Hayo, siapa di antara orangtua di sini yang pusing menghadapi anak yang kecanduan internet? Eits, jangan khawatir. Internet sebenarnya bukan hal-hal yang negatif banget kok, asal kamu tahu tips mendampingi anak bermain internet yang aman.
Ya, internet bak pisau bermata dua. Di satu sisi internet mendatangkan banyak sekali manfaat positif, seperti misalnya kita jadi mudah mencari informasi. Namun, di sisi lain juga ada banyak sekali konten negatif yang berseliweran di internet.
Baca Juga: Kebijakan Perlindungan Data Pribadi yang Komprehensif dibutuhkan di Indonesia
Makanya, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) pun menegaskan pentingnya literasi digital di kalangan masyarakat, termasuk para orangtua. Hal ini dimaksudkan agar orangtua dapat mendampigi, mengawal, dan mengawasi kegiatan anak dalam bermain internet.
Nah, lalu apa saja sih tips mendampingi anak saat bermain internet? Berikut pendapat psikolog anak dan keluarga Putu Andani, yang juga merupakan co-Founder Tiga Generasi saat menjadi narasumber dalam webinar Festival InernetBaik dengan tema “Hubungan Makin Lengket, Walau Anak Main Internet” yang diselenggarakan oleh Telkomsel beberapa waktu lalu.
1. Menyepakati Aturan Penggunaan Gadget
Hal pertama yang harus dilakukan oleh para orangtua adalah menetapkan screen time atau waktu penggunaan internet. Hal ini tergantung pada usia anak, semisal untuk toddler maksimal hanya diberikan waktu menggunakan gadget 1-2 jam/hari. Sementara untuk anak-anak di atas 5 tahun, disesuaikan dengan kegiatan mereka, di mana saat ini kegiatan belajar lebih banyak dilakukan secara online.
Berikutnya kamu harus bisa menetapkan lokasi yang diperbolehkan untuk mengakses internet. Dalam hal ini, kamu bisa menentukan penggunaan internet hanya di ruang keluarga, bukan di kamar tidur. Ini menjadi tantangan tersendiri kepada anak yang sudah diberikan gadget.
2. Mengajarkan Anak Literasi dan Etika Digital
Poin kedua ini sangat penting untuk tumbuh kembang anak. Literasi yang bisa kamu berikan, bisa larangan untuk sembarangan membagikan informasi, data, serta gambar diri, baik di media sosial maupun akun pesan instan yang tidak dikenal. Ini sangat penting apalagi bagi anak yang sudah menginjak usia remaja dan diberi gadget sendiri.
Sebisa mungkin pembekalan literasi dan etika digital ini harus sudah diberikan sebelum mereka mendapat kesempatan mengakses internet sendiri. Beri tahu kepada mereka bahwa diri mereka berharga dan tidak boleh sembarangan dalam membagikan informasi mereka.
3. Mamfasilitasi Alternatif Kegiatan Positif Anak
Sebagai orangtua, kamu harus bisa mencari tahu apa minat anak. Ajak anak untuk mengenali minat serta kegiatan yang digemari. Sebisa mungkin kamu ajak untuk melakukan aktivitias fisik dan gerak aktif dengan durasi 3 jam/hari untuk anak usia 1-5 tahun. Untuk anak di atas lima tahun bisa 1 jam/hari sebagai sarana penyaluran energi.
Jika mereka sudah menemukan kegiatan fisik yang digemari atau kegiatan non-gadget, itu lah tujuan kita membekali fondasi atau tameng untuk melindungi anak dari konten negatif media sosial dan membuat anak kecanduan internet. Semakin mereka aktif di dunia nyata, maka semakin sedikit risiko terpapar konten negatif di dunia maya.
Baca Juga: Kenali Tanda Gangguan Kecemasan Pada Anak, Bun!
4. Menjalin Komunikasi Terbuka dan Hangat antara Orangtua dan Anak
Banyak dari orangtua yang merasa susah untuk dekat dengan anak lantaran kesibukan yang padat. Kamu bisa mulai untuk membangun lingkungan rumah agar dapat menjadi ruang aman untuk berdiskusi dan membahas isu-isu yang sensitif. Salah satu contohnya adalah pembekalan sex education sejak dini.
Jangan pernah mengganti nama biologis dengan kata lain. Ucapkan yang sebenarnya, seperti penis dan vagina. Dengan pembekalan sex education maka secara tidak langsung kita mengajarkan hal tersebut bukan hal yang tabu. Luangkan waktu bersama kelurga untuk saling bercerita atau melakukan hobi bersama. Contoh paling gampang adalah waktu menjelang tidur.
5. Bangun dan Pupuk Kelekatan Orangtua dan Anak
Biasakan makan bersama di meja makan tanpa gadet. Kalau sekarang masih kebiasaan semua main gaget, dari tiga kali makan pilih salah satu. Di samping itu, kamu juga harus menerapkan bedtime routines, semisal setelah sikat gigi. Aktivitas yang dipilih bisa dengan cara membacakan buku atau merefleksikan hari bersama.
Jadilah pendengar yang baik bagi anak. Untuk memulai percakapan, jangan langsung tanya bagaimana aktivitas di sekolah. Kamu juga bisa membuat hari khusus untuk masing-masing anggota keluarga. Contoh, hari khusus ayah dan anak.
Baca Juga: Anak Sering Main Game? Ini yang Harus Dilakukan Orang Tua