Ubah Hobi Jadi Bisnis, Kenapa Enggak?

Lebih dari dua tahun masyarakat menjalani aktivitas di tengah situasi pandemi. Selama waktu itu pula, sebagian masyarakat mengeksplorasi atau bahkan memulai kesenangan atau hobi baru.

Tak hanya menyalurkan kesenangan saja, bila dikembangkan hobi bisa menjadi peluang bisnis. Namun, membangun bisnis yang lahir dari hobi punya rintangan tersendiri.

“Dibutuhkan perencanaan matang, strategi bisnis berkelanjutan, juga profesionalitas agar bisnis dan hobi berjalan beriringan.” kata Head of Strategic Merchant Acquisition ShopeePay Eka Nilam Dari di acara ShopeePay Talk bertajuk “Ubah Hobi Jadi Bisnis, Kenapa Enggak?,”.

Baca juga: 5 Hobi dan Kebiasaan Baru di era “New Normal”

Melalui diskusi interaktif bersama ketiga narasumber, ShopeePay Talk kali ini mengupas tuntas tentang suka duka serta strategi membangun bisnis yang berasal dari hobi. Berikut adalah tiga strategi yang dapat diterapkan dalam membangun bisnis berbasis hobi:

Tentukan skala prioritas, bangun pola pikir bisnis

Salah satu tantangan yang dihadapi ketika membangun bisnis yang berasal dari hobi adalah memposisikan diri antara hobi yang digemari dengan bisnis yang harus terus berjalan dan dikembangkan.

Dalam menjawab tantangan tersebut, pebisnis harus mampu berpikir objektif serta beradaptasi dengan memasang mindset bahwa hobi yang digemari kini bukan lagi kegemaran pribadi. Namun telah bertransformasi menjadi sebuah bisnis yang menyangkut kepentingan banyak pihak, sehingga memerlukan strategi bisnis yang matang.

“Salah satu hal yang selalu saya terapkan apabila dihadapkan pada sebuah tantangan bisnis adalah menyusun skala prioritas, mana yang memberikan dampak lebih besar pada bisnis.” kata CEO & Co-Founder of Suwe Ora Jamu Nova Dewi.

Ia menambahkan, dalam membangun skala prioritas, tentu saya harus menanamkan mindset sebagai seorang pebisnis, bukan lagi sekadar penggiat hobi.

“Merupakan suatu hal yang penting bagi para pebisnis dalam memasang mindset yang lebih strategis, holistik, dan berorientasi pada bisnis. Pendelegasian tugas juga menjadi suatu hal yang krusial ketika hobi sudah berkembang menjadi bisnis yang semakin sustainable.” tambah Nova.

Baca juga: Gurih dan Lezatnya Pempek Api Bu Aris, Bisa Pesan di PESONA JNE

Terus eksplorasi hobi untuk menghindari kejenuhan

Tanpa adanya manajemen bisnis dan profesionalitas, bisnis yang berawal dari hobi dapat menjadi bumerang dan beban. Lebih-lebih, hobi yang awalnya menyenangkan dan mendatangkan kebahagiaan, justru bisa mengundang kejenuhan.

Demi menghindari kedua hal tersebut, pebisnis dapat menantang diri untuk menggali hal-hal baru yang belum pernah disentuh sebelumnya. Dengan begitu, semangat eksplorasi dan keingintahuan akan terus menyala seiring dengan perkembangan bisnisnya.

“Melalui inovasi serta trial-and-error, saya mendapatkan kesempatan untuk belajar hal baru dan mengulik lebih dalam lagi dunia kecantikan yang belum pernah ditemui sebelumnya.” jelas Co-Founder of Goban Cosmetics Angel Chyntia.

Selain dapat terus memacu semangat dan ketertarikan terhadap hobi yang telah dijalankan selama bertahun-tahun, hal ini juga sekaligus menjadi salah satu strategi pengembangan produk yang efektif.

“Tidak hanya itu, saya bersama dengan Goban Cosmetics juga selalu menekankan kolaborasi sebagai salah satu cara untuk mengeksplorasi hal-hal baru serta menggali inspirasi dari berbagai tokoh yang mengemban visi serupa,” tambah Angel.

Jaga orisinalitas dan berikan sentuhan strategi marketing yang personal

Berangkat dari hobi yang bersifat personal, idealisme dan preferensi pribadi tentu memegang andil ketika sebuah hobi dieksplorasi menjadi bisnis yang menguntungkan. Bagi pebisnis, yang terpenting adalah kemampuan untuk menyelaraskan idealisme dan preferensi pribadi tersebut dengan peluang pasar yang ada.

Baca juga: 5 Produk Lokal Lestari Unggulan yang Tak Kalah dari Produk Impor

Founder of OMG Consulting & Co-Founder of Inspigo Yoris Sebastian, menyampaikan, mengubah hobi atau karya menjadi sebuah peluang bisnis memiliki privilesenya sendiri.

“Penggiat hobi tentu memiliki kedekatan personal dengan produk atau karya yang dihasilkan serta industri yang digeluti, sehingga bisnis yang didirikan bisa membawa sentuhan cerita yang unik, orisinil, dan personal guna menciptakan brand yang lebih melekat di hati konsumen.” tambahnya.

Usaha ini juga tentunya harus diimbangi dengan kegiatan marketing dan branding yang mengacu pada preferensi dan perilaku konsumen, serta bagaimana hobi kita dapat menjawab kebutuhan konsumen.

“Sehingga, pada akhirnya, riset pasar yang diimbangi dengan story telling yang personal, lambat laun akan menggaet komunitas konsumen yang loyal.” jelas Yoris.

Exit mobile version