Timor Moringa, Olahan Daun Kelor dari Timor untuk Indonesia

Produk olahan daun kelor dari Timor Tengah Selatan

Meybi Agnesya Neolaka Lomanledo adalah petani muda sekaligus pemilik PT Neolaka Anugerah Timor yang terletak di Oeklofo, Desa Oinlasi, kecamatan Mollo Selatan, Kabupaten Timor Tengah Selatan. Perusahaan yang dikenal dengan brand Timor Moringa ini memproduksi berbagai olahan daun kelor seperti teh celup kelor, teh celup kelor dengan jahe merah, serbuk daun kelor, daun kelor kering, kopi kelor instan dan coklat kelor.

Meybi mengatakan pihaknya memperoleh bahan baku dari 8 petani mitra yang tersebar di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Timor Tengah Utara (TTU) dan Kabupaten Kupang. “Kita bekerja sama dengan petani di yang tersebar di TTS, TTU dan Kabupaten Kupang. Mereka adalah mitra yang membantu kita dalam penyediaan daun Moringa (kelor),” ungkapnya.

Meybi kemudian, mengolah daun-daun kering Moringa dari para petani mitra menjadi tepung untuk kemudian dipacking dan dipasarkan. Proses pembuatan tepung daun moringa menggunakan mesin. Wanita kelahiran Kupang, 24 Desember 1992 ini memanfaatkan modal hadiah kompetisi Duta Petani Muda untuk membeli mesin produksi.

Baca juga: Dari Potlot Sampai Kota Solo, Kisah Driver JNE Antarkan Drum Set Bimbim dan Gitar Ridho Slank

“Volume produksi tepung mencapai 20 kg per bulan yang habis terserap pasar. Harga jual mencapai Rp35.000 per 100 gram,” tambahnya. Selain itu Meybi juga mengolah kembali tepung menjadi beragam produk seperti cokelat moringa. Dan tak disangka pasar menyambut inovasi produknya tersebut.

Proses pengolahan daun kelor

Kini Meybi memasarkan olahan moringa ke seluruh NTT dan beberapa daerah di Indonesia. Selain itu ia juga mengekspor teh moringa ke Timor Leste. Volume ekspor mencapai 20-50 boks per bulan. Dari hasil penjualan Moringa (kelor) Meybi memiliki omset Rp. 60 juta sampai Rp. 75 juta per bulan.

Menggunakan Jasa Pengiriman JNE

Permintaan produk Moringa diminati masyarakat dari berbagai daerah sehingga Meybi mempercayakan jasa pengiriman JNE untuk mengirim produknya. Dia menyebut pelayanan JNE sangat baik sehingga sejak setahun terakhir dirinya selalu memanfaatkan jasa JNE dalam mengirim produk.

Dia melanjutkan pelayanan JNE sangat dipercaya karena semua produk yang dikirimnya selalu tiba di tempat tujuan tepat waktu dan aman.

“Sejauh ini JNE menjadi pilihan ekspedisi bagi Timor Moringa karena tidak hanya sebagai mitra pengiriman namun juga kami beberapa kali dilibatkan dalam kegiatan-kegiatan pemberdayaan UKM yang digagas oleh JNE,” kisahnya.

“JNE lebih cepat pengirimannya. Barang juga  aman. Produk kita sekecil apapun dijaga dengan sangat baik. Saya juga merasa diuntungkan karena banyak pelanggan saya tersebar di Jabodetabek. Kalau di NTT biasanya ke Labuan Bajo,” imbuhnya.

Dia mengharapkan agar ke depan JNE memiliki semacam layanan fulfillment di Kupang. Hal tersebut menurut Meybi akan menguntungkan pelaku UMKM di NTT.

“Pelayananannya sudah baik sekali. Kalau ke depan JNE sudah ada layanan fulfillment di Kupang, itu akan sangat membantu pelaku UMKM. Ada semacam sentra gudang yang diatur JNE sehingga kami UMKM titip barang ke sana mereka yang antar dan itu lebih praktis. Itu secara tidak langsung menguntungkan kami di daerah. Jadi kita hanya sewa gudangnya sehingga kita bisa kirim via Kupang ke seluruh daerah di Indonesia,” urainya.

Baca juga: Mau Belajar Digital Marketing, dari Mana Mulainya?

Menanggapi kebutuhan pelanggan Emi Khilafah, Kepala Cabang JNE Kupang menyampaikan bahwa pihaknya saat ini sedang mempersiapkan layanan fulfillment bagi UKM di Kupang. Dengan begitu apa yang menjadi harapan Meybi maupun pelaku UKM lain di Kupang dapat terlaksana.

Exit mobile version