Sejak Covid-19 mewabah, geliat perekonomian di Pulau Dewata merosot tajam sebab obyak-obyek wisata di sana tutup. Akibatnya, tingkat pengiriman JNE di Bali terkena dampaknya. Namun kini secercah harapan datang, pasca dibukanya obyek wisata dan para pelaku UKM kembali membuka usahanya, tingkat kiriman JNE kembali merangkak naik.
JNE Denpasar adalah salah satu kantor cabang yang mengalami dampak penurunan pengiriman akibat pandemi Covid-19. Bisa dimaklumi, karena di pulau yang perputaran roda ekonominya bertumpu pada sektor pariwisata tersebut, terpukul akibat penutupan berbagai obyek wisata. Para turis lokal dan macanegara sejak Pandemi menunda atau membatalkan perjalanan liburan ke Bali.
BACA JUGA : Cara JNE Dorong UKM Sumbar Tembus Pasar Nasional
Imbasnya, ditutupnya obyek wisata di Bali selama kurang lebih 6 bulan mempengaruhi pengiriman JNE Denpasar yang meng-cover seluruh wilayah Bali. “Baik kiriman inbound maupun outbound terdampak. Hal itu karena masyarakat Bali sangat bertumpu pada sektor pariwisata. Banyak pekerja pariwisata kehilangan mata pencaharian dan dirumahkan, bahkan kena PHK. Hal ini tentu berpengaruh terhadap daya beli masyarakat. Masyarakat berhemat dan lebih mengutamakan kebutuhan pokok untuk sehari-hari,” terang Branch Manager JNE Denpasar, Alit Septiniwati kepada JNEWS, Sabtu (12/9/2020)
Namun setelah tempat-tempat wisata kembali dibuka sejak 31 Juli lalu, meski terbatas hanya untuk wisatawan lokal, perekonomian masyarakat perlahan kembali mulai menggeliat. Ini terlihat dari para pelaku UKM yang mulai membuka kembali usahanya, terutama yang bergerak di bidang kuliner, produk kecantikan dan herbal.
“Kami merasa lega karena kiriman mulai terus naik, baik inbound maupun outbound, terutama setelah ada program cashless pertengahan Agustus kemarin. Peningakatan shipmet outbound sekitar 5 persen dari bulan sebelumnya,” beber Alit.
BACA JUGA : Solusi Bisnis Online untuk UKM yang Bisa Dicoba Selama Pandemi