat menempuh pendidikan tinggi karena keterbatasan ekonomi” tutup Ketty.